-PROSES REVISI-
•••
Karena bagi mereka, bukan hanya cinta yang bisa membuat
masa SMA berwarna. Persahabatan juga sama berharganya.
Tidak, mereka bukan sahabat. Mereka keluarga.
•
•
Tentang anak-anak IPA 1 yang bobroknya tak terhingga.
Mereka tak pe...
Gak kerasa, ini udah hari terakhir UASBN SMA Petrichor.
Karena SMA Petrichor letaknya bukan di kota besar, jadi sampai sekarang Virus Corona belum menyebar luas. Di dalam kota yang positif gak lebih dari sepuluh orang.
Makanya sekarang mereka masih bisa nyelesain UASBN. Ya walaupun denger-denger, sehabis ini mereka bakal ikutan libur karena PSBB.
Anak-anak IPA 1 ya gak mau ambil pusing. Toh, cuman dua minggu doang. Setelahnya mereka masih bisa tetep ikut UN sama perpisahan.
Tapi ya, mereka mana tau gimana kehendak Tuhan.
Karena dalam ruangan cuma diatur buat dua puluh orang, otomatis anak kelas dibagi jadi dua. Dan lagi, pembagiannya acak pula.
Dua puluh orang pertama mah enak, isinya anak IPA 1 semua. Aman lah kalo mau nyontek.
Yang kasian ya sebelas sisanya. Mereka harus berbagi kelas sama anak-anak IPA 2 yang dari dulu terkenal ambis semua. Kan susah kalo mau nyontek.
Jadi sekarang, duduk mereka tuh kayak gini,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sisanya dibelakang yang hitam itu, sama empat orang sisanya, anak-anak IPA 2.
Waktu tau barisan duduknya kayak gini, yang paling bahagia jelas si Yayan. Deket sama Fara juga Udin. Mayan kan, bisa tanya-tanya jawaban.
Meski gitu, tetep aja satu ruangan sama anak IPA 2 bikin mereka gak nyaman.
Gimana mau nyaman kalo sikap mereka berbanding terbalik?
Dari hari pertama, anak-anak IPA 2 tuh paling damai ujiannya, gak banyak bacot. Jelas beda banget sama IPA 1 yang isinya emang anak-anak kelebihan topik bicara. Bawaanya nyerocos mulu. Syukur kalo gak ada pengawas.
Hari terakhir ini, jadwalnya Tikom sama Fisika.
Tikom sih, lancar jaya ujiannya. Masalahnya ya sekarang, Fisika. Yang ngawas mah Pak Gaffa, guru Olahraga. Jadi ya, mereka santai aja kalo mau bagi-bagi jawaban. Asal jangan konser aja.
Mereka gak bisa buka rumus, tapi masih boleh pake kalkulator.
Yayan udah hampir gila kayaknya. Terbukti dari gerak-geriknya yang nampak banget nunjukin kalo dia lagi gabut.
Sialnya, dihadapan Yayan ada Sasa, sama gabutnya mereka berdua mah. Padahal baru lima menit sejak ujiannya resmi di mulai.
Tiba-tiba Yayan ngomong, niru Bu Ningsih "Sore ini kita les ya, jam dua."
Semua anak yang ada diruangan sempat noleh sebentar, sebelum sibuk ngitung lagi.
Karena cuman Sasa yang juga gabut, yaudah, dia ladenin.
