Dia dipersilahkan masuk oleh Aimi, ke ruangan yang lumayan besar dan mewah sekali. Dari awal dia masuk ke gedung perkantoran ini, senyumnya sudah lebar sekali. Senyum heran dan miris antara percaya-tidak percaya. Ini bukan kali pertama dia masuk ke gedung perkantoran, dia pernah bekerja di gedung kantor yang lain, tapi sebagai tenaga bersih-bersih. Bukan staff atau karyawan. Bahkan posisi resepsionis saja sudah terlalu tinggi di awang-awang. Dia hanya punya ijazah SMA, jadi dia tahu diri.
Awalnya laki-laki itu berdiri. Memperlihatkan sosoknya yang sempurna. Dia pernah melihat sosok itu, sosok seperti setengah Dewa. Penampakannya seperti patung-patung Yunani yang dibacanya dari salah satu buku. Sosok yang terasa asing. Karena Dewa itu tinggal di langit kan? Sementara siapa dia? Dia bahkan bukan Cinderella, dia hanya tikusnya saja.
"Ini kakak saya Rafi. Kamu ngobrol sebentar sama dia ya. Saya tunggu dibawah." Aimi tersenyum padanya dan dia hanya mengangguk kecil. Tidak tersenyum, tapi juga tidak berani menekuk mukanya. Hanya kaget, heran.
"Nama kamu?"
Sosok berjas itu sudah duduk di belakang meja. Kenapa bisa pakaiannya dan rambutnya licin begitu, penampilannya tidak bercela. Dara menggelengkan kepalanya diam-diam.
"Daranindra. Dara Pak." Dia duduk dihadapan laki-laki itu yang wajahnya... 'Ya Tuhan, kayaknya waktu bagi-bagi muka dia dapet paling banyak porsinya. Kalau Tina tahu ada cowok model begini hidup beneran. Udah dilemparin kancutnya dia nih alias disantet.' Tiba-tiba dia tersenyum geli.
"Kenapa senyum-senyum?"
"Maaf Pak."
"Umur?"
"23."
Dahi Rafi mengernyit karena merasa gadis ini berumur lebih muda daripada yang barusan dia akui. Mungkin karena pakaian dan wajah polosnya.
"Bisa komputer?"
"Bisa."
"Seberapa bisa?"
"Tergantung permintaan Bapak."
"Kalau saya minta kamu bikin kopi pake komputer bisa?"
Kali ini gantian Dara yang mengernyit heran. 'Sayang, ganteng-ganteng bloon. Masa orang disuruh bikin kopi pakai komputer.'
"Email, Ms Words, Excel, presentation, scheduler?" Laki-laki itu bicara dengan tidak sabar. Tubuh tingginya sudah berdiri dan bersandar di meja.
"Bisa Pak."
"Yakin?"
"Mau ditest Pak?"
"Kamu nantangin saya?"
"Loh nggak Pak. Saya hanya tanya."
Laki-laki itu menghela nafasnya. Gadis dihadapannya ini muda sekali dan tidak memiliki pengalaman yang layak. Jangankan pengalaman, CV saja dia tidak bawa. Tapi dia benar-benar membutuhkan seseorang untuk membantu mengurus jadwalnya sekarang juga.
"Pernah kerja?"
"Pernah. Paling bagus jadi kasir di minimarket, paling sering jadi SPG makanan di Jakarta Fair setiap tahun, yang lainnya hanya pekerjaan kecil."
"Kenapa berhenti kerja?"
"Ada keperluan keluarga Pak. Jadi harus berhenti." Tangannya diam-diam mengepal keras mengingat saat ayahnya pergi meninggalkannya sebatang kara karena sakit yang dideritanya.
Pintu ruangan diketuk. Nathalia masuk dengan anggunnya, ini membuat Dara sedikit mengkerut karena sadar benar dia tidak berasal dari dunia dongeng ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling for You - TERBIT
RomantizmApa susahnya mencari pengganti? Apalagi ini hanya sekertaris pengganti. Bukan istri atau pacar pengganti kan? Lalu kenapa dia bisa berakhir disini? Bersama gadis konyol yang selalu mengganggunya setiap hari. Bukan hanya tatapan polos atau senyum jen...