Part 9

8.5K 577 4
                                    

Setelah hampir tiga bulan aku anggurkan cerita ini, akhirnya hari ini bisa up lagi.

Terima kasih bagi kalian yang masih menunggu kelanjutan cerita ini. 

Jangan lupa Vote dan Comment ya.

Happy Reading, 

Seorang pria dengan pakaian formal yang melekat ditubuhnya dan juga tas kerja ditangan kanannya sedang melangkah memasuki rumah mewahnya. Mendapati kedua orang tuanya sedang duduk dan menonton TV di ruang keluarga. Dia berjalan mendekat dan memberikan salam kepada kedua orang tuanya lalu ikut duduk di sofa.

"Tumben pulang cepat Rei, ngak ada jadwal operasi malam?" tanya mama Lia pada anaknya.

"Ngak ada ma. Oh ya, Vano sudah tidur? Kok tidak kelihatan?" tanyanya pada mama Lia.

"Iya, baru saja naik sama Keira?" jelas mama Lia yang membuat alis Reihan terangkat heran.

"Keira?" tanya Reihan memastikan tidak salah dengar.

"Iya, tadi sore mama ajak Vano ke mall. Terus ngak sengaja ketemu Keira sama temennya. Vano ngerengek minta Keira ikut pulang. Ya sudah mama ajak saja pulang bareng." Terang mama Lia pada anaknya itu yang hanya menganggukan kepala paham.

"Gimana kerjaan di rumah sakit Rei?" tanya papa Tian kepada Reihan setelah melihat obrolan ibu dan anak itu selesai.

"Sejauh ini baik pa. Semua masih terkendali." Ujar Reihan menjawab pertanyaan papanya.

"Kerjasama dengan rumah sakit Mitra yang dari Singapura bagaimana?" tanya papa Tian lagi.

"Lancar pa. Tiga hari lalu perjanjian kontrak sudah ditandatangani. Besok perwakilan dari sana akan datang lagi untuk menjalankan beberapa poin dari isi kontrak." Terang Reihan.

"Baguslah. Papa percaya kamu pasti bisa mengelola rumah sakit kita. Buktinya sekarang rumah sakit kita semakin berkembang semenjak kamu ambil alih." Puji papa Tian dengan bangga akan hasil kerja keras anaknya ini.

"Rei hanya menjalankan apa yang sudah ku pelajari pa. Lagian juga Rei bisa seperti ini berkat dukungan papa dan mama." Ujar Rei pada kedua orang tuanya.

"Sudah, bahas kerjaannya nanti saja. Kamu mandi sana, terus nanti anterin Keira pulang. Dia tadi kesini sama mama dan ngak bawa mobil." Tukas mama Lia pada Reihan.

"Lho kok Rei ma?" protes Reihan, pasalnya dia baru saja pulang dari rumah sakit. Sungguh badannya terasa lelah saat ini.

"Ya terus mau siapa lagi? Papa?" ujar mama Lia kesal.

Reihan hanya mengendus kesal. "Kan bisa dianter pak Seno ma." Ujar Reihan lagi berusaha menolak perintah mamanya.

"Pak seno lagi pulang. Tadi ijin istrinya lagi sakit. Sudah sana ke atas terus mandi." Perintah mamanya tanpa ingin dibantah lagi.

"Reihan lelah ma. Biar saja dia naik taksi." Bantah Reihan untuk terakhir kalinya.

"Ngak baik seorang gadis pulang malam-malam sendiri." Ujar mama Lia. Papa Tian hanya diam memerhatikan perdebatan antara ibu dan anak itu. Sebenarnya papa Tian tahu maksud dari istrinya dengan menyuruhnya mengantar gadis bernama Keira. Papa Tian hanya berharap semoga maksud dari istrinya itu adalah yang terbaik.

Reihan memilih mengalah daripada terus membantah perintah ibunya. Sampai kapanpun dia tidak akan menang jika harus berdebat dengan nyonya rumah Pratama ini. Reihan melangkah ke atas menuju kamarnya. Kamar Reihan dan Vano memang bersebelahan. Sebelum memasuki kamarnya, Reihan ingin melihat anaknya dulu. Reihan membuka pintu kamar dengan perlahan dan melihat Vano sedang dalam pelukan seorang gadis yang beberapa minggu ini sangat diinginkan oleh putranya itu. Keira dengan setia menepuk punggung Vano dengan perlahan hingga putranya itu terlelap dalam tidrunya.

TAKDIR CINTA (SELESAI) PINDAH LAPAK KE KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang