1🔥

19.7K 704 48
                                    


L O C K E D W I T H Y O U

🔞 TOLONG SKIP PART INI JIKA KALIAN MASIH DI BAWAH UMUR.

"Kau...masih saja sempit." Dia mengerang saat ia mendorong juniornya dalam-dalam.

Dia memegang paha gadis itu, membukanya lebih lebar lagi. Dia tidak peduli jika gadis di bawahnya menderita karena rasa sakit yang luar biasa dari genjotan yang diberikannya, yang dia inginkan hanyalah kepuasannya yang perlu dipenuhi.

"Unngh...Jisoo...ahh...tolong jangan...terlalu kasar... sakit..." Dia memohon saat tubuhnya menggeliat lalu mendorong pinggulnya sedikit ke atas berharap itu akan membantunya meringankan rasa sakit yang menderanya. Dia menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan saat genjotan Jisoo semakin cepat dan dalam.

"Arghh!!! Kau tidak punya hak...untuk mengarahkan ku seperti itu. Tutup mulutmu...dan nikmati saja...uhhh...apa yang ku berikan padamu." Kata Jisoo saat dia hampir menarik juniornya keluar dari milik gadis itu sebelum memasukkannya dengan keras hingga titik paling dalam membuat gadis itu menjerit kesakitan.

Baginya, itu mungkin satu kenikmatan tapi bagi gadis itu, ia adalah satu penderitaan yang dia tahu dia tidak akan pernah bisa melarikan dirinya.

Jisoo memijat payudara gadis itu dengan kasar saat dia mengisap dan menjilat leher gadis itu, meninggalkan tanda merah di sana.

Tangan gadis itu hanya mencakar-cakar sprei, dengan pasrah, menunggu semuanya untuk berakhir dengan cepat. Airmata mula mengalir turun dari sisi matanya ketika gadis transgender yang berada di atasnya terus menerus menyiksa tubuhnya yang rapuh.

Sejak kapan hidupnya berubah seperti ini? Dulu dia adalah seorang gadis yang sangat bahagia dan lugu. Tidak sehingga dia bertemu dengannya. Ketika dia berkahwin dengannya...

Dengan Kim Jisoo.

Meskipun baru saja menginjak satu bulan sejak mereka menikah, apa yang di alaminya dari Jisoo hanyalah rasa sakit, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara emosional.

Jisoo lah yang mengambil keperawanannya, kesuciannya dengan cara yang paling tidak terduga.

***

Dia menggigit bibirnya menahan semua desahan yang akan keluar dari mulutnya. Jisoo sangat menyukai mendengar desahan gadis itu. Jisoo sadar ketika dia merasakan gadis itu menegang, dia pun mendongak dan seringai jahat muncul di wajahnya.

Dia memegang kedua pipi gadis itu dengan tangannya, menekannya dengan kuat supaya gadis itu melepaskan dari menggigit bibirnya sendiri.

"Mendesahlah untuk ku. Aku tahu kau menyukainya." Kata Jisoo sebelum menghentak juniornya dengan keras. Dia berhasil, erangan nyaring keluar dari mulut gadis itu.

"Ungghh! Jisoo...tolong berhenti." Kata gadis itu, di antara desahannya.

Jisoo benar-benar menyukainya ketika dia melihat gadis itu kesakitan. Dia menahan pinggul gadis di bawahnya saat hentakkannya menjadi lebih cepat. Gadis itu mendesah tanpa henti ketika dia mulai merasakan sesuatu diperutnya.

"Fuck! Aku akan keluar!" Kata Jisoo saat ia melakukan hentakan terakhirnya, ingin mengeluarkan spermanya di dalam lubang gadis itu.

"Ughhh!!!" Jisoo kemudian berteriak saat dia benar-benar melepaskan semuanya di dalam, mendorong lebih dalam untuk memastikan dia melepaskan semua spermanya.

Jisoo beristirahat sebentar, masih berada di atas tubuh naked gadis itu dan juniornya yang masih berada di dalam lubangnya. Keduanya terengah-engah. Sprei kasur itu basah dengan cecairan dan keringat mereka.

Mata gadis itu setengah terbuka, benar-benar merasa lelah karena penderitaan yang diterimanya malam itu. Tapi Jisoo masih belum puas, mungkin dia mengalami hari yang sulit hari ini, mungkin juga karena dia dan kekasihnya bertengkar lagi.

Jisoo bangkit berlutut dan menarik gadis di bawahnya. Dia membalikkan tubuh gadis itu, membuat gadis itu membelakanginya. Jisoo kemudian membetulkan posisinya, yang sekarang menghadap belakang tubuh gadis itu, dia menarik membuat gadis tersebut menungging dan kemudian memasukkan juniornya dari arah belakang.

"Ahhh! Jisoo!" Gadis itu berteriak ketika Jisoo dengan kasar memasukkan juniornya.

Jisoo memegang pinggul gadis itu membuatnya tetap diam dan tidak bergerak sementara gadis di bawahnya terus merintih dan menangis tanpa henti. Tangan gadis itu tetap mencengkeram sprei, mungkin lebih erat dari sebelumnya, meminta bantuan meskipun tidak ada yang bisa membantunya.

Hanya isak tangis dan bunyi hentakkan dari tubuh keduanya yang kedengaran di dalam ruangan tersebut.

"Kau...yang menginginkan ini...ahhh ~ benar! Ughhh! Itu sebabnya kau setuju...untuk menikah denganku. Jawab aku!" Kata Jisoo di antara desahan nikmatnya ketika dia meraih rambut gadis itu dan menariknya oe belakang untuk menghadapi dirinya, ranjang tempat keduanya itu bergerak dengan hebat mengikut gerakan Jisoo yang semakin liar.

"Tidak!" Jerit gadis itu, menjawab pertanyaan Jisoo yang sangat menyakitkan buatnya.

Seringai pun mulai muncul di bibirnya. Jisoo menggenjot dengan lebih cepat dan dalam sehingga membuat tubuh gadis itu bergetar karena terlalu sakit.

"Aku...ughh! Jangan pernah berharap...ahhh ~ aku...untuk mencintaimu...bitch!!" Jisoo berkata saat dia melepaskan rambut gadis itu dengan kasar dan melebarkan lagi kaki gadis itu ketika hujamannya semakin cepat.

"Aku tahu..." Bisik gadis itu pelan. Dia tidak bisa berbuat apa-apa, selain mengambil setiap kata yang menyakitkan yang Jisoo ucapkan padanya.

Jisoo selalu mengingatkan gadis itu bahwa dia tidak akan pernah mencintainya. Tetapi dia tidak peduli jika Jisoo tidak mencintainya, karena apa yang diinginkannya dari Jisoo hanyalah sedikit rasa hormat.

Jisoo merasakan miliknya semakin membesar di dalam milik gadis itu, menandakan dia sudah mendekati klimaksnya sekali lagi. Genjotannya pun semakin cepat, saat gadis di bawahnya terbaring lemah. Hanya desahan dan tangisan yang terdengar dari gadis tersebut.

"Ughhh!!! Irene-ah!"

Akhirnya, dengan genjotan terakhirnya, Jisoo melepaskan cairan spermanya di dalam milik gadis itu lagi. Dia terbaring di atas punggung gadis itu, terengah-engah dan penuh dengan keringat, berusaha untuk mendapatkan kembali sedikit kekuatannya.

Setetes air mata keluar dari mata gadis itu, saat dia merasa Jisoo menarik miliknya keluar dan berguling ke sisi sampingnya. Punggung Jisoo menghadapnya ketika dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang telanjang. Dia bahkan tidak memeriksa gadis itu, atau bertanyakan apa dia baik-baik saja.

Bahkan satu ciuman untuk menenangkan tubuhnya yang sakit benar-benar diabaikan karena Jisoo sudah mendapatkan apa yang diinginkannya dari gadis itu malam ini.

Dia kemudian pun berguling ke sisi katil, menghadap punggung Jisoo. Dia terdengar dengkuran halus dari Jisoo membuktikan bahwa dia sudah tidur.

"Aku Jennie. Setidaknya kau harus memikirkan ku setiap kali kita melakukannya." Bisiknya, tidak mengharapkan jawaban dari Jisoo.

Dia kemudian berbalik dan membungkus dirinya dengan selimut. Meringkuk dan menenggelamkan wajahnya, berusaha untuk menahan isak tangisnya, takut itu akan membangunkan Jisoo dan menyakitinya lagi.

***
Jangan lupa tekan vote 🌟 dan comment
JJ4EVA

Locked with You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang