Part 34

6.7K 436 6
                                    

Wah rame banget dari kemarin banyak yang Vote 🤩🤩🤩

Seneng banget deh 😘

Dan aku up lagi siang ini

Happy Reading 💙

Keira terbangun dengan perut yang terasa bergejolak. Segera dirinya bangun menuju kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya yang masih kosong. Setelah selesai, dirinya bergegas kembali ke dalam kamar dan merebahkan dirinya di atas ranjang. Diliriknya jam di atas nakas, masih menunjukkan pukul 4 pagi.

Keira hanya sendirian di dalam kamar. Suaminya belum pulang sejak semalam karena ada operasi yang harus dijalani. Saat akan beranjak untuk ke dapur, Keira kembali berlari ke kamar mandi. Perutnya terasa sangat tidak enak. Tidak mungkin jika dia terkena mag, karena selama ini dirinya selalu makan tepat waktu.

Keira kembali mengingat-ingat ada apa dengan dirinya. Mulai dari satu minggu lalu yang badannya terasa lemas, pusing, dan pagi ini dirinya mual-mual.

"Jangan-jangan. . ." gumam Keira tidak yakin.

*

Keira berangkat mengajar seperti biasa. Tetapi rasanya hari ini dirinya sangat tidak bersemangat sama sekali.

"Miss Keira sakit?" tanya Rena rekan kerja Keira. "Mukanya pucat lho miss." Imbuhnya.

"Hanya sedikit pusing saja." Balas Keira dengan memberikan senyuman kecil.

"Ya sudah, ini biar anak-anak saya yang jagain. Miss Keira ke ruang guru saja, istirahat." Usul Rena kepada Keira. Waktu belajar sudah selesai dan saat ini mereka sedang menunggu anak didik mereka dijemput.

"Gak apa-apa ini?" tanya Keira memastikan.

"Iya. . . Kasian miss Keira sudah pucat gitu."

"Kalau begitu terima kasih miss Rena."

Rena hanya mengangguk dan kembali fokus kepada anak didiknya yang sedang menunggu jemputan. Sesampainya di ruang guru, Keira segera mengisi perutnya yang terasa tak enak sama sekali. Tetapi baru satu sendok, mual kembali melanda dirinya. Seperti pagi tadi, selesai sarapan Keira kembali memuntahkan semua makanannya.

Keira kembali duduk dan menatap bekal makanannya. Miss Mita rekan satu kerja Keira menghampiri mejanya kemudian berujar, "Miss Keira kenapa? Sakit?" tanyanya.

"Iya miss. Pusing terus mual dari pagi tadi." Ujar Keira dengan badan yang terasa lemas.

"Miss lagi hamil ya?" tanya miss Mita to the point.

"Belum tahu miss. Saya belum cek." Jawab Keira dengan tersenyum canggung. Keira memang sudah curiga, tetapi dia belum sempat mengetesnya. Takut hasilnya tidak sesuai harapan.

"Coba di tes dulu saja miss. Siapa tau memang miss Keira sedang hamil." Usul miss Mita yang langsung diangguki oleh Keira.

"Pulang nanti rencana mau langsung ke rumah sakit saja miss. Biar langsung tahu hasil pastinya."

"Kalau memang masih pusing dan mual. Miss Keira ijin dulu saja. Nanti saya ijinkan kalau memang miss Keira mau." Tawar miss Mita merasa kasihan melihat Keira yang pucat dan terlihat lemas.

"Terima kasih miss Mita. Malah merepotkan jadinya. Tapi saya tunggu anak saya dulu datang."

"Sama-sama miss Keira. Semoga hasilnya membahagiakan ya."

"Amin."

Setelah miss Mita meninggalkan mejanya, Keira segera mengambil ponselnya untuk menghubungi sang bunda.

"Halo bun. . ." sapa Keira begitu sambungan telepon terhubung.

"Halo sayang, tumben telepon jam segini? Ada apa?" tanya bunda dari seberang sana.

"Bunda masih di rumah sakit kan?"

"Masih sayang. Kenapa?"

"Keira nanti mau ke rumah sakit ketemu bunda."

"Kamu sakit?"

"Iya bun, pusing sama mual-mual dari pagi."

"Keira, kamu. . ." tanya bunda Rima mengantung.

"Belum tahu bun. Keira belum cek. Makanya pulang ini mau langsung ketemu bunda. Biar hasilnya pasti."

"Ya sudah. Nanti kesini saja biar bunda langsung periksa."

"Jangan bilang mas Rei dulu ya bun. Biar nanti Keira aja yang ajak ke ruangnya bunda."

"Bunda tunggu kalau begitu."

"Bye bunda."

"Bye sayang."

*

Keira dalam perjalanan menuju rumah sakit suaminya. Keira tadi dijemput oleh supir beserta anaknya karena memang tadi pagi dirinya diantar oleh supir. Takut terjadi apa-apa bila dirinya memaksa untuk menyetir ditengah rasa pusingnya. Keira juga sengaja tidak memberitahukan suaminya karena ingin memberikan sedikit kejutan dengan kedatangannya.

"Mommy. . . kita mau ketemu nenek sama daddy ya." Tanya Vano dengan kosa kata yang jelas. Keira senang melihat perkembangan putranya itu.

"Iya sayang. Kita kasih kejutan buat daddy ya." Ujar Keira membalas pertanyaan putranya yang sedang duduk disampingnya.

Mobil yang mereka tumpangi sudah memasuki halaman depan rumah sakit. Keira dan Vano turun lalu melangkah memasuki lobby rumah sakit. Perawat yang memang sudah mengenal Keira dan Vano menyapa mereka dengan menunduk sopan. Keira juga membalasnya dengan senyuman ramah.

Masih tidak menyangka dirinya adalah istri dari seorang dokter terkenal sekaligus pemilik rumah sakit terbesar di Jakarta. Padahal untuk membayangkan sebuah pernikahan saja dirinya sangat enggan.

Keira masih berjalan dengan mengandeng tangan Vano menuju ruangan suaminya. Masih dengan senyum ramah menyapa setiap perawat yang berpapasan dengan mereka. Tetapi tiba-tiba langkahnya terhenti di ujung lorong rumah sakit dan tubuhnya menegang seketika.

Deg

Seketika jangtung Keira berdetak tak karuan. Air mata kekecewaan meluncur tanpa bisa dicegah. Di ujung sana, suami yang sangat dicintai dan dipercayainya tengah berpelukan dengan seorang wanita.

Keira masih mematung ditempat tanpa sanggup memanggil suaminya. Hingga teriakan nyaring Vano membuat pelukan mereka terlepas. Keira melihat tatapan suaminya yang terkejut.

"Kamu jahat mas." Lirih Keira kemudian membalikkan badan meninggalkan suaminya yang masih terkejut bersama wanita itu.

***
Ups pak dokter kira-kira sama siapa ya 🙄

Jangan lupa Vote dan Commentnya ya biar tambah rame😍😍😍

LM, 24/03/2021

TAKDIR CINTA (SELESAI) PINDAH LAPAK KE KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang