"Ra, kamu nggak apa-apa kan?" Andre menatap Dara pagi itu di lobby hotel. "Saya semalam sudah tidur dan tadi pagi Ibu cerita."
"Baik Pak. Maaf sudah bikin khawatir."
"Loh jangan begitu. Kamu tanggung jawab saya juga Ra. Kalau kamu nggak nyaman dengan hotel ini, habis meeting kamu check out dan cari hotel lain saja, oke?"
Dara mengangguk sambil tersenyum. "Terimakasih Pak."
"Presentasi dan data sudah siap kan?"
"Sudah saya kirimkan by email ke Bapak semalam. Tapi nanti pakai laptop saya saja Pak. Saya bisa catat notulen pakai buku saja. Kalau boleh tahu kita meeting dengan siapa Pak?"
"Penjelasan gampangnya, ada perusahaan besar yang mau gandeng perusahaan saya. Mereka pegang mall-mall besar saja selama ini, tapi saat ini mereka pingin masuk ke pasar menengah kebawah juga. Mereka tertarik kerjasama dengan kita dan saya akan pastikan kerjasama ini menguntungkan untuk kedua belah pihak. Bagaimanapun ini usaha saya yang saya bangun perlahan. Saya nggak mau jatuh ke tangan perusahaan raksasa yang hanya mau menang saja."
Otak Dara langsung berpikir, mengkorelasikan. Perusahaan besar, pemilik mall, meeting di hotel ini yang pemiliknya adalah... 'Ya Tuhan. Apa dugaannya benar?'
"Apa Bapak tahu nama perusahaannya?"
"Darusman Group. Nama resminya saya lupa. Sudah yuk, ke ruangan meeting."
Dara berusaha menutupi debaran jantungnya sendiri. Kenapa selalu begini? Kenapa dia merasa selalu bertemu dengan orang yang dia ingin hindari?
***
Mereka sudah duduk diruangan meeting dalam hotel yang sama. Sudah ada tiga orang perwakilan dari Darusman Group dan tidak ada Rafi disana. Salah satu perwakilan adalah orang asing. Dara duduk disebelah Andre setelah selesai berjabat tangan dengan orang-orang itu. Dia berusaha menenangkan dirinya dan berusaha bersikap se-profesional mungkin.
"Ada yang masih ditunggu? Atau bisa kita mulai?" Andre membuka pembicaraan sambil tersenyum.
Salah satu orang melirik arlojinya. "Sebentar lagi."
Lalu pintu terbuka lagi, dan dia disana. Berjalan tenang diiringi Martha.
"Pagi Pak Andre, saya Rafi, ini Martha sekertaris saya." Rafi dan Martha bergantian menjabat tangan Andre.
"Halo Rafi, saya Andre. Ini Dara, sekertaris saya."
Ini lho, Dara versi yang baru. Lebih dewasa ya?
"Halo Dara." Martha duluan menjabat tangannya sambil tersenyum. "Apa kabar?"
"Mba Martha, baik Mba. Terimakasih."
"Hai Ra?" Rafi tersenyum santai sambil menjabat tangannya sesaat. Tangan Dara terasa dingin sekali.
"Hai Pak." Wajah Dara datar saja tanpa ekspresi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling for You - TERBIT
RomanceApa susahnya mencari pengganti? Apalagi ini hanya sekertaris pengganti. Bukan istri atau pacar pengganti kan? Lalu kenapa dia bisa berakhir disini? Bersama gadis konyol yang selalu mengganggunya setiap hari. Bukan hanya tatapan polos atau senyum jen...