47

2.8K 410 26
                                    


L  O  C  K  E  D    W  I  T  H   Y  O  U

Jennie sedang duduk di atas kasur mereka. Bibir merah mudanya mengerucut karena penasaran. Rambut cokelatnya berantakan di atas bahunya. Dan matanya kucing nya mengikuti setiap gerakan Jisoo yang mondar-mandir di sekitar kamar mereka, sibuk memperbaiki pakaiannya sendiri ketika dia berbicara dengan seseorang melalui ponselnya. Jennie baru saja bangun, sebenarnya terbangun dari suara tidak sabar yang terdengar keluar dari mulut Jisoo. Hari masih awal pagi namun Jisoo tampak seperti sedang terburu-buru untuk pergi.

Alis Jennie perlahan berkerut saat dia mendengar Jisoo memarahi seseorang di sambungan telepon. Rambutnya bahkan tidak rapi, tampak segar baru keluar dari kamar mandi. Jisoo sekarang duduk di atas kursi sambil memakai sepatunya.

Tiba-tiba Jennie melompat sedikit ketika dia mendengar Jisoo mengutuk setelah menutup panggilannya. Ragu-ragu untuk mendekati Jisoo, Jennie hanya duduk di atas kasur mereka dan terus memerhatikan Jisoo dengan perasaan khawatir. Jisoo jelas tidak menyadari Jennie yang sudah bangun. Menggenggam erat ponselnya sebelum mengangkat tangannya ke dahinya dan merosot di atas kursi tempat dia duduk. Keheningan langsung memenuhi kamar mereka saat Jisoo terus menerus tetap seperti itu, wajah nya berkerut karena berpikir, tenggelam ke dalam begitu banyak stres nya.

"Jisoo..."

Suara lembut Jennie bergema di sekitar kamar mereka. Mengejutkan suaminya, Jisoo langsung sadar dari lamunannya dan membuatnya segera duduk tegak di kursinya. Menjatuhkan lengannya di atas kedua lengan sandaran kursi, kepalanya memandang ke arah kasur mereka dan menemukan istrinya yang cantik menatapnya dengan banyak kekhawatiran di wajahnya.

"Gwenchana?"

Tanya Jennie. Dan hanya dengan mendengar itu, ekspresi Jisoo yang awal nya tampak terganggu perlahan menjadi tenang. Memaksa dirinya untuk tersenyum pada istrinya, menyembunyikan jiwa nya yang lelah. Jisoo hanya tidak ingin melihat ekspresi gelisah di wajah Jennie.

Jisoo berdiri dari kursinya, meletakkan ponselnya kembali ke dalam saku celana nya saat dia berjalan ke arah istrinya. Menghilangkan stres di benaknya, Jisoo mengarahkan pandangannya pada wajah Jennie. Meskipun ada kekhawatiran di wajah istrinya, Jennie masih terlihat sangat cantik. Seperti anak kecil yang hilang dengan beberapa helai rambutnya mencuat keluar dari tempatnya. Dan bibir merah mudanya sedikit melengkung sedih. Sayang sekali selama sebulan penuh sebelumnya itu karena Jisoo tidak menghargai keindahan istrinya. Tetapi hati Jisoo tiba-tiba menghangat karena berpikir bahwa sekarang setiap pagi dia akan bisa mengagumi kecantikan Jennie. Akan menjadi orang pertama yang bisa melihat sekilas wajah Jennie yang seperti bidadari.

"Ne, gwenchana."

Jisoo berkata dengan lembut saat dia duduk di samping istrinya. Matanya berkedip dengan penuh kasih sayang saat dia mengangkat tangannya dan meraih istrinya, dengan lembut membelai belakang kepala Jennie, merapikan rambut istrinya. Tatapan Jisoo memandang wajah Jennie, mengagumi kulit mulus istrinya saat dia tersenyum pada dirinya sendiri.

Tetapi meskipun mendengar ucapan Jisoo itu, Jennie dengan jelas tahu bahwa Jisoo tidak baik-baik saja. Mata Jisoo dengan jelas menggambarkannya. Seandainya dia bisa menghilangkan kelelahan dalam diri suaminya. Dengan itu, tangan Jennie meraih wajah Jisoo, sedikit mengejutkan Jisoo, dia membelai wajah suaminya.

"Jangan terlalu membuat dirimu stres, jebal..."

Jennie bergumam. Dan setelah mendengarnya, senyum di bibir Jisoo semakin lebar. Menggenggam tangan istrinya yang mengusap wajahnya, Jisoo menjatuhkan tangan mereka di atas pangkuannya sebelum mencondongkan tubuhnya dan memberikan ciuman lembut di dahi istrinya.

Alis Jennie yang berkerut perlahan hilang, dia sedikit tenang. Menggigit bibir bawahnya dengan tingkah suaminya saat dia meremas tangan Jisoo dalam genggaman tangannya.

Locked with You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang