31. Perkara Es Kelapa Muda

269 41 0
                                    

-Ay













































•••

Kalo kalian pikir kelas IPA 1 ini adalah kelas idaman, mungkin iya.

Tapi pernah gak sih, kalian mikir, sebenernya sekuat apasih persahabatan mereka? Pernah gak sih, mereka berantem? Pernah gak mereka kemusuhan?

Jawabannya tentu iya.

Hari ini contohnya.

25 November.

Yup, Hari Guru Nasional.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, di SMA Petrichor bakal ada lomba masak. Masak Nasi Goreng tepatnya.

Dalam satu kelas, akan dibagi jadi 2 kelompok.

Gitu juga sama anak-anak IPA 1.

Anggota kelompoknya dipilihin sama Pak Setyo, guru Seni Budaya mereka.

Paginya, mereka upacara bendera dulu, dimana semua petugasnya itu dewan guru. Mulai anggota paski, pembawa acara, sampai dirigen.

Kalo bagian nyanyi, semua peserta upacara.

Pagi itu biasa aja. Gak ada yang spesial. Gak ada yang salah.

Mereka masih komunikasi kek hari-hari biasa.

Ikut upacara bendera, beberapa hampir mewek waktu nyanyi lagu Hymne Guru, apalagi waktu ngingat kalo ini tahun terakhir mereka sekolah disini.

Selesai upacara, masih ada acara halal bihalal. Salam-salaman sama guru, minta maaf. Beberapa ada yang ngasih bunga buat guru favorit mereka juga.

Selesai acara salam-salaman, lanjut acara lombanya.

Karena gak mungkin para siswa bawa kompor ke sekolah, guru-guru pada nyaranin buat masak Nasinya di rumah aja, jadi di sekolah tinggal plating.

Dan itu juga yang terjadi sama anak-anak IPA 1.

Untuk kelompok satu, mereka masak di rumah Fara.

Kalo kelompok dua, di rumah Vian.

Gak cuma makanan, mereka harusnya juga nyediain minum.

Tapi karena ikatan mereka terlalu kuat, makanya dari kelas IPA 1 gak ada yang bawa atau nyiapin minuman.

Kelompok dua patungan buat beli sirup. Berhubung hari ini cuma lomba, jadi mereka dibolehin keluar. Dengan izin tentunya.

Karena yang diperluin buat minuman juri cuma sekitar empat gelas, tentu masih banyak sisa sirupnya. Maka dari itu, anak-anak berinisiatif buat bagi-bagi.

Gak ada yang salah. Mereka bagi tanpa pandang bulu. Gak ada istilah beda kelompok.

Bagi-bagi satu kelas.

Sampe habis sirupnya.

Sehabis sirup dari kelompok dua, kelompok satu dibawain es kelapa muda sama Bu Siti, ibunya Fara.

Enak banget emang. Tapi sayangnya, es kelapanya cuman dikit. Mungkin Bu Siti cuma ngehitung buat ngedampingin Nasi Goreng yang dipajang di meja aula. Bukan buat bagi-bagi.

Tapi disinilah masalahnya.

Ikatan mereka ngelonggar gitu aja dan tiba-tiba.

Kelompok dua malah pada ngiri. Merasa gak adil aja. Kan tadi mereka udah bagi sirup, harusnya kelompok satu juga bisa bagi es kelapa mudanya.

Class X FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang