"Hai, Yuma."
Yuma sedikit terkejut ketika mendengar namanya yang dipanggil oleh seorang siswa dari kelas sebelah. Yuma yang sedang menunggu temannya di depan ruang guru, menoleh dan menatap lelaki yang berdiri di sampingnya dengan bingung. Yuma tidak mengenalnya, tetapi pernah beberapa kali melihatnya. Yuma masih belum memberi reaksi karena dia sendiri bingung harus memberikan reaksi seperti apa. Ditambah lagi, Yuma juga bingung kenapa lelaki di sampingnya bisa tahu namanya.
"Aku nggak niat nakutin kamu kok, ya. Cuma nyapa."
"Emang aku kelihatan takut, ya?"
"Nggak, sih. Tapi kali aja kamu takut gara-gara tadi kaget pas aku manggil."
Yuma menggeleng. "Aku nggak takut. Cuma bingung aja kenapa kamu tahu nama aku."
"Oh." Lelaki di samping Yuma itu tertawa menyadari kesalahan kecilnya karena tak menjelaskan apa-apa. "Dari seragam kamu. Kan ada namanya."
Yuma menatap seragamnya dan baru ingat kalau tertulis namanya dengan jelas di seragamnya. Pantas saja namanya diketahui. Yuma kembali menatap lelaki yang masih berdiri di sampingnya, lalu netranya memindai seragam lelaki itu untuk mengetahui namanya.
"Seragam kamu nggak ada namanya."
"Yang satu lagi dicuci. Ini emang nggak ada namanya."
Yuma hanya manggut-manggut, lalu mengalihkan pandangannya agar tak melihat lelaki itu lagi. Tidak penting juga untuk mengenalnya. Ditambah lagi, Yuma tidak nyaman ketika lelaki itu makin mendekat ke arahnya. Yuma benar-benar ingin segera pergi, tetapi temannya yang sedang diberi teguran oleh wali kelas itu belum kunjung kembali. Yuma juga belum tentu bisa pergi, karena sebelumnya sudah berjanji untuk menunggu sampai selesai.
"Kamu nungguin siapa, Yuma?"
Lelaki itu belum kunjung pergi, dan sekarang malah sok dekat hingga mengajak Yuma mengobrol. Yuma masih belum meliriknya lagi dan hanya bisa berdoa agar temannya bisa segera kembali dari ruang guru.
"Temen," jawab Yuma singkat.
"Jangan-jangan yang temennya tadi ribut sama temen aku. Temennya habis ribut sama anak cowok kelas sebelah, 'kan?"
Well, tebakan lelaki itu sangat benar. Teman Yuma yang bernama Rianti, memang sebelumnya ribut dengan anak kelas sebelah. Sebenarnya dibandingkan disebut keributan besar, Rianti dan anak kelas sebelah itu hanya adu mulut dengan suara yang kencang di dekat ruang guru, hingga didengar oleh wali kelas Yuma. Akibat adu mulut tersebut, Rianti pun harus berhadapan dengan wali kelas bersama lelaki yang cekcok dengannya. Yuma tidak melihatnya langsung karena saat keributan terjadi, dia sedang berada di kelas. Itulah kenapa Yuma pun tak tahu siapa yang cekcok dengan Rianti.
"Kok nggak dijawab, sih?"
"Iya." Yuma menjawab singkat agar lelaki itu tak bertanya lagi.
"Singkat banget. Nggak nyaman ya ada aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Return
FanfictionHanya kisah sederhana tentang Yuta dan Marsha (Matcha). Dengan keluarga kecilnya yang...... Aneh! Start: 29 Agustus 2019 End: 24 Mei 2020 Repost: Start: 18 Juli 2020