"Jadi gue udah denger dari Bambam kemarin soal rencana untuk ngamanin Jimin," Kata Jackson ditengah obrolan, "Idenya bagus, cuman gue nggak yakin kasus itu bakal nyeret Hyun Sik,"
"Kenapa emang Jack?" Tanya Lisa.
"Karena Lee Hyun Sik bukan orang yang bisa kita remehin, bukan orang yang gampang kita seret cuman karena kasus sepele,"
"Tapi ini bukan sepele Jack," Hanbin menambahi, "Dari awal kan kasus dia emang akar dari penjualan narkotika,"
"Tapi bukti kita nggak sekuat itu buat bikin dia ditahan," Jackson mencoba menjelaskan agar semuanya lebih paham, "Dengan modal rekaman Jimin transaksi itu nggak bisa bikin Hyun Sik keseret, kita mau taruhan berapa Jimin bakal mau buka kartu? Mau dia buka kartupun kalo dia nggak ada bukti, Hyun Sik sendiri yang bakal ngabisin Jimin, kita mentok ya cuman bisa menjarain Jimin,"
"Trus kita harus gimana nih bapak Jackson?" Tanya Rose yang sedari tadi menyimak.
"Kita cari bukti-bukti lain," Kata Jackson, "Kita ungkap semua kasus-kasus dia, dan disitulah hukuman maksimal akan dia terima,"
"Penjara seumur hidup kalo bisa Jack," Rose mengimbuhi.
"Makanya kita nggak usah gegabah dulu, kita kupas satu persatu kasusnya," Kata Bambam.
Kelima orang yang sedang berdiskusi seperti biasa itu tampak mengangguk paham, mereka saling berbincang strategi-strategi apa yang bisa mereka lakukan untuk kelancaran pegungkapan kasus ini.
Semuanya sudah terlalu geram dengan Lee Hyun Sik. Selain dia adalah dalang kerusuhan di keluarga Kim Jisoo, dia juga salah satu orang yang merugikan negara.
Begitu banyak permainan kotor dibalik kesuksesan perusahaannya. Berapa banyak aparat negara yang dipergunakan demi kelancaran kepentingannya.
Semua itu tidak bisa dibiarkan begitu saja.
••••
"Kalian dari mana?" Keduanya disambut oleh Jisoo yang sedang duduk santai di ruang tengah sembari menonton televisi, "Tumben pulangnya telat semua,"
Jennie dan Rose yang baru saja masuk rumah merasa seperti kepergok sehabis melakukan sesuatu, keduanya sejenak diam.
"Em anu,"
"Aku bantuin Sowon bersih-bersih tadi," Jawab Jennie, lalu ia melihat adiknya kebingungan, "Rose dari perpus, lanjutin tulisannya, iya kan Ros?"
Rose seketika mengangguk, "Iya kak, kalo di perpus kan lebih enak, nggak rame, nggak ada yang gangguin juga,"
"Ohh ya udah kalo gitu," Jawab Jisoo, "Bohong," Ucap Jisoo dalam hati.
Satu jam yang lalu Jisoo sempat menghubungi Sowon, bertanya kenapa Jennie pulang telat, nyatanya Jennie sudah pulang dari sore. Adiknya itu sengaja pulang terlebih dahulu karena ada kepentingan.
Sementara Jennie dan Rose masih bungkam soal apa yang mereka kerjakan dibelakang Jisoo selama ini, selain bekerja ada hal penting yang tidak boleh sampai ditinggalkan. Iya, soal penangkapan Lee Hyun Sik. Forum yang terbentuk tanpa disengaja itu sudah berjalan beberapa bulan, tanpa disadari perkumpulan mereka menjadi hal yang rutin, dan markas yang menetap di rumah Hanbin. Semuanya saling bersatu dan membantu untuk segera menyelesaikan semuanya.
Bagi Jennie, ini adalah salah satu bentuk menebus kesalahannya dulu. Orang yang sudah membuat kakaknya menderita itu kini hidup nyaman di luar sana, dan itu tidak bisa dibiarkan.
"Kalian udah makan?"
"Belum," Jawab Jennie, "Kakak masak?"
Jisoo mengangguk, "Ya udah kalian makan dulu, trus baru istirahat,"
"Asyikk,"
Rose dan Jennie langsung menuju meja makan, menyerbu masakan Jisoo.
Sementara Jisoo duduk menatap kedua adiknya yang kelaparan.
"Oh ya kamu udah nggak kambuh-kambuhan kan Ros?" Tanya Jisoo pada Rose.
"Maksudnya kak?" Yang ditanya tampak bingung.
"Alergi,"
"Ohhhh alergi, selama nggak mengkonsumsi yang bikin alergi sih aman-aman aja," Jelas Rose.
"Syukurlah kalo gitu," Jawab Jisoo, "Kalo penyakit lainnya ada?"
Rose mengernyit, "Maksudnya gimana kak?"
"Ya siapa tau kamu ada sakit lain gitu yang gampang kambuh-kambuhan,"
"Ada kak,"
"Apa?"
"Malarindu," Jawabnya dengan cengengesan, "Rindu sama Kak Jisoo maksudnya,"
"Hmm,"
"Nggak ada kak, dari dulu aku sehat-sehat aja kok," Jelasnya, "Ya palingan cuma alergi itu doang yang kadang kumat kalo salah makan,"
"Beneran?"
"Ya ampun iya Kak Jisoo, lagian tumbenan tiba-tiba tanya penyakit,"
"Ya biar kakak nggak salah masak, kalo kakak nggak tau ntar alergi kamu bisa kambuh,"
"Nggak ada kok kak, cuma yg kemarin doang,"
"Kak Jisoo nggak usah khawatirin apa-apa, nih bocah mah dari dulu sehat-sehat aja," Sahut Jennie sembari mengunyah makanannya.
Jisoo tersenyum.
"Bohong!" Katanya dalam hati.
"Ya udah kalian terusin makannya yaa, abisin, trus buruan istirahat,"
Keduanya mengangguk.
Lantas Jisoo berdiri dari duduknya. Lagi-lagi ia merasa kecewa.
🖤🖤🖤🖤
Jisoo kecewa mulu
KAMU SEDANG MEMBACA
RESET [BLACKPINK]
FanfictionSibling Season 2 - Titik terendah bukanlah akhir segalanya. ©️2020 Souliteee