"Jen," Jisoo melangkah masuk ke kamar Jennie.
"Kenapa kak?" Jennie tampak sedang bersiap-siap untuk berangkat bekerja.
"Selamat ulang tahun ya,"
Jennie menoleh, memutar tubuhnya menghadap kakaknya.
"Semoga kamu terus bahagia Jen,"
"Kok, Kak Jisoo tau?"
"Tadi Rosie bilang ke kakak,"
"Ohh, by the way makasih ya kak,"
"Kamu mau kado apa Jen?"
"Nggak usah kak, aku nggak butuh apa-apa kok,"
"Jangan gitu, kan kamu ulang tahun,"
Jennie kembali teringat disetiap tahunnya, di setiap ulang tahunnya, Jisoo tidak pernah luput memberi kado untuknya, meski kado itu bukan barang yang mahal, tapi Jisoo selalu berusaha memberikan sesuatu.
Dann yaa, Jennie selalu ingat bagaimana responnya saat diberi kado kakaknya itu, tidak lain adalah sebuah cacian.
Jennie tidak suka pemberian Jisoo. Ia menganggap yang diberi kakaknya itu bukan sebuah kado, melainkan sampah yang tidak bernilai.
Wahhh jika harus melihat masa lalu mereka, semuanya benar-benar pahit dan sesuatu hal yang tidak penting untuk diingat kembali.
"Kak, hari ini kak Jisoo nggak kemana-kemana kan?" Tanya Jennie.
Jisoo menggeleng.
"Pulang aku kerja kita keluar yuk,"
"Kemana?"
"Aku mau ajak Kak Jisoo makan di luar, itung-itung traktiran aku ulang tahun,"
"Berdua aja? Rose?"
"Rose pergi sama Lisa,"
"Ya udah okay,"
"Ya udah, aku berangkat kerja dulu ya kak, nanti aku jemput,"
"Iyaa,"
Setidaknya ada yang berbeda di hari ulang tahunnya kali ini, dan setidaknya ini bisa menebus rasa bersalahnya kepada Jisoo selama bertahun-tahun atas perlakuan kasar yang dilakukan kepada Jisoo.
Jennie ingin menunjukan kalau Jennie sudah berubah.
••••
Sore itu Jennie bergegas kembali ke rumah, ia sudah memiliki janji mengajak kakaknya jalan-jalan dan makan malam di luar.
Namun sudah hampir tiga jam Jennie menunggu di rumah, sedangkan kakaknya itu tak kunjung pulang.
Waktu sudah menunjuk pukul delapan malam, dan Jisoo masih belum memberi kabar dimana keberadaannya.
Terakhir yang ia tau dari Rose. Kakaknya itu sedang pergi dengan mama tirinya.
Jennie berpikir positif, bahwa kakaknya tidak akan mengingkari janjinya.
Ia juga berpikir positif sebentar lagi kakaknya pulang. Namun nyatanya di rumah masih tidak ada siapa-siapa.
Jennie yang sudah siap dan rapih hanya duduk di sofa sambil memandangi jam.
Waktu demi waktu berlalu.
••••
"Jen, Jennie,"
Jennie membuka matanya, lantas ia tersadar bahwa Jisoo sudah pulang.
"Eh Kak Jisoo, udah pulang kak?" Jennie beranjak.
"Jen,"
"Gimana udah siap? Kita berangkat sekarang?" Ia membenarkan outernya.
"Jen,"
Jennie meraih sling bag nya.
"Jennie," Jisoo meraih lengan Jennie, "Sorry, tapi ini uda malem,"
Jennie melirik jam di tangannya, waktu sudah menunjuk pukul setengah dua belas malam.
"Maaf banget, tadi aku nganterin Tante Manoban,"
Sejujurnya Jennie merasa kecewa, namun ia masih berusha tersenyum.
"Ohh, ya udah kak gpp,"
"Maaf banget Jen, kakak pikir tadi cuma sebentar,"
"Iya kak gpp kok,"
"Kita pergi besok ya?"
"Besok aku kerja full,"
"Ya udah kapan aja sebisanya kamu,"
"Udahlah kak lupain aja, gpp kok,"
"Ohya ini tadi kakak semepetin beli kado," Jisoo meraih papper bag lantas menyodorkan kepada Jennie, "Kakak nggak tau kamu baka suka atau enggak,"
Jennie meraihnya, "Makasih ya kak,"
"Ya udah, kakak ke kamar ya," Ucap Jisoo, lantas ia melangkah meninggalkan Jennie.
Jennie ikut melangkah masuk ke kamar, lalu membuka isi papper bag yang diberikan kakaknya.
Ia menatap barang yang ada ditangannya itu. Cukup lama. Tak bergeming.
Sebuah tas bermerk.
Tas yang persis diberikan Hanbin tahun lalu saat ulang tahunnya. Sebuah kado yang membuatnya tersenyum dan memeluk Hanbin dihadapan kakaknya.
Jennie menghembuskan nafasnya.
"Jis, gue beneran nggak tau apa yang sebenernya pingin lo lakuin ke gue."
🖤🖤🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
RESET [BLACKPINK]
FanfictionSibling Season 2 - Titik terendah bukanlah akhir segalanya. ©️2020 Souliteee