Part 12 - Makan Malam

7K 702 9
                                    

Rafi keluar ruangannya untuk makan siang bersama Hilman dan Nathalia. Lalu dia melihat Dara sedang menggunakan headset yang tersambung dengan ponselnya. Gadis itu berbicara sendiri dalam bahasa inggris yang terbata-bata.

"Ra, ngapain kamu?" Rafi bertanya.

"Belajar Pak. Belajar Bahasa Inggris." Dara berdiri dari bangkunya.

Hilman tersenyum geli. "Ikutan kita aja yuk Ra makan siang."

"Oh, saya bawa bekal Mas Hilman, tapi terimakasih lho."

"Kok saya ditolak Ra?"

Dara tersenyum. "Maaf Mas, saya nggak merasa nolak kok, mungkin waktunya saja belum pas."

Hilman tertawa lagi. Entah kenapa sekertaris baru Rafi ini menarik perhatiannya. "Nanti kalau waktunya pas bilang ya Ra."

"Udah yuk, Nat sudah tunggu." Rafi berujar kesal sambil berlalu.

***

Di restoran. Setelah diskusi pekerjaan selesai sambil makan siang, Hilman mulai berbicara santai.

"Raf, Dara itu unik lho. Dia itu beda bukan tipe sekertaris pada umumnya."

Nat tersenyum mengerti. Sementara Rafi bosan mendengar puji-pujian Hilman untuk Dara.

"Ya karena emang dia bukan sekertaris beneran. Dia cuma pengganti Man, ingat nggak?" Ujar Rafi.

"Dia anaknya lucu, cuek, konyol kadang-kadang. Terus matanya bagus banget warnanya." Hilman tidak memperdulikan Rafi.

"Kok tahu detail gitu?" Nat bertanya penasaran.

"Gue kan pernah beberapa kali makan di lounge kantor sama dia. Dara selalu bawa bekal sih, jadi gue beli makan dulu dibawah. Terus ternyata waktu diajak ngobrol dia nyambung lho dan nggak ngebosenin. Dia nggak tulalit lah, sekalipun memang terkadang jawabannya terlalu jujur. Tapi justru itu uniknya."

"Nadya mau dikemanain?" Rafi mengingatkan.

Hilman tertawa. "Beneran kalau gue belum pacaran sama Nadya, mungkin...hanya mungkin gue bakalan tertarik sama Dara. Mukanya memang nggak wow, kayak Nadya atau kayak Nathalia..." Hilman melirik Nat yang menggeleng tidak percaya. "Tapi Dara itu wajahnya nggak ngebosenin. Kalau dilihat terus, makin menarik. Alisnya rapih lagi dan masih asli, make up jarang pakai. Dan matanya..." Hilman menghela nafasnya tidak melanjutkan kalimatnya sendiri.

Rafi diam saja sambil memainkan ponselnya. Sementara Nathalia mengamini apa yang Hilman bilang.

"Dara sekertaris favorit gue sih. Dia doang yang bisa bikin Rafi si muka kaku bisa kesal atau ketawa." Nathalia tertawa disusul oleh Hilman.

"Heh, gue masih bos kalian ya. Jangan lupa."

"Ya ampun, gitu aja ngambek."

***

"Dara, nanti malam bisa temani saya?" Rafi berdiri sambil tubuhnya bersender ke meja kerja di belakangnya. Dara sudah ada dihadapannya.

Dara mengernyit bingung. "Maksudnya?"

"Ini tugas biasa. Saya harus ketemu dengan Wijaya dan saya nggak mau sendiri. Biasanya Martha yang temani saya. Jadi ini makan malam biasa."

"Tugas saya disana apa Pak? Maksudnya apakah hanya duduk makan dengan Bapak? Atau saya harus bawa laptop? Atau apa?"

"Duduk makan dengan saya."

Dara makin bingung. "Kenapa saya?"

"Ya karena kamu sekertaris saya. Gitu aja kok bingung."

Falling for You - TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang