Prolog

20.1K 732 8
                                    

Malam itu hujan, deras sekali. Gadis itu berlari sambil membawa sebungkus nasi goreng yang baru saja dibelinya dari warung depan kompleks. Bajunya sudah basah. Nafasnya yang menderu lega karena melihat mobil majikannya yang sudah terparkir rapi di garasi. Tuan dan Nyonya sudah pulang. Paling tidak, dia tidak sendirian.

Dia masuk melalui pintu samping langsung menuju dapur. Ingin mengambil piring dan membuatkan dirinya sendiri segelas teh hangat. Sudah dua bulan dia bekerja pada pasangan suami istri muda ini. Mereka baik, tetapi karena kesibukan bahkan dia sendiri jarang sekali bertemu dengan Tuan dan Nyonya nya itu.

Tangannya sudah menyalakan tombol lampu lalu segera terkejut ketika menemukan Tuan sedang duduk di kursi meja mini bar tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Kamu habis darimana?"

"Dari depan Pak. Beli nasi goreng."

"Nggak ada masakan?"

"Maaf, saya pikir Bapak dan Ibu baru pulang besok. Jadi saya nggak masak. Bapak dan Ibu mau saya belikan apa? Saya akan kedepan lagi." Tangannya sibuk mencari piring dan gelas untuk membuat teh.

"Nggak usah. Saya nggak nafsu makan." Suara itu tiba-tiba dekat sekali ditengkuknya.

Tubuhnya mendadak tegang. Tangannya menggenggam piring erat sekali.

"Kamu, basah." Tangan majikannya sudah berada di bahunya. Menyentuhnya perlahan.

'Ya Tuhan.' Dia mulai merapal doa dalam hati.

"Pak...jangan." Suaranya sudah bergetar saat merasakan bibir majikannya sudah mendarat di leher belakangnya.

"Ibu nggak ada dan saya..." Laki-laki itu melanjutkan ciumannya pada daerah seputar leher, lalu belakang telinga. Tangannya sudah mendekap gadis itu kuat-kuat. "...saya nafsu yang lain."

Dia meronta, sekuat tenaga. Segala daya upaya dia kerahkan. Hidupnya memang tidak pernah beruntung, tapi ini jenis kesialan yang bahkan lebih buruk daripada tidak makan dua hari. Jadi dia melawan.

Laki-laki itu lebih tinggi darinya, juga lebih kuat. Dia berusaha menahan tubuh gadis muda yang bekerja padanya itu dan sudah dia perhatikan sebulan ini. Gadis sederhana dengan mata yang memukau, dan sekarang gadis ini basah. Istrinya, tidak akan pulang sampai besok, jadi dia akan melakukan apa yang sudah dia bayangkan akan lakukan beberapa minggu ini. Lalu dia akan mendepak gadis ini pergi dan mengancamnya jika perlu. Itu mudah, karena dia seorang pengacara dengan penghasilan tinggi.

Piring itu jatuh dan pecah karena gadis itu terus meronta. Kakinya sudah tertusuk pecahan beling. Sakitnya menjalar cepat. Refleks tangannya melepaskan gadis itu dan dia berlari pergi. Menghambur keluar rumah menembus hujan dan gelap malam. Gadis itu, tidak pernah kembali.

***

Hai-hai. Ini ceritanya El-Rafi ya. Sekarang sedang proses edit dan akan di publish part-part lainnya setelah Brayuda diselesaikan. Pengambilan waktunya adalah saat Brayuda sedang berduaan di pulau sama Reyna. Ternyata Rafi juga sedang menghadapi prahara-nya sendiri. 

Nama tokoh wanita disini pernah disebut di The Stolen Kisses part 30. Coba balik deh, cek namanya siapa. Hehehehe.

So enjoy! Vote and comment are really welcome.

Falling for You - TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang