Part 3

10K 702 2
                                    

Terima kasih sudah mau membaca cerita saya,

Jangan lupa Vote dan commentnya ya,

Happy Reading,

Seorang pria terlihat sedang duduk di depan teras rumah mewahnya. Menunggu kedatangan orang yang disayanginya. Siapa lagi kalau bukan anak semata wayangnya. Tadi sore, mamanya meminta ijin mengajak anaknya pergi ke pernikahan kolega bisnis papanya.

Pria tersebut kembali termenung memikirkan nasib hidupnya. Istrinya meninggal saat melahirkan anaknya dan sekarang dia harus membesarkan anaknya seorang diri. Untung saja ada sang mama yang membantunya mengurus buah hatinya.

Reihan Adi Pratama itulah nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Pemilik rumah sakit Pratama Hospital sekaligus dokter spesialis bedah jantung. Profesinya yang sebagai dokter nyatanya tak mampu untuk menyelamatkan istrinya yang meninggal akibat pendarahan. Penyesalan selalu menyeruak ke dalam hatinya, kala mengingat mendiang istrinya.

Reihan tersadar dari lamunanya saat melihat sebuah mobil mewah masuk dan menurunkan kedua orang tuanya serta anaknya. Senyuman Reihan terbit kala melihat sang putra dalam gendongan papanya.

"Daddy," teriak bocah kecil itu kala melihat Reihan berdiri di teras rumah.

"Halo jagoan daddy" sapa Reihan dengan mengambil alih anaknya ke dalam gendongannya. "Tadi ngak nakal kan waktu sama opa dan oma?" tanyanya yang hanya dijawab dengan gelengan kepala. "Sepertinya jagoan daddy sudah ngantuk. Baiklah, saatnya kita tidur." Ajak Reihan kepada anaknya.

"Pa, ma, Rei sama Vano ke atas dulu ya." Pamitnya kepada kedua orang tuanya.

"Iya sudah sana. Kasihan itu vano sudah ngantuk. Jangan lupa diajak cuci tangan sama kaki dulu sebelum tidur." Pesan Lia, mamanya Reihan.

"Iya ma." Jawab Reihan kemudian melangkah menaiki tangga menuju kamarnya.

"Ayuk pa, kita juga harus istirahat." Ajak mama Lia kepada Tian, suaminya.

*

Keesokan harinya, semua sudah berkumpul di meja makan. Mereka sarapan dengan ditemani celotehan bocah mengemaskan yang mereka sayangi, siapa lagi kalau bukan Vano.

"Oma, nanti ketemu sama ante Kei ya. Vano mau main lagi sama ante Kei." Rengek Vano pada neneknya, Lia.

Reihan yang mendengar Vano menyebutkan nama orang asing menoleh kepada anaknya, kemudian bertanya ke mamanya, "Tante Kei? Siapa ma?" tanyanya heran. Reihan tau kebiasaan anaknya yang susah menerima orang baru. Lalu sekarang anaknya menyebutkan nama orang baru yang tidak dikenalnya.

"Ante Keila dad. Ante baik banget cama Vano." Jelas Vano kepada daddynya yang membuat kening Reihan semakin berkerut.

"Semalam Vano menghilang waktu dipesta. Ternyata dia pergi ke taman sendiri. Terus ketemu sama Keira yang juga sedang di taman. Keira yang nemenin Vano." Penjelasan mama Lia membuat Reihan membelalakan matanya menatap tajam pada anaknya.

"Kok Vano bisa pergi sendiri? Nanti kalau hilang bagaimana? Kalau diculik bagaimana?" tanya Reihan dengan nada tinggi yang membuat Vano menunduk takut, bahkan hampir menangis.

"Sudah, sudah, ini salah mama sama papa yang asik ngobrol sampai lupa kalau Vano kita ajak." Mama Lia mencoba menengangkan Reihan.

"Hiks, maaf dad." Isak Vano. Reihan yang melihat anaknya menangis menjadi tidak tega dan membawa Vano ke dalam pangkuannya.

"Lain kali, kalau mau main ditempat ramai harus ijin dulu ya. Daddy Cuma takut Vano kenapa-kenapa, OK!" ujarnya dengan nada yang lebih lembut. Mendengar daddynya melunak, Vano mendongakkan kepala kemudian mengangguk.

TAKDIR CINTA (SELESAI) PINDAH LAPAK KE KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang