Part 21

8.1K 485 5
                                    

Up lagi guys 🤩

Mau kasih info dulu ya. . . 

Setelah aku baca ulang dari awal, ternyata ada ketidaksamaan antara prolog sama part 19. Nah, untuk revisi akan aku lakukan kalau sudah selesai semua ya. Jadi kalau ada yang ngeh ada yang beda mohon dimaafkan dan dimaklumi 🤭🤭🤭 maklum masih belajar nulis😅

Dan ini part terpanjang yang aku tulis guys 😍 hampir 2500 kata 

Happy Reading 💙

Selesai dengan tugas di sekolah, Keira bergegas untuk segera pulang ke rumah. Hari ini Vano tidak ikut ke rumahnya karena akan pergi dengan kakek dan neneknya.

Saat fokus menyetir mobilnya, Keira kembali mengingat kejadian semalam. Sungguh, rasanya Keira masih berlum percaya jika dia bisa berjalan sejauh ini, lamaran yang pastinya akan berujung ke pernikahan. Padahal belum lama dia masih takut untuk menjalin sebuah hubungan apalagi hingga tahap pernikahan.

Semalam setelah menidurkan Vano di kamarnya, Keira diajak Reihan untuk mengobrol dengan kelurganya di ruang keluarga. Reihan baru mengantarkan Keira pulang setelah waktu hampir menunjukkan pukul 11 malam. Sesampainya di rumah, Keira ingin bicara dengan bundanya. Tetapi ternyata bundanya sudah tidur terlebih dahulu. Sore ini, Keira akan menceritakan kepada bundanya dan memberitahukan niatan Reihan dan orang tuanya.

Keira sudah sampai di rumahnya setengah jam yang lalu. Dia berencana akan memasak untuk makan malam nanti. Baru saja Keira akan beranjak menuju dapur, terdengar suara mobil yang berhenti di depan rumahnya. Keira bergegas menuju teras untuk melihat siapa yang datang. Bisa saja itu Vano yang tidak jadi ikut oma opanya dan memilih ke rumahnya.

Keira mengamati mobil putih yang terparkir di depan rumahnya dengan kening berkerut, memikirkan siapa yang datang. Setelah salah seorang keluar dari dalam mobil, barulah Keira terbelalak kaget dan langsung menghampiri mobil itu. "Kok tante datang gak bilang-bilang sih." Seru Keira yang kemudian memeluk orang yang dipanggilnya tante itu.

"Tante sudah bilang sama mbak Rima lho. Masak kamu ndak tahu to?" ujar orang itu lalu melepaskan pelukan Keira dan menatapnya dengan lembut.

"Omm. . ." sapa Keira memeluk seorang pria yang juga baru saja turun dari mobil.

"Apa kabar ponakan om ini? Sehat to?" tanya pria itu kepada Keira setelah melepas pelukannya.

"Mbak aku ndak dipeluk juga?" interupsi gadis di belakang pria tadi.

"Luna. . . Ya ampun kamu sudah besar sekarang? Ya ampun mbak kangen banget sama kamu." Seru Keira girang lalu memanggil gadis yang bernama Luna tadi. Mereka berpelukan dengan erat untuk menyalurkan kerinduan mereka.

Mereka adalah om dan tante Keira. Bima dan Susi yang merupakan adik dari bunda Rima. Mereka tinggal di Yogyakarta.

"Ayo masuk, , , masuk, , , bunda masih di rumah sakit." Ujar Keira mempersilahkan tamunya untuk masuk ke dalam rumah. Mereka berjalan masuk ke rumah Keira dan duduk di ruang tamu. "Keira buat minum dulu ya." Pamit Keira kepada tamunya.

Lama mereka berbincang-bincang hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Terdengar suara mobil berhenti dan tak lama suara bunda Rima terdengar mengucapkan salam. Mereka kompak menjawab salam dari bunda Rima. Luna yang melihat buleknya sudah pulang langsung menghambur ke pelukan bunda Rima. "Bulek, , , Luna kangen." Bisiknya dengan nada manja. Bunda Rima hanya terkekeh kemudian mengelus kepala keponakannya itu dengan sayang.

"Bulek juga kangen kamu." Lalu melepasakan pelukan Luna. Bima menyusul menyalami kakak satu-satunya dan memelukanya erat, begitu juga dengan istrinya Susi. "Lha mbak kira datangnya masih nanti malam." Ujar bunda Rima setelah melepas pelukan adik-adiknya.

TAKDIR CINTA (SELESAI) PINDAH LAPAK KE KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang