Part 36 - Tidak ingin berlari lagi

6.9K 661 14
                                        

"Ikut saya kalau begitu." Rafi sudah berdiri lalu berjalan didepan Dara.

Dara mengikuti laki-laki itu, dengan semua keberanian yang dia punya. Ya, dia sudah tidak mau berlari lagi. Sudah cukup, dia ingin hadapi saja Rafi setelah itu dia bisa kembali pada kehidupannya lagi.

"Kamu punya ponsel kan?"

"Punya, kenapa?"

"Pegang erat-erat. Kalau kamu tidak percaya dengan saya, atau kamu berfikir saya ingin berbuat jahat lagi. Telpon Satria. Kamu punya nomornya kan?" Rafi terus berjalan ke lift khusus untuk sampai ke kediamannya di lantai paling atas hotel ini.

"Bapak kenal Satria darimana?"

"Saya tahu semuanya Dara, semuanya. Kecuali soal kamu."

Dara bergidik ngeri. Dia baru sadar bahwa mungkin berbicara dengan Rafi adalah langkah yang salah. Tapi apa mungkin sekarang dia bisa melarikan diri? Apa dia bisa melarikan diri? Atau....apa dia mau melarikan diri?

"Ini, kita mau kemana?" Mereka sudah berada di dalam lift dengan hanya satu tombol saja.

"Kediaman saya."

"Saya..." Reflek Dara melangkah menjauh dari Rafi.

"Dara, mau di area manapun di hotel ini. Semuanya milik saya. Jadi sama saja. Lagian diatas banyak penjaga dan ada Martha, kamu lebih aman."

Dara menelan salivanya gugup. Ini pertama kalinya mantan bosnya itu mengajaknya ke tempat tinggalnya, yang ternyata di hotel. 'Dasar manusia aneh. Mana ada orang normal tinggal di hotel?'

***

Malam sebelumnya. Di kamar hotel Dara setelah Satria pulang.

Dara nelangsa sekali. Setelah pertemuan dengan Brayuda. Ada urusan apa sahabat mantan bosnya itu menemuinya tadi? Untuk apa? Apa Rafi mengutusnya? Tapi buat apa? Menyiksa Dara? Menyeret Dara agar dia bisa menderanya lagi? Harusnya Rafi tidak sejahat itu kan?

Bukan hanya tentang itu saja. Dara juga takut dengan reaksinya sendiri, atau bagaimana dia sadar sejak berbulan yang lalu bahwa dia sudah jatuh cinta, pada mantan bosnya itu. Ya, sekalipun rasanya sulit mengakui hal ini tapi dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Rafi sudah ada di hatinya. Bagaimanapun laki-laki itu menyakitinya dulu, atau pada kenyataan bahwa Rafi sudah memiliki Nathalia, Dara tetap tidak bisa membohongi apa yang dia rasa. Mungkin otaknya bisa bilang tidak dan menentang ini semua. Tapi hatinya sudah mengkhianatinya. Sementara dia juga tahu, bahwa mencintai dewa-dewa itu salah. Karena itu Dara ingin pergi saja. Berusaha melupakan semuanya. Kemudian dia kecewa, karena hari ini dia kembali berputar ke jalan yang sama. Ya Tuhan, kenapa bisa begini?

Wajah Dara sudah dia telungkupkan di bantal. Lalu dia menggenggam ponselnya. Teringat bahwa tadi Satria menyimpan nomornya sendiri di ponsel Dara dan mengaturnya pada angka nomor 1. Hanya pijit nomor 1 maka Dara akan terhubung dengan Satria. Begitu kata laki-laki itu tadi. Pria baik anak dari bosnya saat ini.

Sementara di kediaman Rafi setelah Yuda pulang.

Rafi sudah berada di tempat tidur. Gusar. Apa-apa yang sobatnya katakan masih berputar dikepala. Dara ketakutan. Gadis itu takut padanya. Ya Tuhan. Apa itu artinya Dara tidak suka padanya, membencinya? Jika begitu, apa yang dia harus lakukan? Siapa juga laki-laki tadi? Dia sudah memberikan gambar laki-laki itu pada Niko. Dan dia berharap, Niko bisa memberi tahunya sebelum pagi tiba.

Dia paham benar dia tidak mau dan tidak boleh menyakiti gadis itu lagi. Tapi bagaimana caranya untuk memulai kembali? Bagaimana cara untuk mendapatkan Dara atau membuat gadis itu membalas perasaannya?

Falling for You - TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang