30

2.9K 467 30
                                    


L O C K E D W I T H Y O U

Jennie terbangun dari tidurnya. Pria yang menemukannya tadi segera menghampiri ranjang tempatnya berbaring dan meraih tangannya. Jennie telah memanggil nama yang sama untuk beberapa kali selama tidurnya. Di sisi lain, pria itu hanya terus memerhatikannya saat tidurnya.

Pria itu telah membawa Jennie ke klinik terdekat. Dan dokter memberitahu padanya bahwa Jennie hanya kelelahan, itulah sebabnya Jennie pingsan. Dia tertanya-tanya mengapa Jennie terlihat sangat sedih ketika dia menemukannya di pantai tadi. Sangat berbeda dari aura bahagianya saat pertama kali mereka bertemu.

Jennie benar-benar sangat cantik sehingga dia tidak bisa mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia bahkan melewatkan pekerjannya hari ini hanya untuk menjaga dan menunggu Jennie bangun. Dia hanya ingin tahu jika Jennie baik-baik saja. Wajah Jennie tadi terlihat sangat lelah dan sakit sehingga dia sendiri tidak bisa menahan dirinya untuk merasakan rasa sakit itu juga.

Mata Jennie perlahan terbuka. Dia menatap langit-langit, tidak menyadari di mana dia berada tetapi setelah melihat cahaya terang di dalam ruangan itu, dia tidak bisa menahan dirinya dari berpikir bahwa apakah dia sudah mati. Dia tidak repot-repot mengalihkan pandangannya tapi tetap menatap lurus ke atas. Jika dia mati, mungkin itu lebih baik. Pikirnya. Setidaknya dia tidak akan merasakan rasa sakit saat ini atau lebih baik, dia tidak merasakan apa pun sekarang.

Tetapi sebuah suara tiba-tiba membawanya kembali ke dunia nyata. Suara yang sama yang dia dengar sebelumnya saat di pantai dan sekarang suara itu kembali memanggilnya lagi. Merasakan sesuatu yang hangat menyelimuti tangannya, dia akhirnya mengalihkan pandangannya ke samping.

Pria itu tersenyum pada Jennie, masih belum melepaskan tangannya karena dia menemukan kenyamanan saat memegangnya di tangan besarnya. Dan berharap bahwa Jennie juga merasakan kenyamanan yang sama seperti yang dia rasakan saat ini.

"Miss, gwenchanayo?"

Tanyanya pada Jennie. Sementara itu Jennie menatapnya dengan mata tertanya-tanya tetapi mengangguk pada pertanyaan pria itu. Pria itu tidak dapat menahan kekehannya karena ekspresi polos Jennie yang terlihat seperti anak kecil itu. Jennie mengalihkan tatapannya ke arah di mana tangannya beristirahat dan matanya sedikit terbelalak saat melihat tangannya digenggam erat oleh tangan pria itu. Pria itu menyadari tatapan Jennie dan segera melepaskan tangannya saat dia pura-pura batuk.

"Maaf. Aku tidak bermaksud untuk memegangnya begitu lama."

Kata pria itu sambil memalingkan wajahnya. Jennie tersenyum melihatnya yang tersipu. Untuk sejenak, Jennie lupa tentang segalanya. Terima kasih kepada orang asing yang dia temui tadi.

Pria itu segera berdiri dari kursi yang dia duduki ketika dia melihat Jennie yang mencoba untuk duduk. Dia menghampirinya dan membantunya.

"Terima kasih..."

Jennie dengan malu-malu berkata. Dia melihat ke sekeliling, tertanya-tanya di mana dia berada. Pria itu mengatakan padanya bahwa dia sekarang berada di klinik.

"Omo! Maaf karena mengganggumu dan repot-repot membawaku ke sini."

Jennie dengan cepat duduk di sisi kasur dan membungkuk pada pria itu untuk meminta maaf. Pria itu hanya mengatakan bahwa tidak mengapa. 'Tidak hanya cantik, tetapi dia juga memiliki hati yang baik.' Pikir pria itu.

"Menurutku kau harus istirahat dulu. Kau terlihat sangat lelah."

"Ani... aku sudah terlalu banyak merepotkanmu. Aku harus pergi. Kupikir ini sudah sangat lewat. Mereka mungkin mencariku saat ini."

Jennie berbohong. Dia berpikir bahwa mungkin suaminya akan menjadi orang yang paling bahagia malam ini. Melihat dia pergi dan menghilang adalah impian seumur hidup Jisoo. Jennie hanya tidak ingin merepotkan dan menjadi masalah bagi orang lain. Seluruh tubuhnya, terutama kakinya sangat sakit karena terlalu lama berjalan. Tetapi jelas itu tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang dia rasakan saat ini.

Locked with You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang