39

2.4K 384 21
                                    


L O C K E D W I T H Y O U

Jennie memandang ke luar melalui jendela mobil. Dahinya berkerut saat dia menggigit pipi bagian dalamnya. Dia mengalihkan pandangannya dari jendela. Menundukkan kepalanya ke arah pahanya, melihat tangannya yang mencengkeram kain gaunnya. Jennie kemudian menghela nafas berat, yang membuat pandangan khawatir dari supir tua yang saat ini bersamanya.

Mobil itu telah diparkir di depan kampusnya beberapa menit yang lalu. Jennie hanya diam sejak dia meninggalkan mansion Kim sehingga menimbulkan rasa penasaran pada sopirnya. Pria tua itu memerhatikannya dari kaca spion, akan tersenyum tipis setiap kali melihat dia melihat nona mudanya cemberut lalu menghela nafas.

Melihat pasangan suami istri itu bersama tadi malam seolah-olah jawaban atas doa-doa mereka. Akhirnya melihat mereka tidak berdebat lagi dan akhirnya mereka bisa melihat Jisoo mereka memberikan kasih sayangnya seperti itu kepada istrinya.

Hanya dengan mengamati mereka beberapa hari terakhir ini, mereka bisa melihat perubahan besar dari Jisoo, dan saat itu Pak Lee tahu bahwa ada sesuatu yang mulai terbentuk di antara keduanya. Sayangnya pasangan suami istri itu menahan diri mereka mungkin karena mereka berdua tidak atau bahkan belum menyadarinya. Tetapi sebagian besar adalah karena salah satu dari mereka masih dihantui oleh tanggungjawab dari masa lalunya, masih merasa terpaksa dengan kehidupannya sekarang.

Pak Lee mungkin terlihat tidak adil karena tidak merasa kasihan pada Irene, tetapi melihat Jennie dan Jisoo bahagia terutama sekali saat mereka bersama seperti tadi malam membuatnya berharap semoga Irene mau begitu saja membiarkan keduanya bahagia dan semoga Irene bisa menemukan orang lain yang akan mencintainya lebih daripada Jisoo mencintai wanita itu.

"Jennie-ssi, apakah kau belum ingin pergi ke kelasmu? Kau mungkin akan terlambat untuk kelas pertamamu."

Jennie mendongak menatap Pak Lee, rasa cemas yang terpancar di seluruh wajahnya yang membuat pria tua itu semakin penasaran dengan apa yang menahan Jennie untuk pergi ke kelasnya.

Jennie mengeluarkan senyum tipisnya saat tatapannya jatuh ke pangkuannya sekali lagi dan dia menggigit bibir bawahnya.

'Kau tidak melakukan kesalahan apa pun. Jadi mengapa kau harus merasa takut seperti ini, Jennie-ah?'

Jennie bertanya pada dirinya sendiri dan hanya untuk menghela nafas berat pada pikirannya sendiri.

'Apakah dia benar-benar akan ada di sana?'

Tatapan sedihnya sekali lagi mendarat keluar jendela mobil, melihat para siswa yang melewati mobilnya sambil memikirkan apa yang dikatakan oleh suaminya kemarin.

Dan seolah-olah Pak Lee mendengarkan pikirannya, akhirnya mengerti situasi Jennie, senyum hangat merayapi bibir pria tua itu.

"Jisoo menelpon ku tadi, menyuruhku untuk mengantarmu ke kampus lebih awal agar kau tidak terlambat. Dia bilang dia akan menemui mu di sana."

Pria itu mengatakan tanpa memandangnya melalui cermin yang membuat Jennie otomatis mendongak, dengan penuh harap dan kegembiraan yang jelas terlihat di pancaran matanya, sebelum tatapannya menoleh ke samping ke luar jendela dan akhirnya senyuman tulus merayap di bibirnya. Pak Lee mengintip ke arahnya dan melihat perubahan suasana hati Jennie, menghangatkan hatinya. Dia kemudian menggelengkan kepalanya dengan senyum di wajahnya dan menuju keluar dari mobil, membukakan pintu Jennie.

'Anak-anak sekarang, jinjja... membuat hal-hal sederhana menjadi rumit dari yang seharusnya.'

Pikir Pak Lee saat dia membimbing Jennie keluar dari mobil.

Jennie kemudian melemparkan senyuman hangatnya dan mengejutkan pria tua itu ketika Jennie tiba-tiba memeluknya erat.

"Gomawo Pak Lee..."

Locked with You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang