Happy Reading,
"Ante Kei!!!"
Reihan kaget melihat anaknya berteriak tiba-tiba. Teriakan anaknya juga membuat semua pengunjung restoran menoleh ke arahnya.
"Dad, itu ante Kei." Seru Vano menoleh kepada ayahnya. "Dad, ayo kejar ante Kei. Ayo dad." Serunya lagi sambil menarik baju ayahnya.
Reihan segera membayar makananya dan mengikuti Vano. "Sabar sayang, jangan lari. Nanti kamu jatuh." Peringat Reihan kepada Vano. Tetapi anaknya sudah melepaskan pengangan pada bajunya dan berlari keluar mencari seseorang yang dilihatnya.
Reihan mengejar anaknya yang berhenti di depan restoran itu. "Dad, antenya hilang. Cari dad." Rengek Vano kepada Reihan.
"Iya nanti daddy cari lagi ya. Sekarang kita pulang dulu." Bujuk Reihan kepada Vano.
"Mau main cama ante dad hiks." Rengek Vano lagi dengan isakan yang mulai terdengar.
Reihan kelabakan menghadapi Vano. Biasanya Vano sangat jarang mau bermain dengan orang yang baru ditemuinya. Sekarang malah Vano menangisi orang yang baru dikenalnya semalam.
"Sekarang kita pulang ya. Nanti kalau ketemu tante Kei nya, daddy ajak ke rumah buat main sama Vano." Bujuknya.
"Benel ya dad? Ngak bo'ong kan?" tanya Vano memastikan.
Reihan hanya mengangguk saja. Bagaimana mau cari kalau wajahnya saja dia tidak tahu. Maaf kan daddy ya sayang, batinnya dalam hati.
"Sudah jangan nangis lagi. Nanti gantengnya anak daddy hilang." Canda Reihan kepada Vano.
Reihan mengendong Vano dan berjalan ke arah baseman, tempat mobilnya terparkir.
*
Reihan keluar dari mobil dengan mengendong Vano. Tadi di dalam mobil Vano kembali merenggek dan menangis meminta untuk bertemu dengan tante Keira. Dengan kesabaran ekstra Reihan membujuk Vano untuk tidak menangis lagi.
Mama Lia yang melihat anak dan cucunya keluar dari mobil langsung menghampiri mereka.
"Cucu oma sudah pulang. Bagaimana tadi jalan-jalannya?" tanyanya kepada Vano yang masih berada digendongan Reihan. Melihat cucunya hanya diam saja, mama Lia meraih Vano untuk digendongnya. Saat melihat mata Vano yang sembab, mama Lia bertanya lagi, "Lho kok mata Vano sembab gini. Habis nangis ya? Kenapa?" Vano hanya menyerukan kepalanya di leher neneknya.
"Kenapa Rei?" tanya mama Lia pada Reihan.
"Tadi selesai makan siang Vano lihat tante Kei yang mama ceritakan tadi pagi. Vano lari keluar buat ngerjar, ternyata sudah pergi. Waktu Rei coba cari ternyata ngak ada." Jelas Reihan pada mamanya.
"Memangnya kamu tahu wajah Keira?" tanya mamanya penasaran.
"Ngak tahu ma." Jawab Reihan polos. Mamanya hanya geleng-geleng kepala. Heran dengan anaknya yang katanya jenius, tetapi kelakuan seperti orang bodoh.
"Kamu nyari, tapi ngak pernah ketemu orangnya dan ngak tahu wajahnya. Ya pantas ngak ketemu lah." Kesal mama Lia kepada anaknya.
"Vano keburu nangis ma, ya Rei panik lah." Bela Reihan.
"Ya sudah, masuk sana. Biar Vano sama mama dulu." Perintah mama Lia kepada Reihan. Reihan hanya mengangguk dan melangkah masuk. Tetapi sebelumnya dia mengecup puncak kepala anaknya dengan sayang.
"Vano sama oma ya. Daddy mau ke kamar dulu." Vano hanya menganggukkan kepalanya.
*
Selepas kepergian Rei, mama Lia mengajak Vano ke taman belakang. Duduk di gazebo yang penuh dengan mainan Vano.

KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA (SELESAI) PINDAH LAPAK KE KUBACA
Romance#1 in Acak 11/10/2020 #1 in Duda 19/10/2020 #1 in Guru 05/11/2021 #34 in Trauma 02/04/2021 #6 in Roman 10/08/2021 #18 in Cinta 04/09/2021 #11 in dokter 03/03/2022 Kegagalan yang dialami oleh kedua orang tuanya membuat Keira enggan untuk menjalani...