28

2.6K 430 55
                                    


L  O  C  K  E  D    W  I  T  H   Y  O  U

"Jisoo..."

Mereka saat ini berada di ruang perawatan. Jisoo diam setelah kejadian tadi, menatap kosong ke udara.

Wajah Jennie. Wajah istrinya. Wajahnya yang menangis tadi adalah ingatan terakhir yang tinggal di dalam pikirannya.

Kebingungan memenuhi pikirannya. Dia yakin Jennie tidak melakukan semua itu pada kekasihnya. Jennie bahkan tidak begitu mengenal Irene dengan baik. Tapi tetap saja dia tidak bisa meninggalkan kekasihnya dan tetap berada di sisi Irene, karena wanita itu telah lama bersamanya daripada istrinya. Dia terlalu mengenal Irene untuk mengetahui jika Irene berbohong padanya. Tapi wajah istrinya, matanya yang ingin pengertian darinya...sekali lagi seperti belati yang ditancapkan jauh ke dalam hatinya. Sakit. Itulah yang Jisoo rasakan saat ini.

Siapa yang mengatakan yang sebenarnya? Irene? Atau Jennie? Jisoo bingung.

Irene membawa tangannya ke wajah Jisoo, membelai pipinya untuk mendapatkan perhatian kekasihnya. Dan saat itu juga Jisoo tersentak kembali dari lamunannya. Dia mengalihkan pandangannya ke arah kekasihnya tapi masih tidak mengucapkan sepatah kata pun.

"Saranghae..."

Irene mengatakan kata cinta padanya. Jisoo hanya menatap Irene, terlalu merasa bersalah karena dia tidak pernah merasa jantungnya berdegup dengan kencang ketika dia mendengar Irene mengatakan kata cinta itu padanya. Dan sebaliknya, kata-kata istrinya terngiang di benaknya.

'Tolong...percayalah padaku...'

Jisoo menjatuhkan pandangannya yang membuat alis Irene terangkat sedikit. Dia menggertakkan giginya dalam diam dan mengepalkan tangannya dengan kuat tetapi sebelum dia hilang kendalinya, dia menyadari sesuatu.

Dia masih memiliki Jisoo. Kejadian tadi membuktikan bahwa Jisoo masih mencintainya. Melihat wanita yang berstatuskan istri Jisoo itu dalam keadaan hancur dan menyedihkan membuatnya semakin bahagia. Setidaknya dia tahu Jisoo masih dalam genggamannya. Dan cukup untuknya merasa tenang dan damai. Dia tidak akan kehilangan kekayaan sebesar itu hanya karena wanita kaya yang polos yang muncul entah dari mana.

Irene meraihnya. Jisoo seperti mayat hidup yang diperintahkan, apa yang harus dilakukan. Irene melingkarkan tangannya di leher Jisoo dan menariknya mendekat. Memeluknya erat seolah tidak ingin melepaskannya. Dan tanpa Jisoo tahu, senyuman puas terbentuk di bibirnya.

***

Setelah dia membawa Irene kembali ke kelasnya, Jisoo disambut oleh temannya yang tampak sangat marah. Wajahnya terlihat memerah mungkin menahan amarah dalam dirinya karena sesuatu hal.

"Apa yang telah kau lakukan?"

Seulgi bertanya dengan geram, meraih kerah baju Jisoo dan mendorongnya dengan kasar ke dinding. Jisoo tahu kenapa Seulgi marah. Mungkin dia sudah tahu apa yang telah terjadi tadi. Jisoo lebih memilih untuk diam. Dia terlalu lelah untuk berbicara. Terlalu lelah hanya untuk berpikir.

Seulgi tadi menunggu Jennie di ruang seni. Semuanya sudah diatur dan hanya Jennie satu-satunya yang hilang. Sebenarnya dia tidak ada proyek penting untuk lulus mata pelajaran. Betapa polosnya Jennie, mudah tertipu dan percaya jika Jurusan Musik memiliki proyek seni seperti itu. Seulgi hanya ingin melukis wajah Jennie. Menyimpan kecantikan Jennie untuknya sendiri. Dan juga dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama dengan wanita itu. Seolah-olah dia tidak puas hanya dengan melihat wajah cantik itu setiap hari. Dia sendiri ingin menangkap keindahan yang membuatnya jatuh semakin dalam.

Dan setelah mendapat tahu apa yang baru saja terjadi di antara ketiganya tadi membuat darah Seulgi mendidih. Membayangkan bagaimana Jennie disalahpahami oleh para siswa siswi. Dan membayangkan bagaimana suaminya sendiri hanya berdiri di sana, melihat istrinya sendiri hancur. Seulgi berpikir dia seharusnya menunggu Jennie. Dia seharusnya pergi saja bersama dengan Jennie, menemaninya ke mana pun wanita itu pergi dan tidak pernah meninggalkan sisinya. Dia seharusnya ada di sana untuk melindungi Jennie.

Locked with You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang