56

2.6K 303 2
                                    

"Baru pulang kak?" Tanya Jennie yang sedang duduk menonton televisi.

"Iya Jen,"

"Darimana emang?"

"Nganterin Tante Manoban,"

"Ohh," Jennie menengok, namun kakaknya itu hanya datang sendiri, "Trus Tante Manobannya mana?"

"Ada urusan, jadi nggak ikut pulang," Jawab Jisoo dengan santai, ia begitu pintar menyembunyikan sesuatu.

"Sibuk banget ya kak?"

Jisoo yang sedang melepas outernya itu menoleh, "Hah gimana?"

"Tiap hari keluar mulu,"

"Ya mau gimana lagi Jen, kan kakak juga butuh momen buat balikin ingatan,"

"Iya sih," Jennie kehabisan pertanyaan yang ingin dilontarkan.

"Kakak ke kamar dulu ya,"

"Iya,"

Sebenarnya Jennie menaruh curiga terhadap kakaknya, selain dia sudah sepenuhnya yakin bahwa ingatan Jisoo pulih, ia juga yakin kakaknya itu sedang menyusun sebuah permainan, dan permainan itu yang sampai saat ini masih diikuti oleh Jennie.

Sudah beberapa hari ini Jisoo sibuk di luar rumah, pergi pagi dan pulang malam. Sesampainya di rumah pun ia habiskan berdiam di kamarnya.

Jennie penasaran, apa sebenarnya yang sedang dilakukan kakaknya di luar sana. Jangan sampai ada hal diluar dugaan yang tidak diketahui Jennie, jangan sampai kejadian dulu kembali terulang.

Baru tadi siang saat membereskan kamar kakaknya, Jennie kembali menemukan sesuatu.

Pigura foto keluarga yang sebelumnya menggantung di kamarnya itu kini tergeletak menelungkup di atas mejanya. Yang artinya sengaja dilepas dan tidak ingin dilihatnya.

Ada apa sebenarnya dengan Jisoo? Kesalahan apa yang diperbuat adik-adiknya itu sampai membuatnya marah?

••••

"Lo ngapain sih Jen, malem-malem gini nyuruh gue keluar," Hanbin mengambil duduk dihadapan Jennie, ia merapatkan jaket parkanya, "Dingin ngerti nggak,"

Jennie meneguk alkoholnya, "Bin gue curiga deh lama-lama sama Jisoo,"

"Kenapa lagi?" Hanbin ikut mengambil gelas lalu menuangkan alkohol.

"Aneh banget Bin,"

"Iya aneh kenapa,"

"Dia akhir-akhir ini tuh tiap hari pulang malam mulu," Jennie mulai menjelaskan, "Mana makin lengket sama Manoban,"

"Lah dia masih tinggal di rumah lo? Kan waktu itu? Yang kejadian Jisoo-"

"Iya dia masih tinggal di rumah, tapi udah jarang pulang, udah kaya kos-kosan liar aja rumah gue sesuka dia keluar masuk,"

"Lah, kenapa lo biarin,"

"Gue males ribut sama Jisoo,"

"Trus mau lo gimana? Mau nyari cara buat ngusir dia?"

"Bukan, gue udah bodo amat dia mau tinggal di rumah apa engga," Raut wajahnya sudah terlihat kesal, "Gue cuma mau tau kerjaan Jisoo di luar sana ngapain, gue cuma takut aja Manoban jadi macem-macem sama dia,"

"Kenapa nggak lo tanyain aja sih ke Jisoo langsung dia ngapain aja," Ucap Hanbin, "Lagian orang amnesia keluar rumah mau ngapain sih, palingan juga jalan-jalan cari angin,"

"Masalahnya Bin," Jennie diam sejenak, matanya menatap ke Hanbin.

"Apaan,"

"Ingatan Jisoo tuh udah balik,"

"LAH? Jisoo udah pulih? Eh maksud gue ingatannya, maksudnya uda nggak amnesia gitu?" Hanbin terlihat terkejut dengan apa yang disampaikan Jennie.

"Gue sih yakinnya gitu,"

"Bentar deh bentar," Hanbin menuangkan alkoholnya lagi lantas meneguknya, "Ini sebenarnya gimana sih, Jisoo ingatannya udah pulih apa belum?"

"Gue nggak tau Binnn," Lagi-lagi Jennie merasa kesal sendiri, "Tapi kalo dari feeling gue sih dia udah pulih,"

"Yaelah Jen, ngagetin aja lo, gue pikir dia udah pulih beneran, feeling lo ikutin,"

"Bin!" Terdengar Jennie meninggikan suaranya, "Gue bukan omong kosong doang, masalahnya udah beberapa bukti kuat yang menurut gue dia emang beneran uda pulih,"

Hanbin memilih diam dan menyimak.

"Tempo hari gue nemuin sampah kertas yang pernah dia tulis di buku diarynya, dia buang tulisan-tulisan tentang kebahagiaan yang dia rasakan di keluarganya, yang kenyataannya apa? Keluarga gue enggak sebahagia itu Hanbin," Jennie mulai menjelaskan, "Kedua, dia terus-terusan cerita mimpi dia yang isinya masa lalu dia, semua obrolan-obrolan dia itu seolah-olah mojokin gue banget,"

"Perasaan lo doang kali,"

"Trus beberapa hari yang lalu, dia ngasih gue kado yang persis sama kado yang lo kasih ke gue tahun lalu, kado yang bikin gue seneng sampe meluk lo didepan dia, sementara dia nangis di kamar gara-gara kadonya gue buang gitu aja, lo tau kan Bin artinya apa? Dia mau bales dendam ke gue,"

"Tapi lo mikir nggak, Jisoo bukan orang yang sejahat itu, apalagi sama lo," Hanbin mengeluarkan argumennya, "Kalo dia mau jahat sama lo mungkin udah dari dulu,"

"Dan lagi," Kata Jennie, "Tadi siang dia nyopot pigura foto keluarga yang ada di kamar dia, di telungkupin seolah-olah udah nggak mau liat foto itu lagi,"

"Semua itu udah lebih dari jelas Hanbin," Jennie menunduk, kedua tangannya menopang kepalanya.

Hanbin masih belum bersuara, dia masih tidak tau harus bagaimana, menjawab apa, atau bersikap seperti apa. Tidak tau.

"Gue jadi ikutan mikir tau nggak," Hanbin ikut bingung, "Trus ini jadinya gimana?"

Jennie mendongak, "Apanya yang gimana?"

Tatapan Jennie membuat Hanbin memelankan suaranya, "Ya, ya ya kan, kan kata lo bingung,"

"Tau ah Bin," Jennie kembali menundukkan wajahnya. Rambutnya yang terurai itu menutupi seluruh wajahnya.

Hanbin terlihat bingung dengan posisinya disana, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu maju mundur hingga akhirnya memberanikan untuk menepuk pundak sahabatnya itu, "Sabar ya Jen, pasti ada jalan keluarnya kok,"

"Masalahnya kalo emang ingatan dia udah balik ngapain pake disembunyiin segala sih? Dia nggak tau aja banyak orang yang mau ngomong sama dia tapi nunggu ingatan dia balik," Jennie sudah kembali mengangkat kepalanya, berbicara ke arah Hanbin dengan wajah kesal.

"Pasti dia punya tujuan si Jen kalo menurut gue,"

"Ya tapi apa Bin, balas dendam? Nggak gini caranya balas dendam, kalo emang dia benci sama gue ya udah ke gue aja, nggak usah ngelibatin orang lain apalagi dirinya sendiri,"

"Ya begitulah Jisoo, dari dulu kan suka banget ngeribetin diri sendiri,"

"Gue tuh cuman pingin memperbaiki semuanya,"

"Tapi nggak segampang itu Jen,"

"Iya gue tau, gue juga sadar, ya mungkin emang ini akibat dari apa yang udah gue perbuat dulu, ya tapi kan, ah udahlah," Jennie kembali menguk alkoholnya untuk kesekian kalinya, wajahnya sudah terlihat begitu frustasi menghadapi ini semua.

"Lo sabar aja dulu, lo ikutin permainan dia sampai lo tau apa sebenarnya yang dia pinginin,"

Hanbin terus menemani Jennie, di tengah malam yang dingin itu mereka habiskan dengan beberapa botol alkohol yang setidaknya membantu meringankan pikirannya.

🖤🖤🖤🖤

RESET [BLACKPINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang