Return

Duo Manja

Aku bakal kasih tahu dari awal karena aku yakin gak semua suka baca a/n di akhir. Sebenernya udah dijelasin singkat dari chapter pertama sama wall juga, tapi biar aku kasih tahu lagi.

Return unpub gak ada alasan yang besar, kok. Semuanya karena aku ingin menghidupkan cerita ini lagi ke permukaan karena kangen, tapi gak bisa up lagi karena tamat. Makanya aku unpub, lalu repub satu per satu (diusahakan tiap hari), seakan-akan jadi cerita on going lagi.

Gak ada perubahan cerita, semuanya tetap sama seperti awal cerita ini dibangun.

Itu terserah kalian mau baca lagi, mau biarin aja, mau gimana, hak kalian kok. Tapi intinya, Return balik lagi dan Insya Allah nambah chapter tambahan kalau jadi.

Oke, sekian dari aku. Semoga paham alasannya. Selamat membaca lagi bagi yang berkenan ^^

(Wahai istrinya Yuta. Tolong kondisikan suaminya, ya)

"Mami, Tama boleh minta peluk?"

Pertanyaan Tama berhasil mengundang perhatian Marsha. Dia baru saja selesai memasak dan akan mencuci tangannya saat Tama tiba-tiba muncul.

"Tapi tangan Mami habis megang cabe, Sayang," kata Marsha sambil menunjukkan kedua telapak tangannya.

"Enggak apa-apa, Mi. Daripada megang cabe-cabean."

Marsha langsung bergidik ngeri mendengarnya. Semakin lama, ucapan Tama semakin tidak benar saja.

"Siapa yang ngajarin Tama ngomong gitu?"

"Papi," jawab Tama dengan polosnya.

Sudah Marsha duga. Yuta ini memang suka mengajarkan ajaran sesat. Memberi tahu hal-hal buruk pada Tama di usianya yang masih kecil.

"Nanti kalau Papi ngajarin yang aneh-aneh, jangan ditiru."

"Tapi Papi semuanya aneh sih."

Marsha tertawa mendengarnya. Memang benar sih. Yuta itu memang suka memberi tahu hal yang tidak-tidak dan aneh pada Tama. Mengajarkan hal tidak baik. Tapi kata Yuta, dia sengaja supaya Tama tidak terlalu terkejut setelah lebih dewasa nanti.

Ck.

Apa coba maksud Yuta itu.

"Nanti kalau menurut Tama apa yang dibilang Papi itu nggak bener, jangan ditiru. Ok? Tiru yang baik-baiknya aja."