Up sore-sore. . . Setelah dua minggu gak bisa up 😂
Mengingatkan untuk tinggalkan jejak kalian dengan Vote dan Comment 🤗
Happy Reading 💙
Pernikahan Reihan dan Keira akan dilaksanakan dua bulan lagi, lebih tepatnya setelah libur kenaikan kelas. Dan sesuai dengan arahan bunda Rima minggu lalu waktu acara lamaran, agar Reihan dan Keira meminta restu juga kepada ayahnya. Disinilah mereka berada sekarang, perjalanan menuju rumah ayah Keira di Bandung. Mereka hanya berangkat berdua saja. Sengaja tidak mengajak Vano karena Reihan tahu permasalahan Keira dengan ayahnya bukan permasalahan sederhana.
Sejak meninggalkan pekarangan rumahnya tadi, Keira lebih banyak diam dan melamun. Reihan yang merasakan perbedaan suasana hati Keira kemudian bersuara, "Kamu kenapa? Kok dari tadi diam saja?" tanyanya yang tidak mendapat respon apapun dari gadisnya itu. "Kei. . ." panggilnya sekali lagi dengan menepuk pundak Keira.
"Ehhhh. . . iya kenapa mas?" tanya Keira yang tersentak kaget dari lamunannya.
"Kamu kenapa? Hem? Cerita sama mas? Mas gak suka lihat kamu melamun kayak gitu." Tegur Reihan lalu mengambil tangan Keira dan mengenggamnya. "Masih belum siap ketemu ayah kamu?" tanya Reihan langsung pada intinya.
Keira kembali menunduk dan melihat tangannya yang digenggam Reihan. "Kei belum siap mas jika harus bertatap muka lagi dengan ayah." Ujarnya lirih.
"Boleh mas tahu kenapa kamu marah sama ayah?" tanya Reihan sambil sesekali melirik Keira.
"Ayah sama bunda sudah cerai sejak umur Kei 10 tahun. Sebelum mereka memutuskan untuk bercerai, Kei sering dengar mereka bertengkar. Entah Keira juga gak tahu masalahnya apa. Sampai akhirnya mereka benar-benar berpisah dan setelah dewasa baru aku tahu permasalahan sebenarnya. Itupun aku tahu dari tante-tanteku yang selalu menjelek-jelekkan Kei sama bunda. Sedangkan bunda sendiri gak pernah cerita apapun ke Kei, karena setiap cerita bunda pasti nangis diam-diam di kamar setelahnya." Cerita Keira sambil mengenang masa kecilnya yang bisa dibilang kurang bahagia.
"Dulu sebelum ayah pergi, aku pernah nangis-nangis supaya ayah gak pergi. Tetapi tangisanku gak pernah di dengar sama ayah. Ayah tetap pergi membiarkan aku hidup hanya berdua dengan bunda. Bunda yang sibuk bekerja membuatku harus selalu dititipkan di rumah nenek. Dan setiap hari pula Kei harus dengar om dan tante menjelek-jelekkkan bunda. Bunda kerja kerasa buat Kei supaya aku bisa sekolah hingga perguruan tinggi. Dengan tabungan yang seadanya pula bunda nekat beli rumah sendiri. Gak pernah ada yang tahu gimana susahnya kehidupanku dan bunda dulu." Keira kembali menunduk dan mengusap dengan kasar air mata yang jatuh di pipinya. Reihan masih diam fokus pada jalanan dan mendengarkan cerita gadisnya.
"Bunda yang selalu menghabiskan waktunya di rumah sakit membuatku harus bisa mandiri di rumah. Terkadang bunda sampai gak memperhatikan kesehatannya sendiri. Dan Kei selalu sedih jika bunda jatuh sakit dan hanya aku saja yang menemaninya. Tanpa bunda tahu, setiap bunda nangis aku selalu dengar dan aku selalu menemani bunda menangis di depan pintu kamar. Sakit banget mas setiap dengar tangisan bunda. Bahkan sampai saat ini bunda tidak mau menikah lagi. Makanya itu Kei gak mau ninggalin bunda sendiri mas. Kei gak tega biarin bunda sendirian di masa tuanya nanti." Ujarnya semakin lirih karena menahan air mata yang hendak kembali mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA (SELESAI) PINDAH LAPAK KE KUBACA
Romance#1 in Acak 11/10/2020 #1 in Duda 19/10/2020 #1 in Guru 05/11/2021 #34 in Trauma 02/04/2021 #6 in Roman 10/08/2021 #18 in Cinta 04/09/2021 #11 in dokter 03/03/2022 Kegagalan yang dialami oleh kedua orang tuanya membuat Keira enggan untuk menjalani...