Hanya kisah sederhana tentang Yuta dan Marsha (Matcha). Dengan keluarga kecilnya yang......
Aneh!
Start: 29 Agustus 2019
End: 24 Mei 2020
Repost:
Start: 18 Juli 2020
Jangan lupa dukungannya, Yorobun 💚 Biar aku makin semangat 💚
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak ^^
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hampir pukul setengah enam pagi. Yuta sudah bangun di hari minggu dan tidak ada tanda-tanda hujan akan datang. Mengingat ini musim hujan, biasanya pagi-pagi hujan sudah membasahi bumi dan menghambat aktivitas yang ada. Tetapi kali ini sangat cerah. Secerah hati Nakamoto Yuta mengingat dia dan Marsha hanya berdua di rumah.
Dua hari yang lalu, orangtua Yuta datang ke Indonesia dan tinggal di rumahnya. Lalu kemarin, orangtua Yuta membawa Tama dan Yuma untuk pergi liburan selama dua hari. Yuta tanpa ragu langsung memberikan izin penuh. Bahkan Yuta sampai mencarikan tempat paling nyaman ketika menginap untuk kedua orangtuanya, serta Tama dan Yuma.
Yuta melakukan itu agar mereka berempat bisa betah dan kalau bisa, mereka berempat kembali lebih lama dari rencana. Tentu saja tujuannya juga supaya Yuta bisa berduaan dengan Marsha lebih lama lagi. Yuta memang pandai modus dan memanfaatkan situasi dengan sangat baik.
Yuta sudah mencuci wajah dan menyikat giginya. Marsha masih tidur dengan nyenyak karena ini hari minggu tanpa anak-anak. Jadi sejak semalam, yang Marsha rencanakan memang tidur dan bangun siang.
Yuta ikut berbaring dan membangunkan Marsha. "Matcha, bangun," bisiknya sambil mengelus pipi Marsha.
Tidak ada reaksi apa-apa. Yuta tidak terkejut karena Marsha memang begini kalau sudah tidur dan tidak dibangunkan oleh alarm.
"Matcha, bangun. Olahraga, yuk."
Belum ada reaksi. Yuta jadi gemas sendiri karena tidak ada tanda-tanda Marsha akan bangun dari tidurnya. Yuta mengambil kesempatan untuk mencium pipi Marsha beberapa kali, sambil memintanya untuk bangun. Ada sedikit pergerakan dari Marsha yang merasa risi ketika pipinya terus dicium. Namun, itu hanya sementara. Berikutnya Marsha kembali tidur tanpa merasa terganggu sama sekali.
"Ihh, bangun. Temenin aku olahraga."
"Hmm?" Marsha bergumam pelan. Dia mulai mendengar suara Yuta.
"Bangun, Matcha. Kita lari pagi."
"Males," jawab Marsha dengan sangat pelan. Bahkan Yuta butuh beberapa detik untuk bisa paham apa yang dikatakan Marsha.
"Jangan males. Kamu tuh nggak pernah olahraga, lho. Mumpung nggak ada anak-anak, jadi olahraga bareng."
Marsha malah menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Menolak untuk mendengarkan Yuta yang terus mengajaknya untuk olahraga. Marsha tidak pernah mood kalau sudah soal olahraga. Yuta semakin gemas. Yuta ikut masuk ke dalam selimut dan memeluk Marsha.
"Yaudah, kita olahraga ranjang aja."
Marsha buru-buru bangkit dan turun dari kasur untuk menghindari Yuta. Mata Marsha setengah tertutup ketika ia berjalan ke meja rias dan mencari ikat rambutnya. Yuta tertawa puas karena berhasil menggoda Marsha dan membuatnya bangun. Yuta segera menghampiri Marsha dan membantunya menguncir rambut seadanya.