---Party?---
.
.
.Jaemin hanya berjalan dalam diam sambil sesekali menunduk saat Jeno membawanya ke sebuah gedung berlantai 40 yang merupakan salah satu gedung apartemen dengan fasilitas terbaik di kota Seoul.
Jangan lupakan juga harga per-unit yang sangat fantastis. Apalagi apartemen milik Jeno ini berada di lantai 37 sudah pasti merupakan apartemen dengan fasilitas terbaik disana.
Diluar semua itu, sebenarnya Jaemin ingin bertanya lebih jauh maksud Jeno yang mengajaknya untuk tinggal bersama pria itu dan bagaimana mungkin ayahnya bisa mengijinkan anak satu-satunya untuk tinggal dengan seorang pria dengan sangat mudah.
Hal ini patut dipertanyakan bukan?
Tadi Jeno hanya mengatakan kalau mereka akan tinggal disini sampai tugas Jeno menjaga Jaemin selesai dan alasan utama adalah apartemen pria itu juga lebih dekat dengan kampus Jaemin jadi karena itu Jeno meminta ijin pada Suho supaya mereka tinggal disana saja.
"Hmmm... Kau yakin kita langsung pindah kesini? Aku bahkan tidak membawa apapun selain tas dan pakaian yang kupakai sekarang" ucap Jaemin yang membuat Jeno berhenti sebentar diruang tengah apartemen mewah itu.
"Kau tidak perlu memikirkan hal itu. Lagipula kau tidak memerlukannya"
"Apa? Maksudmu kau menyuruhku telanjang?" ucap Jaemin asal yang membuat Jeno terkekeh pelan.
"Tidak begitu juga sih. Tapi kalau kau mau aku tidak akan larang. Aku juga tidak akan rugi" balas Jeno yang membuat pipi Jaemin terlihat bersemu merah mendengar godaan Jeno itu.
"Aku hanya bercanda. Semua keperluanmu sudah ada disini. Kau cek saja sendiri, itu kamarmu" ucap Jeno yang menunjuk sebuah kamar berpintu putih didepan pintu yang saat ini dibuka Jeno.
"Tu-tunggu... T-terima kasih untuk semuanya" ucap Jaemin yang entah mengapa merasa gugup membalas tatapan Jeno sekarang.
"Bukan hal besar" balas Jeno yang perlahan masuk kedalam ruangan yang tidak lain adalah kamarnya itu.
"Nana..."
"Ya?" jawab Jaemin repleks karena sedikit kaget saat mendengar Jeno yang untuk pertama kalinya memanggil Jaemin dengan namanya bahkan terdengar sangat akrab.
"Kau bisa memasak? Aku lapar belum sempat makan siang karena Taeyong hyung yang membuatku harus minum-minum disiang bolong" ucap Jeno yang terdengar seperti merengek membuat Jaemin tanpa sadar mengangguk pelan.
"Hmmm.... Baiklah, aku akan memanggilmu nanti kalau sudah selesai. Tapi kau mau kumasaki apa?"
"Apa saja... Aku tidak pilih-pilih soal makanan kalau sudah lapar" ucap Jeno yang tersenyum kelewat manis sebelum menutup pintu kamarnya sementara Jaemin mematung didepan pintu seraya memegang dadanya yang saat ini berdentum keras. Tubuhnya bahkan sudah bersandar pada pintu karena kakinya yang terasa lemas.
"Ada apa denganku? Nana? Kenapa terdengar sexy saat dia yang mengatakannya?" ucap Jaemin yang kemudian menggelengkan kepalanya cepat berusaha untuk mengusir bayangan Jeno yang tersenyum dipikirannya.
Sementara itu didalam kamarnya Jeno malah tersenyum miring seraya menatap layar ponselnya yang berdering.
"Bersiaplah untuk kalah hyung" ucap Jeno yang menampilkan senyum liciknya saat mengangkat telpon itu.
"Kau terlalu banyak bermimpi No... Bangunlah dari tidur karena sekarang masih terlalu siang" balas Mark diseberang sana yang terkekeh pelan.
"Kita lihat saja nanti. Tapi tunggu dulu kenapa kau menelpon? Aku tidak segabut dirimu sampai tidak punya kerjaan lain"
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRE ON FIRE -Psycho family {S1 END}
Fanfiction---BxB--- Mafia--- _Psycho family_ ( BOOK 1 & 2 ) Fire on fire would normally kill us. With this much desire, together, we're winners. They say that we're out of control and some say we're sinners. But don't let them ruin our beautiful rhythms. CHAN...