---Son---
.
.
."Shhiissh" suara desisan terdengar keluar dari bibir tipis sedingin kelompok mawar seorang pria mungil namun terlihat sangat rupawan yang saat ini tengah terikat dengan rantai besar dikedua sisi lengannya.
Secara perlahan kesadarannya kembali dan terlihat mengedarkan pandangannya kesekeliling dan kembali mendesis pelan saat merasakan kepalanya yang sedikit terasa berputar.
"Sial..." umpatnya pelan saat tersadar dengan apa saja yang baru terjadi padanya.
Yang Baekhyun ingat sebelum ini dia baru saja akan pulang dari rumah sakit tapi seseorang tiba-tiba menembakkan sebuah peluru bius hingga dia tidak sempat memberikan perlawanan.
Sungguh licik mereka. Awas saja nanti.
"Anda sudah sadar tuan Byun Baekhyun?"
"Lepaskan aku sialan. Lagipula kurasa kau tadi salah mengeja namaku" ucap Baekhyun seraya membalas tatapan orang yang berdiri di depannya dengan tatapan tajam.
"Bahkan dalam keadaan diambang kematian saja kau masih tetap arogan Byun Baekhyun"
"Kenapa kau melakukan ini? Apa salah satu dari tua bangka itu yang menyuruhmu? Berapa mereka membayarmu huh?" tanya Baekhyun yang terlihat memasang wajah tenang namun dinginnya.
Pria didepan Baekhyun terlihat terkekeh dan memilih duduk ditepi ranjang berhadapan dengan kursi tempat Baekhyun saat ini terantai.
"Kau tau kenapa aku memilih menahanmu di sebuah kamar hotel Byun Baekhyun?" tanya pria didepannya yang dibalas Baekhyun dengan kekehan pelan.
"Memangnya apa lagi yang bisa dipikirkan oleh pria otak selangkangan sepertimu?" sarkas Baekhyun yang saat ini diam-diam menekan mata cincin yang dipakainya.
Cincin kecil itu terlihat berkedip sesaat dan perlahan meredup hingga tidak mungkin terlihat setelahnya Baekhyun terlihat tersenyum tipis berusaha untuk mengulur waktu hingga bantuan datang.
Sementara Mark dan Jeno yang saat ini sedang sibuk mengikuti perkuliahan terlihat kaget melihat kedipan merah di gelang yang mereka pakai.
Tanpa membuang waktu keduanya langsung berlari dari kelas masing-masing seraya memeriksa ponsel mereka dan terlihat panik menatap layar yang menampilkan tulisan 'urgent'
Penyadap yang terpasang pada Baekhyun juga semakin membuat keduanya terlihat bergerak cepat dan berlari keluar menuju parkiran.
"Kita harus bagaimana? Dari kode yang dikirim Papa tempat itu dijaga ketat hyung" tanya Jeno yang membuat Mark terlihat berpikir keras.
"Kita minta bantuan Jae hyung. Kita tidak punya pilihan lain" ucap Mark yang kali ini membuat langkah keduanya semakin cepat mencari si sulung.
Brak~~
"Maaf mengganggu waktunya semua tapi kami mencari Park Jaehyun" ucap Mark yang membuat semua orang terlihat mendengus dan memasang wajah tak peduli.
"Untuk apa bocah-bocah seperti kalian mencari Park Jaehyun huh! Sekarang bukan waktu yang tepat bertemu idola mu" kesal salah seorang dari mereka yang membuat Jeno mengeram kesal.
"Katakan dia dimana sialan! Jangan memancing kesabaranku dan malah membuatku menghajarmu!" kesal Jeno yang membuat orang itu berdecak kesal.
"Heh bocah. Aku ini teman baik Jaehyun tidak pantas kau berlaku kurang ajar padaku!" bentak pria itu lagi.
"Aku akan memastikan Park Jaehyun menjauhimu setelah ini. Ingat itu sunbae" ucap Mark yang memberi tanda pada Jeno untuk keluar.
"Mark? Jeno? Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Jaehyun yang baru saja kembali dari toilet. Pria itu terlihat mengerutkan keningnya heran saat melihat kedua adiknya itu sekarang. Apalagi ditambah dengan suasana tidak bersahabat didalam kelasnya saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRE ON FIRE -Psycho family {S1 END}
Fanfiction---BxB--- Mafia--- _Psycho family_ ( BOOK 1 & 2 ) Fire on fire would normally kill us. With this much desire, together, we're winners. They say that we're out of control and some say we're sinners. But don't let them ruin our beautiful rhythms. CHAN...