"Gue udah dapat bukti untuk kasus Chanyeol," Kata Hanbin, ia mengacungkan sebuah flashdisk, "Ini rekaman percakapan dia selama di K-room,"
"Disitu dia ngebahas soal pembebasan kuota dan tarif impor untuk produksi," Hanbin menjelaskan singkat, "Selain itu juga soal pengurangan pajak,"
Jackson mengangguk, "Good."
"Sorry gue telat," Seorang perempuan datang dengan nafas terengah-engah, "Ini." Dia mengacungkan sebuah memory card.
Park Rose.
Perempuan itu berjalan menuju Jackson, lantas menyodorkan benda kecil yang terbungkus plastik itu.
"Rekaman Park Chanyeol sama Manoban."
Jackson hanya diam dan menerima itu.
"Ros," Panggil Jennie.
Sementara yang dipanggil hanya menengok sembari mengambil duduk.
Jennie melirik pada Lisa, seperti mengisyaratkan sesuatu. Rose mengerti, lantas ia terdiam. Ia tidak tau harus bersikap seperti apa.
Suasana mendadak canggung. Lagi-lagi soal Manoban.
"Ya udah, clear kan? Bukti udah kekumpul semua." Ucap Lisa yang memecah keheningan. Ia sendiri paham dengan keadaannya, ia sadar bagaimana teman-teman dan saudara-saudaranya itu merasa canggung dengan kasus ibunya itu. Lisa tau semuanya menghargai perasaannya, tapi mau bagaimana lagi, kebenaran tetap harus diungkap.
"Okay, yang lain ada lagi? Atau ada yang mau disampaikan?" Disitu tampaknya Jackson berusaha melupakan rasa canggung yang ada dan beralih untuk melanjutkan diskusi mereka.
Jisoo yang berada di secret forum itu berdiri, membawa sebuah map hitam dan ditaruhnya di meja depan Jackson.
"Ini kumpulan semua nama dan data diri perempuan yang dibayar untuk peretemuan di K-room," Kata Jisoo, "Kita bisa gunakan mereka untuk pertimbangan menjadi saksi, ini jalan lain selain memanggil teman Rose untuk jadi saksi."
"Good." Kata Jackson.
Di hadapan Jackson kini sudah ada beberapa bukti yang terkumpul. Semua ini adalah senjata penting untuk mendukung data-data yang sebelumnya telah mereka dapatkan langsung dari kantor penyimpanan data. Ia sendiri bahkan tidak paham, mengapa seceroboh itu karyawan LHS Group untuk menyimpan data-data soal kasus penyuapan yang dilakukan karyawan-karyawan disana.
"Ada lagi?"
Semuanya saling menengok, melihat barangkali ada lagi yang ingin menyerahkan bukti-bukti atau informasi lainnya. Semakin banyak semakin baik.
"Okay, kalo memang nggak ada lagi, gue rasa cukup untuk pertemuan kita kali ini," Kata Jackson sebelum mengakhiri forum hari itu, "Gue terima kasih banyak untuk kalian semua yang udah bekerja keras membantu dalam penyidikan, sekarang giliran gue dan kepolisian yang akan bekerja keras untuk menangkap mereka semua,"
"Semoga apa yang menjadi tujuan kita, akan segera tercapai, dan semua usaha-usaha kalian terbayar dengan hasil yang kalian harapankan."
Tak disangka, apa yang mereka usahakan selama ini semuanya benar-benar berjalan dengan semestinya, tinggal selangkah lagi untuk membuat Lee Hyun Sik berada di tempat yang seharusnya.
••••
"Lis," Panggil Jisoo.
Lalisa menoleh, menghentikan langkahnya.
"Lo nggak papa?"
Lisa tersenyum, "Tenang aja Jis."
"Soal nyokap lo,"
"Iya gue paham," Kata Lisa, "Gue bisa nerima kok,"
Jisoo menatap Lisa, tidak tau apa yang harus disampaikan.
"Mungkin buat gue ini sulit, tapi gue sadar, ada yang lebih sulit dan bahkan menderita dibalik kebahagiaan nyokap gue selama ini," Kata Lisa, "Tenang aja, meskipun dia nyokap gue, gue nggak mau nutupin kebenaran, gue juga nggak mau nabung rasa bersalah di keluarga lo,"
Jisoo tersenyum, Lisa memang benar-benar sudah berubah, "Makasih Lis."
"Semoga semuanya clear, dan gue bisa hidup tenang."
Jisoo mengangguk, ia menepuk pundak adiknya itu. Lantas kembali berjalan.
🖤🖤🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
RESET [BLACKPINK]
FanfictionSibling Season 2 - Titik terendah bukanlah akhir segalanya. ©️2020 Souliteee