Hay hay hay
Balik lagi buat mengibur kalian, semoga bisa menjadi moodboster buat memulai hari senin lagi besok 😎😎😎
Happy Reading 💙
Sesuai rencana mereka kemarin malam. Hari ini Reihan membawa Keira untuk makan malam di rumahnya. Reihan belum mengatakan apapun kepada orang tuanya mengenai niatannya yang sebenarnya. Reihan hanya memberi tahu mamanya bahwa dia akan mengajak Keira ke rumah untuk makan malam bersama.
Sepulang dari rumah sakit, Reihan mampir ke rumah Keira untuk menjemputnya. Dan disinilah mereka sekarang, di dalam mobil hitam milik Reihan. Mereka pergi setelah berpamitan pada bunda Rima yang kebetulan baru pulang juga dari rumah sakit.
"Mas, aku takut." Cicit Keira pelan yang masih mampu di dengar oleh Reihan. Pria itu kemudian menolehkan kepalanya menghadap Keira yang sedang menunduk mengamati tangannya sendiri yang sedang bertautan.
"Takut kenapa? Ada mas disini." Ujar Reihan sambil mengambil tangan Keira dan menggenggam nya.
"Kamu sudah kenal keluarga mas, begitu pun mereka yang sudah mengenal mu. Apalagi yang masih kamu takut kan?" Tanya Reihan kemudian.
"Kan biasanya aku kesana cuma main. Aku hanya merasa gugup saja mas." Cicit Keira lagi lalu menghela napas pelan untuk menetralkan kegugupannya. Reihan yang melihat itu hanya tersenyum kecil, memaklumi kegugupan Keira itu karena sebenarnya dirinya juga gugup setengah mati.
Sesampainya di rumah mewah itu, Reihan menghentikan mobilnya di depan rumah. Reihan turun dari mobil dan berjalan ke pintu penumpang untuk membukakan pintu Keira.
"Makasih." ucap Keira kepada Reihan sambil tersenyum.
"Sama-sama." Jawab Reihan dengan senyuman manis juga kepada Keira. Rasa-rasanya dia memang sudah jatuh hati dengan gadis di depannya ini.
Reihan mengandeng tangan Keira untuk berjalan masuk ke dalam rumah. Begitu masuk mereka langsung disambut dengan teriakan bocah kesayangan Keira. "MOMMY!!!"
Keira langsung mengendong Vano begitu bocah kesayangannya itu berlari dan menabrak kakinya. "Kangen mommy?" tanya Keira dengan senyum gemasnya.
"Kangen dong. Emuah emuah emuah, , ," balas Vano dengan menghujani ciuman di wajah Keira membuatnya semakin terkekeh.
"Daddy gak dikangenin?" goda Reihan yang ikutan gemas melihat kelakuan putranya itu. Vano pun menolehkan kepalanya dan menatap papanya lalu meminta gendong.
"Kangen daddy juga." Ujar Vano lalu menenggelamkan kepalanya di pundak papanya. Reihan membalas dengan mencuim puncak kepala Vano dan mengelus punggung putranya dengan sayang.
"Wah, , , wah, , , wah, , , siapa nih yang datang? Kok kayaknya aku ketinggalan berita ya." Ucap suara lain dari arah ruang keluarga. Keira yang baru melihatnya hanya menatap heran dan binggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA (SELESAI) PINDAH LAPAK KE KUBACA
Romance#1 in Acak 11/10/2020 #1 in Duda 19/10/2020 #1 in Guru 05/11/2021 #34 in Trauma 02/04/2021 #6 in Roman 10/08/2021 #18 in Cinta 04/09/2021 #11 in dokter 03/03/2022 Kegagalan yang dialami oleh kedua orang tuanya membuat Keira enggan untuk menjalani...