35

3.3K 419 17
                                    

Brakk!

Seorang gadis yang dibalut jaket denim itu tampak membuka kasar sebuah pintu yang tertutup rapat.

Ada perempuan paruh baya didalamnya yang sedang hahahihi ditelepon.

"Ini apa ha?" Jennie mengacungkan sebuah kotak makan berwarna biru, "Maksud lo apa?"

"Eh udah dulu ya, ntar gue hubungin lagi," Ucap perempuan itu lantas menutup teleponnya.

"Ada apa Jen?" Perempuan bernama Manoban itu berdiri, "Loh ini kan kotak makan Rosie,"

Jennie masih dengan tatapannya yang mengarah pada ibu tirinya itu.

"Ohh kamu juga mau? Kenapa nggak bilang sih, kan tante juga bisa bikinin buat kamu juga,"

"Nggak usah sok baik deh lo," Kata Jennie pelan, ia melangkah mendekat, "Gue tanya sekali lagi, maksud lo kasih makanan ini ke Rosie apa?"

"Apasih Jen, tante kan cuman mau ngasih bekal makan siang aja buat dia, apa salahnya?"

"Lo nggak usah sok baik, lo tau kan si Rosie punya alergi sama udang? Lo sendiri juga tau kalo dia bakal sesak nafas karena reaksi udang? Dan di bekal ini lo sengaja campurin olahan udang?" Jennie menatap tajam Nyonya Manoban, "Setelah lo hancurin keluarga gue sekarang lo pingin adik gue mati? Iya?"

Manoban tersenyum, "Kenapa? Takut?"

Jennie melempar kotak makan ditangannya keatas kasur, lantas ia berusaha untuk menguasai dirinya.

Tahan Jen, tahan.

"Tenang aja, adik lo nggak akan mati kok," Ucap Manoban dengan santai, "Buktinya lo bisa pulang bareng dia, iya kan? Kim Jennie yang terhormat,"

Plak!

Sebuah tamparan menghantam pipi kanan Manoban.

"Lo denger baik-baik ucapan gue," Ucap Jennie dengan menarik kaos yang dikenakan ibu tirinya itu, "Selama ini udah gue biarin lo tinggal di rumah ini, dan gue sama sekali nggak ada pernah ikut campur sama hidup lo,"

Keduanya saling menatap, ada pancaran dendam diantara satu sama lain.

"Gue peringatin sekali lagi," Jennie semakin menarik kaos yang digenggamnya, "Sampai lo berani sentuh keluarga gue, jangan harap hidup lo bakal tenang,"

"Okay, kita lihat nanti siapa yang bakal nggak tenang hidupnya,"

"Jennie!" Seorang gadis tanpa diketahui dari mana tiba-tiba masuk dan menarik lengan Jennie, "Kamu ini kenapa?!"

"Lo inget ucapan gue," Ucap Jennie sekali lagi.

"Jen!" Bentak Jisoo, "Kamu kenapa jadi kasar kaya gini sih!"

"Kasar?" Balas Jennie, "Orang kaya dia nggak pantes untuk dihalusin,"

"Udah Jis udah, emang tante kok yang salah," Manoban tampak menepuk pundak Jisoo.

Acting mode on.

"Tante gpp kan?" Tanya Jisoo, "Tante diapain sama Jennie?" Jisoo tampak khawatir, ia melihat tubuh ibu tirinya itu barangkali ada yang terluka.

"Tante gpp kok, Jennie juga nggak ngapa-ngapain tante," Jawabnya dengan ekspresi polos, "Tadi cuman salah paham aja kok,"

"Kak,"

"Salah paham apa?"

"Tadi pagi tante buatin bekal makan siang buat Rosie, tante buatin nasi goreng sama omelet udang, tante nggak tau kalau ternyata Rosie ada alergi sama udang,"

"Trus Rosie?"

"Syukurnya dia nggak kenapa-kenapa, sekarang lagi istirahat di kamarnya,"

"Nggak usah bohong lo!"

"Jen!"

"Nggak usah sok baik lo Manoban!"

"Jennie!"

"Apa sih kak!"

"Jaga omongan kamu!"

"Apa yang dia bilang itu semua bohong kak! Dia udah lama tau Rosie ada alergi sama udang!"

"Nggak Jis, tante beneran baru tau kalo Rosie ada alergi udang sekarang,"

"Bulshit!"

"Tante kan udah minta maaf Jen, harus gimana lagi tante nebus kesalahan tante,"

"Lo pergi dari rumah ini sekarang! Pergi!"

"Jennie!"

"Dia udah bikin adik kita hampir mati kak! Dan emang udah sewajarnya dia angkat kaki dari rumah ini!"

"Please Jis, maafin tante,"

"Pergi lo jalang!"

Plak!

Tamparan Jisoo membuat semua mendadak hening.

"Berkali-kali kakak bilang ke kamu, jaga omongan kamu!"

Mata Jennie mendadak berkaca-kaca, ia menatap kakaknya dengan tatapan tidak menyangka.

"Bukan kaya gini menyelesaikan masalah Jen, kan bisa diomongin baik-baik,"

Tanpa babibu Jennie berjalan keluar meninggalkan Jisoo dan ibu tirinya. Ia tak habis pikir kakak yang dijaga dan dirawatnya sebaik mungkin kini lebih membela orang lain. Bahkan membela orang yang sudah menghancurkan kebahagiaan keluarga mereka.

Dengan air mata yang menggenang Jennie berlari keluar rumah.

Tangisnya benar-benar tumpah.

Ia kehabisan akal untuk bisa menarik Jisoo kembali dari pengaruh buruk, dan ia juga kehabisan akal untuk bisa mengusir ibu tirinya itu.

Malam itu, hidupnya benar-benar runtuh.

🖤🖤🖤🖤

Wahh gila sih, gw kalo jadi jennie mah kaga bakal ada sabar-sabarnya. Yg ada malem-malem lagi tidur gw bunuh aj tu si manoban wkwkwkwkwkw

Eh, apa dibuat gitu aj ya

RESET [BLACKPINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang