Part 2

11.1K 731 3
                                    

Akhirnya kembali lagi,

Happy Reading,

Keira dan bunda rima memasuki gedung pernikahan yang disewa oleh sepupunya. Dengan malas Keira mengikuti langkah sang bunda. Setelah berbasa-basi dengan keluarga besarnya, bunda Rima mengajak Keira untuk menyalami sepupunya di pelaminan.

"Akhirnya yang ditunggu datang juga," seru Intan, sepupu Keira.

"Maaf telat, banyak kerjaan tadi." Jawab Keira lalu memeluk Intan, "Maaf juga ngak bisa ndampigi lo akad tadi." Tambahnya dengan nada menyesal dan melepas pelukannya pada Intan.

"Yang penting sekarang lo udah datang." jawab Intan melihat tatapan menyesal Keira.

"Selamat ya buat kalian. Semoga langgeng sampai kakek nenek, terus cepet-cepet kasih momongan ke gue, OK."

"Siappp bu guru. Semoga lo cepet nyusul." Doa Intan dengan sungguh-sungguh. Keira hanya mengangguk dan tersenyum.

"Bunda," seru Intan memeluk bunda Rima.

"Selamat ya sayang. Semoga Tuhan selalu memberkati kalian." Ucap bunda Rima tulus.

"Terima kasih bunda,"

"Bunda titip keponakan bunda yang cerewat dan manja ini ya nak Angga." Ucap bunda rima kepada Angga, suami Intan. Mendengar ucapan bunda rima, Intan memanyunkan bibirnya tidak terima dibilang cerewet dan juga manja. Angga, Keira, dan bunda Rima hanya tertawa melihat tingkah Intan.

"Sudah jadi istri, dikurangi ngambekannya." Bunda Rima kembali memeluk Intan kemudian berpamitan untuk turun dan bergabung dengan keluarga yang lainnya.

"Angga jaga sepupu manja gue ya." Ujar Keira menatap Angga yang dibalas anggukan dan senyuman. "Gue turun dulu ya." Pamit Keira kepada sepasang pengantin baru itu.

*

Disinilah Keira terdampar saat ini, taman depan gedung pernikahan sepupunya. Keira memilih keluar dan berjalan-jalan sendiri setelah lelah mendengar semua sindiran keluarga besarnya. Setelah tadi bergabung kembali dengan keluarga besarnya, Keira diberondong oleh pertanyaan-pertanyaan yang mempunyai makna yang sama, yaitu kapan menikah dan mana calonnya.

Sungguh Keira menahan kekesalan hatinya, mengingat bunda dia menahan itu semua. Hingga satu pernyataan yang ditujukan untuk bundanya membuat kekesalannya memuncak. Bunda yang sudah berjuang keras sendiri membesarkannya dinilai tidak becus mendidik Keira. Bunda dinilai gagal dalam mengurus Keira.

Hanya karena dirinya belum menikah bukan berarti bundanya gagal dalam mendidiknya. Menikah adalah pilihan hidup. Ingin sekali Keira berteriak seperti itu, tetapi dia masih menghargai sepupunya. Dengan hati yang kesal, Keira ijin keluar untuk mencari udara segar.

Keira memilih duduk salah satu bangku yang ada di taman itu. Keira memikirkan bundanya kembali. Keira sedih, tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Apalagi memutuskan untuk menikah, sungguh itu adalah hal terakhir yang ingin dilakukan Keira.

Ditengah lamunannya, Keira dikagetkan dengan kedatangan seorang anak kecil. "Ante, boleh duduk cini?" tanyanya.

Keira tersentak kaget, "Eh, boleh-boleh. Duduk sini sama tante."

Keira membantu bocah kecil itu untuk duduk di sampingnya. Keira menoleh ke kiri dan kanannya untuk mencari keberadaan orang disana, tetapi tidak ada siapa-siapa selain satpam penjaga gedung. Bagaimana bocah sekecil ini dibiarkan sendirian, batin Keira bertanya.

"Ante kenapa? Kata opa kalau kita lihat pelempuan cedih, kita halus hibul." Keira ingin tertawa mendengar suara cadelnya.

"Tante ngak sedih kok. Oh ya, nama kamu siapa?" tanya Keira pada bocah itu.

TAKDIR CINTA (SELESAI) PINDAH LAPAK KE KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang