61

2.7K 340 14
                                    

"Gimana? Ada saran lain nggak?" Bambam mengajukan pertanyaan usai memaparkan beberapa strategi.

"Bentar Bam," Jawab Lisa.

Sementara Jennie, Rose, dan Hanbin masih mencerna penjelasan Bambam sebelumnya, mereka masih mengamati tulisan-tulisan Bambam di papan tulis.

"Wahh up deh gue," Ucap Rose, ia bersandar pada kursi sofa, "Buntu pikiran gue,"

"Gue masih rada nggak srek sih Bam," Jawab Jennie, "Bentar deh,"

"Ya gue nggak maksa sih, kan disini kita juga diskusi, jadi ya dipikirin bareng-bareng aja," Kata Bambam.

Semuanya mengangguk-angguk paham.

Suara bell berbunyi.

Jennie berjalan keluar untuk melihat siapa yang datang.

Perlahan Jennie berjalan masuk, ke ruang biasanya ia berdiskusi dengan teman-temannya, sebuah forum rahasia. Tidak ada yang tau mengenai perkumpulan mereka, kecuali mereka sendiri.

"Selamat sore teman-teman," Sapa seseorang yang masuk sembari tersenyum.

Seketika semua orang yang ada di ruangan itu terdiam.

Mereka begitu takjub melihat siapa yang datang.

Sementara Jennie dengan santainya kembali berjalan dan duduk di posisi sebelumnya. Hanya dia yang tidak terkejut dengan kedatangan seseorang itu.

"Jisoo?!" Lalisa melotot melihat kakak tirinya itu datang, "Lo- lo ngapain Jis?"

Jisoo berjalan lebih mendekat, menaruh tas dan melepas outernya.

"Ini Jisoo kan?" Tanya Bambam, ia satu-satunya orang yang belum mengenal Jisoo, ia hanya tau siapa Jisoo lewat cerita teman-temannya.

"Jen," Hanbin berbisik pada Jennie yang duduk disebelahnya, "Dia ngapain kesini? Kok lo nyantai sih,"

"Udah dengerin aja dulu dia mau apa," Jawab Jennie, ia seperti tau apa yang akan dilakukan Jisoo.

Jisoo mengambil spidol yang tergerletak di meja. Lantas mengamati beberapa tulisan yang terpampang di papan tulis.

"Sorry gue ambil alih dulu ya," Katanya.

Lantas ia menghapus tulisan-tulisan itu, menuliskan sesuatu serta menempelkan beberapa foto.

Orang-orang yang ada di ruangan itu tampak tercengang. Mereka hanya diam dan menyimak.

Jisoo mulai menjelaskan.

"Jadi dia ini Jimin, dia pengedar utama," Kata Jisoo sembari menunjuk foto Jimin, "Dia cuma menjalankan tugas dibawah perintah Seungri, Manajer umum LHS Group," Kata Jisoo, "Seungri ini punya asisten, sekaligus sopir yang biasa nemenin dia kerja ataupun kemana aja, Lee Taeyong namanya," Jisoo menunjuk foto Taeyong.

"Kerjaan Seungri ini berkaitan dengan kasus narkotika, jadi segala bisnis haram itu dibawah kuasa Seungri, yang tentunya nanti dia akan melaporkan segalanya ke pimpinannya, Lee Hyun Sik," Lanjutnya menjelaskan, "Nggak cuma masalah narkotika, dia juga terlibat kasus pembunuhan jurnalis dan detektif tujuh tahun lalu, yang kasusnya ditutup nggak jelas," Jisoo tampak begitu elegan saat memaparkan segalanya, "Dia terlibat penyuapan terhadap beberapa aparat negara, salah satunya mereka," Jisoo menunjuk foto kepala kepolisian dan kepala kejaksaaan, "Penyuapannya tidak lain ya untuk menutupi kejahatan-kejahatan mereka, ibarat tameng lah,"

Bambam menggeleng-nggelengkan kepalanya, merasa takjub, tidak menyangka, luar biasa sekali Jisoo bisa mendapat informasi seluas dan sebesar ini.

"Itu untuk kasus si Seungri," Kata Jisoo, "Ada lagi kasus si Chanyeol, kabid operasional LHS Group," Jisoo lagi-lagi menjelaskan, "Kasus dia nggak terlalu berat sih, cuma penyuapan terhadap beberapa aparat aja, kepala bea cukai dan kepala perpajakan," Jisoo menunjuk foto orang-orang yang disebutkannya, "Tujuan dia melakukan penyuapan ini tidaklah lain ya untuk kelancaran bisnis mereka, kebanyakan kan produk atau bahan baku mereka impor, nah untuk mengurangi biaya pajak, tarif, dan kuoata impor ya dengan cara ini,"

RESET [BLACKPINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang