Senandung Kematian

436 13 12
                                    

Betapa hancur jiwa yang lara
Betapa seksa jiwa yang derita
Betapa berat seksaan beban di pundak
Betapa penatnya perasaan diamuk resah
Betapa luluhnya hati dihancur cinta

Jadi, aku memilih kematian
Mengapa jawapan itu akhirnya terbit?
Seolah olah kalah dalam perjuangan
Seperti sudah berputus asa dengan semua
Seumpama kematian adalah keseronokan
Mungkin ada yang lebih 'kejam' menuduh aku dayus dan tewas dalam qada' dan qadar Illahi.

Biarkan jutaan kata nasihat, dorongan dan bimbingan
Mungkin juga nistaan dan cercaan disulami cebekan bibir
Namun aku yakin yang aku sudah menemukan jalan pengakhiran
Aku sudah penat dalam hujahan manusia dan amukan badai jiwa
Aku sudah letih tidak bermaya kepada manusia yang masih lagi muncul dengan bertopengkan kebaikan
Walhal hati dan jiwanya lebih kotor dari perlimbahan.

Kematianku tanda penamat kepada riwayatku
Kematianku tanda pengakhiran derita hidupku
Kematianku tanda penutup kepada hancur jiwaku
Kematianku tanda penyudahan kepada resah derita batinku

Kematian akan merehatkan aku
Dari memikirkan dan melarutkan jiwaku yang parah
Kematian akan memutuskan aku dari kehidupan yang aku langsung tidak sangkakan
Biarlah kematianku menjadi rehatku yang panjang
Biarlah aku pergi tinggalkan dunia kejam ini
Izinkan aku tinggalkan kisah hidupku yang suram.

Aku ini sudah merindui
Pakaian putih... Kafan yang menyelimuti
Aku sudah tercium bauan kapur barus yang mewangikan jasadku ini
Aku merasakan tanah akan menghimpit diriku
Aku tahu sang malaikat maut mengintai intai diriku
Aku sudah merasakan sakaratulmaut ini

Izinkan aku pergi selamanya
Jangan ditangisi aku pergi
Aku bahagia andai kamu bergelak ketawa atas berita pemergianku
Kerana kematianku menjadi penghibur hidupmu
Kerana kematianku menjadi penenang kalbumu
Kerana kematianku menjadi gelak ketawa bahan kelucuan kepadamu

Secebis Kisah Yang MalangWhere stories live. Discover now