Part 31 - Beruntung

6.9K 669 9
                                    

Di kantor security. Dara sudah selesai memberi keterangan. Sebenarnya dia tidak tega juga dengan Daniel. Tapi jika dibiarkan, entah siapa lagi yang akan jadi korban.

Daniel sendiri masih menyebutkan nama orang tuanya dan meyakinkan kedua security itu bahwa sebentar lagi mereka akan dipecat. Anak kaya, manja dan seenaknya sendiri. Klise.

"Mba, diminta pergi ke kantor mall diatas Mba. Atasan kami ingin minta maaf."

"Oh nggak perlu Pak. Saya baik-baik aja."

"Maaf Mba, tapi peraturannya begitu. Saya juga harus minta tanda tangan berkas kejadian barusan, jadi mari saya antar."

Dara mengela nafasnya. "Baik."

Kantor yang dimaksud adalah area berukuran sedang dengan bilik-bilik dan satu ruangan dengan pintu. Area itu tersembunyi dibagian atas mall. Dara hanya mengikuti si Pak Security yang sudah membukakan pintu ruangan itu.

Dara melangkah kedalam ruangan kemudian pintu tertutup dibelakangnya. Matanya membelalak terkejut. Ya Tuhan, apa dosanya sehingga bisa keluar dari mulut buaya dan masuk ke mulut singa begini?

"Sore Ra."

Tubuh Dara mundur satu langkah kebelakang. Tangannya sudah menggenggam tali ransel kuat. Dia takut namun tetap menjawab lirih. "Sore Pak."

"Duduk Ra." Laki-laki itu kemudian duduk di salah satu kursi sambil masih menatapnya. Matanya sedih, itu tebakan Dara.

"Terimakasih, saya berdiri saja."

"Saya tidak suka orang yang tidak sopan."

"Oh ya? Saya juga. Apalagi pemaksa."

Rafi tersenyum miris, jadi Dara masih mengingat kejadian terakhir itu.

"Kamu nggak apa-apa?" Ini basa-basi, karena sesungguhnya Rafi sudah tahu gerak-gerik Dara dan sudah memastikan tidak ada yang berbahaya yang akan terjadi dengan gadis itu.

"Saya baik-baik aja..." Dara melihat jam ditangannya. "...sampai beberapa menit yang lalu."

Rafi menghela nafasnya perlahan, dia mengerti maksud Dara menyindirnya. "Saya minta maaf karena ini terjadi di tempat saya."

'Yah, mall ini juga punya dia ternyata. Apa sih yang dia nggak punya? Menyebalkan.' Pikir Dara.

"Saya akan pastikan manusia seperti itu dapat ganjarannya." Emosinya pada mahluk bajingan itu bisa dia tutupi dengan baik dihadapan Dara. Dia bisa bereskan nanti. Lalu dia melanjutkan. "Saya mau bicara baik-baik sekarang. Apa bisa?"

"Nggak perlu Pak. Saya sudah maafkan. Selamat sore." Dara membalik tubuhnya ingin keluar dari ruangan.

"Ini soal kejadian yang lalu." Rafi diam sejenak menunggu Dara berhenti melangkah. Namun ketika dia tahu Dara masih tetap berjalan menjauh dia berujar lagi. "Dara, saya minta maaf. Saya benar-benar minta maaf."

Dara berhenti, namun dia tetap berdiri membelakangi Rafi. "Saya bilang saya sudah maafkan."

"Untuk semuanya. Sikap saya dulu, sikap saya terakhir kita bertemu. Maafin saya." Rafi sudah berdiri, masih ditempatnya. Berusaha melawan keinginan keras untuk melangkah ke arah Dara.

"Iya, saya maafkan. Selamat sore Pak."

"Dara, tunggu dulu."

Sebelum beranjak Dara berujar lagi. "Apa boleh Bapak tolong saya satu hal?"

Rafi terkejut juga. "Apa?"

Wajahnya menoleh ke Rafi. "Saya sudah maafkan Bapak. Tolong, jangan temui saya lagi. Terimakasih."

Falling for You - TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang