Part 39

7.8K 468 6
                                    

Up lagi guys. . . dan selamat berbuka puasa bagi yang menjalankan ibadah puasa 🙏

Tandai typo 😎

Happy Reading 💙

Reihan berjalan keluar kamarnya untuk menemui sang istri yang sedang berada di dapur. Dilihatnya Keira sedang duduk di meja makan dengan sepiring makanan yang ada di depannya. Saat dirinya berlajan mendekat, keningnya berkerut karena mendengar isakan kecil dari sang istri. Mendengar itu, Reihan segera berjalan mendekat dan berjongkok di samping kursi sang istri, kemudian bertanya dengan panik, "Kenapa?"

"Mas, , ," isak Keira semakin keras. Reihan segera berdiri dan membawa Keira ke dalam dekapannya.

"Kenapa sayang?" tanya Reihan lagi. "Masih pagi kok sudah nangis? Ada yang sakit?" tambahnya lagi dengan nada khawatir.

Keira hanya menggeleng dalam pelukan suaminya. Dengan sabar Reihan mengelus pelan punggung Keira hingga istrinya itu tenang. Setelah memastikan istrinya benar-benar tenang, Reihan mendongakan wajah Keira dan mengusap sisa air matanya. "Kenapa?" tanyanya lembut.

"Kei kangen ayah hiks. . ." ujarnya lalu terisak lagi.

"Mau telepon ayah?" tawar Reihan setelah mengetahui permasalahan yang membuat istrinya menangis di pagi hari ini.

"Tadi sudah telepon. Tapi kangen pengen ketemu."

"Tadi bilang sama ayah kalau pengen ketemu?"

Keira menggelengkan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan suaminya. "Kan bulan depan ayah kesini buat acara syukuran tujuh bulanan kamu."

"Iya tapi pengen ketemunya sekarang." Rengek Keira.

"Mau ke Bandung sekarang?" ajak Reihan berusaha memenuhi semua keinginan sang istri selama dirinya masih bisa dan sanggup. Karena jika dipikir-pikir, dikehamilan pertama istrinya ini tidak pernah meminta yang aneh-aneh ataupun susah.

"Tapi mas kerja."

"Iya sudah. Mas anterin ke Bandung sekarang ya. Kamu siap-siap dulu, mas bangunin Vano dulu."

"Tapi kerjaan mas?" sela Keira lagi merasa tak enak pada suaminya.

"Gak apa-apa. Mas gak ada jadwal operasi sampai senin. Jadi kita bisa nginap dua hari disana. Nanti senin Vano ijin juga. Kamu telepon bunda sama mama, pamit kalau kita mau ke Bandung."

"Gak apa-apa?" ragu Keira.

"Gak apa-apa sayang. Buat kamu sama baby." Balas Reihan dengan senyum menenangkan.

"Terima kasih mas. Sayang daddy banyak-banyak." Seru Keira dengan menirukan suara anak kecil membuat Reihan gemas dibuatnya.

*

Setelah menempuh beberapa jam perjalanan, Reihan, Keira, dan Vano tiba dipekarangan rumah ayah Hendra. Keira dengan tidak sabar turun sesaat setelah mobil berhenti. Reihan turun kemudian berjalan ke pintu mobil belakang untuk mengendong Vano, setelahnya menyusul sang istri yang sudah lebih dulu mengucapkan salam.

Dari dalam terdengar suara balasan salam untuk Keira, tak berselang lama keluarlah ibu Indri yang terkejut melihat keluarga putrinya. "Lho Keira? Kok kesini gak bilang-bilang." Ujarnya lalu memeluk Keira dan menerima jabat tangan dari Reihan.

"Keira kangen ayah bu." Ujar Keira sambil celingukan ke dalam rumah.

"Ayah dibelakang. Lagi ngurus tanamannya. Ayo masuk-masuk." Ajak ibu Indri kepada mereka. "Ibu buatkan minum dulu ya. Sekalian ibu panggilkan ayah." Imbuhnya lalu berjalan ke arah dapur setelah mendapat anggukan dari Keira.

TAKDIR CINTA (SELESAI) PINDAH LAPAK KE KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang