71

2.4K 283 12
                                    

"Ada apa Jack?" Tanya Bambam setibanya di rumah Hanbin, "Bukan berita buruk kan?"

"Jangan bilang, mereka.." Lisa ikut menimpali.

Jackson berdiri, berjalan ke depan, memimpin seperti biasanya, "Iya, mereka lolos."

"HAH?!" Hampir semua yang ada di ruangan itu terkejut.

"Kok bisa sih?" Rose terlihat kesal.

"Jack lo nggak bercanda kan?" Tanya Jennie, ia juga tidak percaya.

"Uda gue tebak." Kata Jisoo.

"Nggak bisa dibiarin, kita harus gerak cepat kalo gini." Hanbin menyahut.

"Sekelas Lee Hyun Sik emang bukan lawan kita, dari awal kita mulai, semua udah dipertaruhkan." Kata Jackson.

"Tapi kita bukan berarti harus nyerah dong?" Kata Bambam, "Kita pasti ada jalan lain, iya kan Jack?"

"Bam," Lisa disebelahnya berusaha menenangkan.

Jackson menggeleng, "Gue juga nggak tau."

"Lo nggak bisa lepas tangan kaya gini Jack," Bambam berdiri, ia tampak paling geram diantara semuanya, "Kita disini sama-sama kerja sama, kita juga udah percayain kasus ini sama kepolisian."

"Gue juga nggak mau lepas tangan Bam."

"Ya trus? Kenapa lo jadi terkesan pasrah?"

"Gue bukan pasrah! Gue juga nggak tau harus gimana lagi!"

"Ya lo cari cara dong, kan lo bilang kita serahin kasus ini ke tim lo."

"Bam, udah." Lisa menarik lengan Bambam, meminta untuk menyudahi.

"Ya lo juga harus tau kondisinya Bam!" Kata Jackson, ia juga terlihat geram, "Hyun Sik itu bukan orang sembarangan! Lo liat sendiri gimana dia bisa bikin kepolisian nyabut kasusnya, dan bahkan sekelas kejaksaan dibikin bisu sama dia! Lo juga mikir posisi gue! Gue cuma polisi biasa!"

Baru kali ini semua yang ada di ruangan melihat seorang Jackson marah.

"Udah bro, gue tau semuanya disini pada marah, pada kesel sama keadaan," Hanbin mengambil alih, berusaha menengahi, "Gue rasa nggak perlu ada saling tunjuk untuk saling menyalahkan, kita disini juga tau semua saling kerja sama untuk nyelesaiin kasus ini."

"Gue pikir sekarang kita cuma perlu fokus ke strategi lain," Kata Jisoo.

"Gue setuju," Kata Jennie.

Malam itu suasana berubah menjadi kacau. Pertemuan terakhir kali adalah momen paling bahagia dan haru. Mendengar nama-nama yang mereka incar selama ini berhasil ditangkap dan diamankan oleh kepolisian. Namun semuanya sekejap berubah. Nama-nama itu kini sudah berhasil lepas, kasusnya tak lagi dilanjut, kejaksaan tutup telinga seakan tak mendengar kasus tersebut.

Yahh. Tujuh orang yang tidak memiliki kekuatan apapun itu seakan runtuh dunianya. Semua tenaga dan pikiran yang mereka kerahkan untuk mengungkap kasus-kasus itu mendadak menjadi sampah.

Dibuang begitu saja.

Tapi bukan berarti semangat mereka berhenti sampai disitu saja. Tidak ada yang namanya kesempatan terakhir bagi mereka. Tujuh pemuda itu selalu punya cara sendiri.

Malam itu mereka kembali menyusun strategi-strategi baru.

••••

Perempuan dengan outer coklat menyeruput secangkir teh.

Ia tersenyum.

"Saya rasa semuanya akan mudah untuk diselesaikan." Katanya.

"Anda tau?" Laki-laki tua diseberangnya menatapnya.

Perempuan bernama Manoban itu kembali tersenyum.

"Urus." Kata Lee Hyun Sik pada asisten disebelahnya, memberi isyarat perintah.

Tringg!

Manoban mengecek ponselnya.

Bibirnya terenyum, sejumlah uang masuk ke rekeningnya.

"Jisoo." Katanya.

Laki-laki dengan tuksedo abu-abu itu mengernyit, "Jisoo?"

Manoban mengangguk, "Semua ini ulah dari Jisoo, dibantu oleh saudara dan teman-temannya."

"Sebentar," Hyun Sik tampak berpikir, "Jisoo? Anak yang tahun lalu terlibat kasus dengan Lisa?"

"Iya."

Hyun Sik mengangguk paham, ia sekarang mengerti, ada seorang anak muda yang sedang ingin bermain dengannya.

Ia tersenyum, merasa semua ini bukan ancaman besar untuknya.

"Bukan hal besar ternyata." Katanya.

"Memang," Jawab Manoban, "Jika anda mengurusnya dengan benar."

Mendadak laki-laki tua itu menurunkan senyumannya.

"Jisoo memang bukan lawan tanding anda," Manoban menjelaskan, "Tapi dia juga bukan orang yang bisa diremehkan, ketika anda lengah, sekali hentakan, semuanya akan hancur."

Mereka saling menatap. Seperti ada sebuah isyarat dari Manoban untuk berhati-hati, sementara Hyun Sik merasa tidak percaya apa yang akan terjadi pada dirinya ditangan anak-anak muda.

"Tenang saja, semua pasti beres."

Manoban kembali menyeruput minumannya.

🖤🖤🖤🖤

yok yok kita kembali membara

RESET [BLACKPINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang