Sedikit Terguncang

7K 1K 112
                                        

Jangan lupa dukungannya, Yorobun 💚
Biar aku makin semangat 💚

Mana nih yang katanya mau kisah Yuta sama Matcha berlanjut?
Maksudnya berlanjut ribut :v

Siapa tahu kangen mereka berdua baku hantam /g 😂

Kemarin di Dear Us sempet bilang kalau ributnya 10 minggu
Jadi ya silakan nikmati sepuluh minggu dengan keributan Yuta dan Matcha 😎

Kemarin di Dear Us sempet bilang kalau ributnya 10 mingguJadi ya silakan nikmati sepuluh minggu dengan keributan Yuta dan Matcha 😎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nakamoto Yuta belakangan ini sibuk sekali. Pekerjaan Yuta hampir menyita seluruh waktunya. Dan saat sibuk, dia jadi sensitif.

Yuta tidak pernah mengabaikan keluarganya, apalagi Tama dan Yuma yang butuh sekali perhatian. Yuta tetap pulang tepat waktu, tapi di rumah dia akan melanjutkan pekerjaannya. Alhasil ia harus berusaha membuat Tama dan Yuma untuk mengerti keadaannya yang tidak bisa diganggu.

"Pi, bantuin Tama."

"Papi sibuk, Tama," jawab Yuta dengan mata yang fokus pada layar laptop.

"Pi, tolonglah. Bantuin Tama ngerjain tugas."

"Minta tolong ke Mami. Papi masih ada kerja."

"Pi..."

Panggilan ketiga itu langsung membuat Yuta menoleh pada Tama, dan berhasil membuat kalimat anak lelaki itu berhenti. Tatapan Yuta tidak begitu menyenangkan. Penuh ketegasan di sana, dan menjawab penuh bahwa dirinya tidak bisa membantu.

"Minta tolong sama Mami, Tama."

Nada bicara Yuta tidak tinggi. Tapi dingin, dan itu membuat Tama sedikit takut. Akhirnya tanpa menunggu untuk diperintah lagi, Tama langsung keluar dari ruang kerja Yuta. Menghampiri Marsha yang baru saja selesai mencuci piring.

"Mami, itu Papi nggak mau bantuin Tama ngerjain tugas," lapor Tama sambil menunjuk ke arah ruang kerja Yuta.

Marsha mengeringkan tangannya, lalu berlutut menghadap Tama. "Kan Mami udah bilang jangan ganggu Papi. Sekarang Papi lagi sibuk, Sayang. Sekarang kan udah malam juga. Mendingan Tama tidur, ya?"

Tama menggeleng. "Ini kan harus dikumpulin, Mi."

"Tapi dikumpulinnya hari senin, kan? Masih ada dua hari lagi, Sayang. Besok aja, ya?"

"Maunya sekarang, Mi. Biar besok Tama bisa bebas main."

Marsha menghembuskan napas pasrah. Tidak bisa lagi membujuk Tama untuk tidak mengerjakan tugasnya nanti.

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang