"Jis! Gimana kondisi lo? Masih kuat kan?" Jisoo bersandar pada sebuah kayu, Lisa disampingnya terlihat cemas.
Jisoo masih memaksakan senyum, "Gpp,"
"Jen!" Hanbin merengkuh Jennie, "Gue khawatir sama lo,"
"Gue juga takut Bin," Kata Jennie.
"Lo gpp kan? Lo diapain? Ada yang sakit?" Hanbin mencemaskan Jennie, "Pipi lo kenapa?"
"Gpp Bin, gue gpp,"
"Bener-bener iblis emang Hyun Sik!" Ucap Hanbin dengan geram, "Awas aja, nggak akan gue biarin dia hidup tenang!"
"Kita harus keluar dari sini," Kata Jennie, "Gue khawatir sama Jisoo,"
"Dia diapain?" Tanya Hanbin.
Jennie menggeleng, tidak tau.
"Bener kata Jennie, kita harus keluar dari sini," Kata Jackson, "Ini baru Jisoo, gue takut kita juga akan sama kaya Jisoo,"
"Dari kemarin kondisinya semakin drop," Jennie menjelaskan, "Semalam dia demam tinggi, badannya kedinginan hebat," Jennie hanya bisa memandang kakaknya yang semakin lama semakin melemah, "Kita beneran harus bawa Jisoo pergi dari sini, gue nggak mau dia semakin drop dari ini,"
"Mereka nggak ngomong apapun ke lo?" Tanya Hanbin.
"Dia minta semua data dan bukti kita," Jawab Jennie, "Dia kasih waktu ke gue sampai hari ini,"
"Udah gue tebak," Sahut Jackson, "Tujuan utama mereka nyulik Jisoo pasti soal ini, mereka pasti tau kita punya data dan bukti yang lebih banyak dari apa yang sudah kita sebar ke wartawan,"
"Berarti jalan keluar kita cuma satu," Kata Lisa, "Memberikan apa yang mereka minta,"
"Tapi Jisoo nggak mau," Jawab Jennie, "Dia kekeh untuk diam,"
Lisa menoleh pada Jisoo.
"Jangan," Kata Jisoo pelan.
"Jis,"
"Tapi Jis,"
"Keberhasilan kita tinggal selangkah," Kata Jisoo, "Jangan nyerah,"
"Jis, ayolah, lo nggak mungkin kan mau mati konyol disini?" Kata Hanbin.
Jackson menyandarkan tubuhnya, menatap teman-temannya yang kacau.
Jisoo menggeleng, "Enggak Bin,"
Hanbin melangkah mendekat pada Jisoo, ia berjongkok didepannya, "Jis, gue tau bagaimana dendam lo ke mereka, gue juga tau gimana usaha lo selama ini untuk bisa dapat keadilan, tapi nggak gini," Katanya, "Lo nggak bisa menukar kebahagiaan lo hanya untuk masalah ini, semua orang disini sayang sama lo,"
"Tapi Bin,"
"Cuma Hyun Sik yang boleh hancur Jis, bukan lo," Kata Hanbin, ia menepuk pundak Jisoo, "Jangan ikut sertakan diri lo untuk nyeret Hyun Sik ke dasar jurang,"
"Lo liat orang-orang disini, semuanya sayang sama lo, peduli sama lo, mereka bela-belain buat nyelamatin lo karena mereka nggak mau kehilangan lo Jis, termasuk gue," Benar apa kata Hanbin, semuanya memang cemas dengan Jisoo, "Jangan karena keegoisan lo akhirnya lo korbanin mereka, lihat Jennie, dia mati-matian kesini demi nolongin lo,"
Jisoo hanya diam. Ia menatap satu persatu orang yang ada di ruangan itu. Semuanya terlihat putus asa. Semuanya menunggu keputusannya.
"Gue rasa apa yang dikatakan Hanbin ada benarnya," Jackson menyahuti, "Mungkin ini udah saatnya kita buat nyerah,"
Semua mata menoleh pada Jackson.
"Ada tempat yang memang nggak akan pernah bisa kita gapai," Lanjutnya, "Kita benar-benar harus ikhlas dengan semua yang sudah terjadi didalam hidup kita," Jackson melepas topinya, ia duduk bersandar dengan penuh keputusasaan, "Mulai sekarang mungkin lo harus bisa lupain semua masa lalu lo Jis,"
KAMU SEDANG MEMBACA
RESET [BLACKPINK]
FanfictionSibling Season 2 - Titik terendah bukanlah akhir segalanya. ©️2020 Souliteee