3

4.1K 481 30
                                    


L O C K E D W I T H Y O U

"Kenapa di antara semua universitas yang ada di sini, kau harus belajar di tempat aku belajar juga." Jisoo menatap Jennie dengan tatapan tajamnya.

Mereka di dalam mobil keluarga Jisoo, sedang dalam perjalanan menuju ke kampus. Jennie tetap diam sambil melihat ke luar jendela untuk mencoba mengalihkan perhatiannya dengan melihat langit yang biru. Sangat indah. Dia merasa sangat damai hanya dengan melihatnya. Cuaca di luar juga sangat menyenangkan, sangat sia-sia jika dia ingin repot-repot mendengarkan kata-kata Jisoo yang menyakitkan itu.

"Dan lagi, mengapa kau masih perlu belajar? Kau tidak ada apa-apa sekarang...kau hanya seorang perempuan jalang bodoh yang harus tinggal di rumah dan memenuhi kebutuhan dan keinginan ku." Lanjut Jisoo lagi.

Jennie menghela nafas ketika dia mengalihkan pandangannya dari jendela. Dia bisa menangkap mata pengemudi mereka yang sedang memerhatikan mereka melalui kaca spion.

Semua orang di dalam mansion tahu bagaimana Jisoo memperlakukan Jennie...kecuali orang tua Jisoo.

Mereka semua khawatir tentang Jennie dan tertanya-tanya mengapa Jisoo mereka itu tidak bisa memperlakukan Jennie dengan baik padahal Jennie adalah seorang wanita yang sangat baik hati.

Mereka juga tahu tentang kekasih Jisoo karena dia selalu membawanya ke rumah sebelumnya. Mereka tahu bagaimana Jisoo berkorban dengan menikahi orang lain hanya untuk melindungi kekasihnya...tapi itu tidak cukup alasan untuknya melecehkan dan menyiksa istrinya sendiri.

***

Jennie tersenyum kepada lelaki tua yang sedang mengemudi itu, meyakinkannya bahwa dia baik-baik saja. Satu bulan bersama dengan Jisoo sudah cukup untuk membuatnya mati rasa dengan kata-kata kejam suaminya itu.

"Kenapa kau tersenyum? Apakah semua yang ku katakan itu lucu bagimu? Hah?" Tanya Jisoo pada Jennie ketika dia menarik lengannya dan mencengkeramnya dengan erat membuat Jennie meringis kesakitan.

"Tidak...akh...Jisoo, sakit. Maafkan aku." Jawab Jennie saat dia mencoba melepaskan tangan Jisoo darinya.

Jisoo mencengkeramnya lebih erat lagi sebelum melepaskan lengan wanita itu dengan kasar. Jennie memegang lengannya sendiri dan mengelusnya ketika dia bisa melihat lengannya yang mulai memar dengan perlahan.

"Jalang." Jennie bisa mendengarnya bergumam ketika dia melirik ke luar jendela.

Dia tidak boleh menangis. Tidak pada pagi ini. Tidak pada hari yang indah ini. Dia hanya perlu menahannya selama beberapa menit sehingga mereka tiba di kampus...karena akan ada sedikit kebebasannya di sana.

Dia sudah memikirkannya, pergi ke sekolah tidak seburuk yang dia kira. Lagipula mereka memiliki jurusan yang berbeda. Dia di bidang seni sementara Jisoo di bidang bisnis...benar-benar jauh dari satu sama lain.

Yang harus dia lakukan sekarang adalah mencari teman baru, karena semua temannya ada di luar negri, dia tidak kenal siapa pun selain Jisoo.

Setelah beberapa menit, mereka akhirnya tiba di tempat yang di tuju. Jennie menghela nafas sekali lagi, merasa lega. Akhirnya dia ada sedikit kebebasan...akhirnya dia bisa melakukan apa yang dia inginkan buat sementara waktu.

Begitu mobil itu berhenti, Jisoo langsung turun dari mobil tanpa mengucapkan selamat tinggal pada istrinya. Pria tua itu kemudian membukakan pintu untuk Jennie dan memimpinnya keluar dari mobil.

"Terima kasih, Pak Lee." Kata Jennie pada pria tua itu. Dia mendengar pria itu menghela nafas ketika dia meraih lengannya yang hampir memar itu.

"Dia benar-benar sudah melampau." Kata sopir tua itu, Jennie hanya tersenyum ketika dia menepuk pundak pria itu.

Locked with You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang