Dia manusia penuh rahasia.
Lelaki penuh misteri.
Cahaya bintangnya meredup sendiri.
Katanya, jangan mendekat padanya.
Nanti, sakit hati dengan ucapan pedas yang dia lontarkan.
Itu peringatan dari orang orang.
Silahkan, coba masuk ke dalam hidupnya.
Jika kamu berani.
Iya, hanya jika benar benar berjiwa pemberani.
Kalau berhenti di tengah jalan, artinya lemah.
Tapi, kalau bertahan, sanggup mati perlahan?
H E S P E R
"Dia itu manusia bermagnet nyakitin, tapi dia juga punya magnet ngangenin."
Tara Aurora Galaxia( Aku butuh satu, komentar kalian di seoanjang paragraf cerita ini )
"Tara," panggil gadis berkepang dua, dia berjalan dengan membawa setumpuk buku paket pelajaran. Tara yang sedang mengobrol dengan Raya di bangku koridor, seketika menengok karena merasa terpanggil.
"Ada apa, Dar?" tanya Tara saat Dara sudah berada tepat di depannya. Dara menyengir seakan ingin meminta bantuan kepada teman kecilnya. Tara seakan sudah hafal dengan tingkah Dara, mengambil alih buku buku dari tangan Dara. Kini, buku tersebut sudah beralih, berada di tangan Tara.
"Ah, baik deh lo, emang paling the best lah sahabat gue yang satu ini."
"Inget, bayar pake pulsa!" cibir Tara dengan kekehannya. Sudah menjadi tradisi mereka, jika meminta tolong pasti harus berbayar. Hidup zaman sekarang butuh banyak duit.
"Goceng ya?"
"Ceban lah. Lo kira pulsa itu gorengan?"
Dara menghela napas beratnya. Masa dia harus mengorbankan uang hanya untuk ini? Tara terkekeh sebentar, lalu menantang, "Kenapa? Gak mau? Yaudah, gue juga gamau nurutin perintah lo."
Dara mengendikkan bahunya, ngeri membayangkan sosok cowok yang sebentar lagi akan berurusan dengan Tara. Daripada, harus berurusan dengan cowok satu itu, lebih baik menyuruh Tara. "Iya iya! Ceban!"
"Oke. Jadi, ini buku mau diapain?"
"Kasih ke Altara, kelas sebelas IPA enam."
Raya yang sedari tadi menyimak perbincangan dua sejoli di depannya, kini ikut menimbrung hanya karena mendengar nama Altara yang terlontar dari mulut Dara. "Heh! Gila, ya, lo?!"
"Kenapa sih, heboh banget lo kucing," cibir Tara.
"Lo yakin mau berurusan sama si Altara? Dia itu serem, Ra! Percaya sama gue! Katanya, dia suka bentak bentak cewe! Yang paling parah, dia bisa ngamuk kalo ngobrol sama cewe!"
Tara memutar bola matanya, kabar itu selalu dia dengar sejak kelas sepuluh. Dan, dia belum pernah melihatnya secara langsung, jadi belum percaya sepenuhnya, "Baru katanya, belum faktanya! Kebiasaan manusia, nyinyirin hal yang belum tentu bener, dasar cewek tukang gosip!" ucap Tara sebelum melenggang pergi menuju kelas Altara.
"TARA GUE BUKAN CEWEK TUKANG GOSIP!" teriak Raya, disambung dengan ledakan tawa Dara. Sedangkan Tara tak menghiraukan teman temannya.
Dia tetap berjalan hingga sampai di depan kelas sebelas IPA enam. Dia ragu untuk masuk, ngeri juga kalau ngebayangin kata kata pedas yang nanti dia dapatkan. Tapi, kalau dia balik lagi, mau di taruh di mana mukanya ini?
"Eh, Tara, masuk aja," perintah Shaula, anak kelas sebelas IPA enam, teman sekelasnya waktu kelas sepuluh. Shaula kebetulan ingin masuk kelas, menegur Tara yang sedari tadi berdiri di ambang pintu.
"La, yang namanya Altara itu yang mana?"
Shaula terkekeh mendengar pertanyaan Tara, perempuan pertama yang mencari keberadaan Altara. Perempuan pertama yang gak tahu wajah tampan namun dingin milik Altara. "Lo gak tau? Hahaha."
"Ish, kalau gue tau, gue gak bakal nanya."
Shaula menarik tangan Tara, ke tengah tengah kelasnya, tangannya menunjuk lelaki yang sedang tertidur dengan kepala dimiringkan di atas meja dengan tumpuan kedua tangan. "Itu Altara."
Sebelum Tara menghampiri Altara, Shaula membisikkan kata kata horror di telinga Tara, "Hati hati. Lo bangunin singa tidur." Bulu kuduk Tara berdiri, ini lebih seram dari bertemu setan. Dengan sisa keberaniannya, Tara melangkahkan kakinya di samping Altara, meletakkan buku di samping meja Altara dengan hati hati.
Berkali kali dia bersusah payah meneguk salivanya, Tuhan, Altara ganteng banget! Kulitnya putih bersih, alisnya tebal, bulu matanya lentik, bibirnya pink, hidungnya mancung. Jantung Tara berdetak begitu cepat saat Altara membuka kelopak matanya, iris mata hitam pekat itu menatapnya intens.
"Santai kali liatnya. Gue cuma mau ngasih buku paket ini doang, gak ada niat apa apa, suer!" ucap Tara sambil menepuk nepuk buku paket dengan polosnya.
"Lo gak lebih dari cewek modus sekaligus cewek pembohong. Cewek kayak lo cuma bisa bikin bumi tambah terlihat menjijikan," kata Altara, yang memutuskan untuk kembali memejamkan matanya.
Cowok itu, benar benar berkata tanpa menyaring ucapannya sama sekali.
"Jaga ucapan lo!" teriak Tara tepat di telinga Altara.
Altara tidak membuka matanya, namun lagi lagi dia membuka mulutnya, "Cewek manja, berisik, gak guna kayak lo, mending pergi dari kelas ini. Kelas ini gak pantes buat orang yang cuma bisa teriak teriak gak jelas kayak orang sinting."
Tara melongo mendengar penghinaan Altara untuk dirinya. Altara benar benar manusia tanpa penyaring kata kata. Benar benar manusia dengan mulut terpedas yang pernah Tara temui untuk pertama kali dalam catatan sejarah hidupnya.
"Rese! Rese! Rese!" Tara menjambak rambut Altara, buat Altara terbangun, menepis tangan Tara, berdiri menatap Tara dengan tatapan sinis.
"Lo imut, sayangnya gue enek sama lo, cabe cabean."
"Gue bukan cabe cabean! Lo tuh manusia cabe!"
"Gigi lo, ada cabenya. Gak salah kan kalau gue bilang lo cabe cabean?" celetuk Altara sebelum pergi keluar dari kelas, meninggalkan Tara yang sedang membersihkan cabe di giginya. Semua orang di kelas menatap Tara dengan menahan tawa. Tara malu. Semua ini karena Altara, manusia setengah bon cabe.
Tapi, cowok semacam Altara, punya magnet tersendiri. Tara yakin itu. Saat Tara memutuskan untuk kembali ke kelasnya, dia melihat secarik kertas promosi di lantai. Tangannya tergulur mengambil kertas itu.
Terapi Autis
Praktek buka setiap hari Minggu pukul 2 sore - 8 malam
"Altara autis?"
SEKILAS TENTANG HESPER
Hesper di dalam galaksi artinya bintang senja.
Bukan nama penyakit, nama lagi nama brand makanan.
Hesper terdiri dari beberapa bintang yang membentuk sebuah rasi indah di galaksi
Di cerita ini, ada dua bintang ; Altara dan Tara. Arti nama mereka sama sama bintang.
Yang membedakan adalah, cahaya yang mereka pancarkan.
AUTHOR BERKATA
Penasaran sama kisah Altara dan Tara? Staytune di cerita Hesper!

KAMU SEDANG MEMBACA
HESPER (SELESAI)
Roman pour Adolescents[BEBERAPA PART DIPRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA] ⚠️UDAH SELESAI⚠️ Kita memang sama. Memiliki sinar cahaya. Namun, apa kita bisa merangkai rasi bersama? Bintang bisa redup kapan saja. Dan, faktanya dia memang benar benar sedang meredup. Apakah b...