Part 24

7.6K 452 4
                                    

Langsung komen kalau nemuin typo😊👍

Happy Reading 💙

Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Keira segera bangun dan beranjak berjalan keluar kamar menuju dapur. Dilihatnya sang bunda sedang memasak di dapur. Keira berjalan perlahan dan memeluk bundanya. Bunda Rima yang memang sedang fokus dengan masakannya terkejut dengan pelukan tiba-tiba yang dirasakan.

"Ya Tuhan. . ." rekflek bunda Rima lalu menoleh ke belakang dan menemukan anaknya yang sudah berdiri dengan cengiran tanpa dosanya. "Astaga Kei. . . suka banget sih ngagetin bunda." Gerutu bunda lagi.

"Kan Keira kangen sama bunda. Masak mau peluk bunda gak boleh sih." Lirih Keira kembali memeluk bundanya dan menyerukkan kepalanya di leher sang bunda.

"Tapi kan gak pakai ngagetin bunda juga dong." Balas bunda lalu mengelus punggung anaknya dengan sayang. "Pulang jam berapa? Kirain bunda kalian nginep di rumah ayah." Tanya bunda masih memeluk anaknya yang sedang dalam mode manja.

Keira melepas pelukan bundanya dan berjalan mengambil minuman. "Nyampe rumah jam 11 malam bun. Bunda sama Luna udah pada tidur, jadi Keira gak bangunin. Untung bawa kunci cadangan rumah." Jelas Keira lalu duduk di meja makan dan mengamati bunda Rima yang kembali berkutat dengan masakannya. "Di suruh nginep sih sama ayah. Tapi kasian Vano nanti nyariin mas Rei kalau gak pulang." Jelasnya lagi. Memang kemarin dia disuruh nginap di rumah ayahnya, tetapi mengingat Vano yang sudah ditinggal seharian jadinya Reihan dan Keira tidak tega. Setelah makan malam bersama dengan keluarga ayahnya, Reihan dan Keira berpamitan untuk pulang.

"Gimana kemarin di rumah ayah?" tanya bunda Rima tanpa menoleh.

"Ya gitu bun. Ayah jelasin semua yang terjadi ke Keira."

"Sekarang sudah gak marah kan sama ayah?" potong bunda Rima lalu menoleh menatap putrinya.

"Keira mau kayak bunda yang bisa memaafkan ayah walaupun pernah disakiti. Bukankah kata bunda ayah tetap ayah Keira." Jelas Keira sambil menatap bunda Rima dengan senyum. "Semua yang berlalu biar jadi pembelajaran untuk kita semua. Gitu kan bun?" ujar Keira lagi lalu meminta persetujuan bunda Rima diakhir kalimatnya.

Bunda Rima mengangguk dan terkekeh pelan mendengar penuturan putrinya. "Anak bunda sekarang sudah dewasa ya." Ujarnya mendekat ke arah Keira dan mengelus kepala sang putri dengan sayang. "Bunda bangga sama Keira." Imbuhnya lagi.

"Keira juga bangga sama bunda. Keira sayang bunda. Selamanya sayang bunda." Ujar Keira memeluk perut bunda Rima dengan erat.

"Bunda juga sayang Keira. Putri kesayangan bunda." Balas bunda masih mengelus kepala Keira dengan penuh kasih sayang lalu melepaskan pelukannya dan menatap mata sang putri dengan lembut. "Sudah ah. . . bunda mau lanjut masak dulu." Ujar bunda lalu kembali ke masakan yang sempat ditinggalkan tadi, mengecek apakah sudah matang atau belum karena pagi ini ternyata bunda Rima memasak sayur sup ayam untuk sarapan.

"Oh iya, Luna mana bun?" tanya Keira yang tidak melihat sepupunya sejak dia bangun tadi, karena setahunya Luna sangat rajin bangun pagi.

"Lagi jogging sama temen barunya. Kamu ingat anaknya Bu Lastri kan yang rumahnya ujung kompleks?" tanya bunda membuat Keira mengingat-ingat siapa yang dimaksud oleh bundanya.

"Oh Marina anak tante Lastri. Kok bisa temenan mereka?" tanya Keira penasaran.

"Ternyata anak Bu Lastri seumuran sama Luna. Nah sama-sama mau daftar di fakultas kedokteran juga. Jadi kemarin kebetulan barengan waktu daftar kuliah." Jelas bunda Rima lagi yang mendapat anggukan kepala dari Keira. Baru beberapa hari disini, Luna sudah memutuskan untuk kuliah di kampus mana. Jadilah tiga hari lalu dia mendaftarkan diri ke salah satu kampus yang terkenal di Jakarta.

TAKDIR CINTA (SELESAI) PINDAH LAPAK KE KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang