Modus

4.2K 663 125
                                    

Jangan lupa dukungannya, Yorobun 💚
Biar aku makin semangat 💚

Jangan lupa dukungannya, Yorobun 💚Biar aku makin semangat 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nakamoto Yuta menuggu di pintu kedatangan bandara dengan perasaan gelisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nakamoto Yuta menuggu di pintu kedatangan bandara dengan perasaan gelisah. Sesekali ia mengecek ponselnya memastikan pesan yang ia kirim sudah dibaca. Yuta mengeratkan pegangan pada kopernya sambil mengangkat leher untuk melihat apakah orang yang sejak tadi ia tunggu sudah datang atau belum. Tapi rupanya belum. Bahkan Yuta tidak melihat tanda-tanda kedatangannya.

Kemarin Yuta sudah memberi tahu Marsha kalau ia akan tiba di Indonesia sore hari. Marsha juga mengatakan kalau dia akan menjemput Yuta di bandara. Tapi sampai saat ini, Marsha belum datang dan itu membuat Yuta gelisah. Memang tidak ada perjanjian yang mereka buat soal jemput menjemput. Tapi Yuta takut kalau tidak datangnya Marsha ke bandara menandakan bahwa dia tidak diberi kesempatan.

Oh, baiklah. Pikiran Yuta terlalu kekanakan. Padahal dia dan Marsha sudah damai, dan seharusnya tidak perlu berpikir seperti itu pada istrinya sendiri. Tapi Yuta memang khawatir karena takut dikerjai oleh Marsha. Dibuat menunggu lama di bandara, padahal kenyataannya Marsha tidak menjemputnya.

Yuta tidak datang sendirian ke Jepang. Ada Haris yang pastinya selalu menemani. Tapi Haris sudah lebih dulu pergi atas izin Yuta. Sekarang malah Yuta yang harus menunggu Marsha.

"Matcha, kamu di mana, sih?"

Yuta semakin gelisah karena pesannya belum dibaca, dan panggilannya juga tidak dijawab. Yuta takut terjadi apa-apa di jalan dan Marsha jadi punya kendala ketika akan menjemputnya.

Tapi beruntungnya kekhawatiran Yuta hanya sementara, karena dari kejauhan, dia melihat Marsha yang berjalan tergesa-gesa dan bahkan berlari kecil sampai menabrak beberapa orang yang lewat di depannya. Yuta berinisiatif untuk berjalan mendekat sebelum Marsha membuat kekacauan. Maksudnya, sebelum Marsha nanti disalahkan karena tidak hati-hati.

Walaupun langkahnya memang tergesa, tapi Yuta senang bisa melihat Marsha yang sejak tadi sudah dia tunggu. Yuta tersenyum di balik masker yang ia kenakan saking senangnya melihat Marsha datang. Tapi ketika mereka sudah berhadapan, senyum itu Yuta tahan dan kini ia memasang raut wajah super datar di balik maskernya.

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang