L O C K E D W I T H Y O UKakinya disilangkan saat dia duduk di atas kursi, salah satu tangannya di letakkan di atas meja, jari-jarinya mengetuk atas meja sementara lengannya yang lain bertumpu di atas sandaran kursi. Wajahnya menoleh ke samping seolah-olah dia melihat pemandangan di luar jendela. Tetapi nyatanya, matanya berusaha keras untuk tidak mengalihkan pandangan ke arah istrinya di sampingnya.
Senyuman tipis terbentuk di bibir Jisoo saat dia mendengar istrinya membuat suara 'hmm' sekali lagi setelah dia menyuap satu sendok es krimnya. Sejak tadi, Jisoo hanya memerhatikan Jennie. Dia sesekali akan tersenyum setiap kali melihat mata Jennie yang melebar kegirangan, dengan bibir yang melengkung senyum setelah dia mencicipi satu sendok lagi ek krim susu miliknya.
Jennie tampak seperti anak kecil yang membuat Jisoo teringat tentang keponakan istrinya. Jisoo menunduk sedikit, memikirkan bagaimana kabar Sarang saat ini. Dan mengingat tentang janjinya pada gadis kecil itu, dia hampir tertawa. Tetapi satu yang pasti, dia yakin bisa melakukannya. Dan dengan itu dia sendiri tidak akan menyakiti Jennie, setidaknya malah dia akan merawat istrinya jika suatu hari nanti janji itu terjadi.
Jisoo kembali mengalihkan pandangannya ke arah istrinya. Bagaimana Jennie bisa terlihat begitu polos dalam setiap tindakannya? Tadi, Jennie hanya diam seperti angin lalu tetapi sekarang, dia terlihat sangat menggemaskan hanya karena makanan pencuci mulut sederhana itu. Luar biasa sekali bagaimana hal kecil seperti itu bisa membawa kebahagiaan besar pada Jennie.
Jisoo tidak menyadari bahwa kepalanya saat ini sudah menoleh sepenuhnya, memandang ke arah Jennie saat dia terus mengamati istrinya.
Jennie menegang setelah apa yang dia dengar barusan, meremas setelan halus milik Jisoo yang saat ini masih dalam cengkeraman erat tangannya. Jennie mengangkat wajahnya, masih sedikit gemetar karena menangis tadi.
Mulut Jennie setengah terbuka saat dia bernapas. Dia tidak bisa bergerak sedikit pun, terlalu terkejut dengan apa yang dia dengar dari mulut Jisoo. Jennie bahkan berpikir jika dia sekali lagi mendengar sesuatu yang bukan nyata. Apakah itu karena stres? Atau apakah itu karena dia terlalu berharap pada suaminya?
"Aku tidak bisa menyakitimu lagi."
Jisoo mengatakannya lagi dengan jelas sehingga Jennie merasa kenyataan menghantamnya dengan keras, bahwa semua itu adalah benar. Suara Jisoo terus terngiang di dalam kepalanya, berteriak bahwa semua itu benar-benar terjadi.
Mulut Jennie setengah terbuka, dia memandang ke depan dan akhirnya saling bertatapan dengan Jisoo. Bibirnya bergetar dan air mata mulai memenuhi matanya sekali lagi
Saat yang ditunggu-tunggu akhirnya menjadi kenyataan. Semua penderitaan itu, harapannya sekarang terbayar. Jennie tidak pernah menyangka hari ini akan terjadi. Karena selama ini dia hanya berpegang pada semua harapannya. Tetapi sekarang, itu benar-benar terjadi. Semuanya keluar langsung dari mulut Jisoo. Terlalu senang hingga tidak tahu harus bereaksi seperti apa, Jennie akhirnya hanya menangis.
Jennie membenamkan wajahnya di ceruk leher Jisoo, terisak menangis. Sementara Jisoo hanya mengusap punggung Jennie untuk membuat istrinya tenang. Jisoo tersenyum pada dirinya sendiri meskipun air mata yang Jennie curahkan.
Karena pada saat itu, Jisoo tahu bahwa dia akhirnya telah melakukan sesuatu yang benar.
Jennie kemudian mendongak sementara Jisoo segera mengalihkan pandangannya kembali ke jendela tetapi akan mencuri pandang pada istrinya dari ujung matanya. Dia bisa melihat Jennie yang mengerucutkan bibirnya, dengan sedikit es krim susu di sisi bibirnya. Alis Jisoo berkerut, jantungnya mulai berdebar sangat kencang. Kenapa Jennie menatapnya? Pikir Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Locked with You ✔️
Fiksi PenggemarAku sangat bodoh dan tidak berguna karena tidak menghentikan semuanya. Sekarang, aku yang disalahkan karena telah menghancurkan hidupmu... - Jennie Hidup ku hancur sejak kau datang... - Jisoo 🔺Jitop 🔺gxg 🔺25 Januari 2020