Hari Biasa

2.9K 487 125
                                    

⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️




"Pi, kalau misalnya punya kehidupan lagi di masa depan, kayak reinkarnasi gitu, mau kehidupan yang kayak gimana?"

Yuta yang sedang menyetir seketika bingung ketika mendengar pertanyaan dari Yuma. Pertanyaan yang jawabannya terasa tidak mungkin terjadi. Tetapi karena Yuma yang bertanya, Yuta tidak mungkin diam saja tanpa menjawab. Yuta berpikir sejenak perihal impiannya jika dia memang memiliki kehidupan lagi di masa depan. Namun, karena Yuta sudah berpikir itu tidak mungkin, dia jadi tidak memikirkannya.

"Papi nggak kepikiran. Emang kenapa, Nak?"

"Cuma nanya, Pi. Habisnya Yuma tuh kadang suka kepikiran gitu lho. Kira-kira di masa depan, ada nggak sih reinkarnasi kita? Kalau emang ada, kira-kira reinkarnasi kita itu kayak gimana? Apa sama kayak kehidupan kita sekarang? Entah itu orangtuanya, nasibnya, takdirnya, perasaannya."

"Kok bisa kepikiran gitu?"

"Soalnya Yuma berharap, kalau misalnya punya kesempatan buat reinkarnasi, maunya punya orangtua yang sama kayak sekarang. Kalaupun beda, Yuma mau bisa sebaik Mami sama Papi. Yuma juga mau reinkarnasi Yuma nanti nggak ngalamin apa yang pernah terjadi. Gitulah, Pi."

Ah, begitu rupanya. Yuta pikir Yuma memiliki tugas untuk berimajinasi tingkat tinggi seperti itu. Ternyata Yuma hanya bermain dengan imajinasinya sendiri dan itu di luar tugas sekolahnya. Baguslah. Yuta jadi tidak berpikir aneh-aneh pada sekolah tempat Yuma belajar karena malah memberi tugas yang menurutnya malah aneh untuk diberikan.

"Semoga reinkarnasinya Yuma bisa seberuntung sekarang, atau bahkan lebih."

Yuma tersenyum mendengarnya. Dia pun mengharapkan hal yang sama pada reinkarnasinya di masa depan nanti. Yuma masih ingat betul jika beberapa tahun yang lalu pernah mengalami hal yang buruk. Maka Yuma berharap, jika reinkarnasi itu benar-benar terjadi, dia tidak ingin reinkarnasinya bernasib buruk sepertinya. Yuma harap, reinkarnasinya bisa memiliki kehidupan yang lebih beruntung lagi dibandingkan dia.

Ya, semoga saja itu terjadi.

"Kalau nggak ada kegiatan langsung pulang, ya." Yuta mengingatkan Yuma sebelum turun dari mobilnya.

"Iya, Pi."

"Jangan jajan sembarangan. Makan bekel dari Mami aja."

"Iya."

"Belajar yang bener. Jangan dulu cari pacar."

"Iya, Papi yang bawel. Yuma pasti belajar dulu, baru cari pacar kalau emang ada yang mau."

Yuta hanya tertawa mendengarnya, lalu Yuma turun setelah berpamitan. Selepas Yuma masuk ke dalam gedung sekolahnya, Yuta pun akhirnya pergi untuk kerja. Hari ini dia memiliki rencana untuk pergi ke pabrik dan memeriksa keadaan di sana. Yuta tidak akan bisa lepas tangan, meski Haris sudah lebih banyak mengurus pabrik dibandingkan dia.

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang