L O C K E D W I T H Y O U"Apakah kau ingin aku melakukan itu denganmu di depan keponakanmu?"
Jennie merinding mendengarkan ucapan suaminya, dia baru menyadari mengapa Jisoo tidak ingin keponakannya tidur bersama di kamar mereka. Dia melihat ke bawah dan melepaskan lengan Jisoo. Ucapan dari suaminya itu menghentamnya dengan keras, mengakui pada dirinya sendiri bahwa mungkin dia perlahan-lahan jatuh ke dalam perbuatan nafsu mereka. Dia ingin merasakan kelembutan dari Jisoo lagi. Dia tahu itu bodoh, sangat rendah baginya untuk memikirkan hal seperti itu. Jisoo bahkan telah memperkosanya beberapa kali tetapi dia di sini... menginginkan lebih lagi hanya karena saat Jisoo memberinya rasa kelembutan malam itu.
Jisoo memandang ke arah Jennie, berpikir bahwa tentu saja istrinya tidak menginginkan 'itu'. Dia menoleh dan berdecak sedikit kesal.
"Ini sudah malam, tidurlah."
Dan dengan itu dia meninggalkan Jennie berdiri di sana sendirian, pergi ke kamar tamu dan menjatuhkan tubuhnya hingga dia terduduk di depan pintu. Dia memeluk lututnya dan menarik rambutnya dengan frustrasi. Dan setelah beberapa saat dia mengerang dan menyandarkan tubuhnya ke pintu sambil tangan mengacak-acak rambutnya.
Mengingat kulit putihnya, bibir merah mudanya, tangan lembutnya, pipi chubby-nya... membuat jantung Jisoo berdegup kencang lagi. Memori tentang kejadian malam itu di antara mereka terulang di dalam benaknya lagi. Bibir hatinya terbuka saat nafasnya semakin berat.
"Aku sangat menginginkanmu."
Jisoo berbisik pada dirinya, menahan sesuatu sambil melihat ke hadapan. Dia memukul bagian kepala belakangnya ke pintu berharap pikiran itu akan keluar dari benaknya sambil tangannya yang memegangi dadanya.
'Ini salah. Aku tidak boleh menyerah padanya. Kenapa ini terjadi? Aku tidak bisa... tidak padamu, Jennie-ah...'
Dia menutup mulutnya dengan tangannya, meredam suara yang ingin keluar dari tenggorokannya saat dia merasakan gelombang rasa sakit di dadanya.
'Aku tidak mungkin jatuh cinta padamu...'
***
Aku bangun lebih awal dan hanya untuk mendapati bahwa dia sudah tidak ada di rumah. Para pelayan mengatakan bahwa Jisoo sudah meninggalkan rumah dari awal pagi lagi.
Semalam, aku sulit untuk tidur karena memikirkannya yang hanya berjarak satu dinding dari kamar kami.
Itu terus mengganggu ku mengapa dia tidak pergi ke rumah kekasihnya. Dia bisa saja menghabiskan malamnya bersama dengan kekasihnya daripada dia menghabiskan malamnya sendirian di ruangan dingin itu.
Aku terus menggeser dan menggerakkan tubuhku di atas kasur. Tetapi tidak peduli apa pun yang aku lakukan, wajahnya terus muncul di dalam pikiranku. Aku tidak tahu mengapa tetapi pikiran ku terus mengganggu ku untuk mengikuti suamiku, berpikir bahwa dia sendirian di sana, ingin aku memeriksanya apakah dia baik-baik atau tidak.
Tapi itu hanya akan menjadi kesalahan besar jika aku melakukannya. Aku tahu aku adalah orang yang terakhir yang ingin dia temui. Aku akan menjadi orang yang terakhir yang dia inginkan bersama, terutama sekarang dia lagi sendirian. Hanya berpikir saja tentang Jisoo yang begitu jijik padaku membuat aku lagi-lagi merasa seperti dalam diriku terbakar, sakit.
Dan ada saatnya Jisoo tidak akan jijik dengan kehadiranku... hanya ada satu alasan di balik itu. Satu fakta bahwa aku hanyalah sesuatu yang dia gunakan untuk memenuhi kebutuhannya, hanya barang untuk memuaskan nafsu birahi di dalam dirinya.
Menyedihkan... aku benar-benar menyedihkan, benar? Satu untaian harapan sudah cukup tetapi bagaimana bisa dan sejak kapan aku mulai terlalu percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Locked with You ✔️
FanfictionAku sangat bodoh dan tidak berguna karena tidak menghentikan semuanya. Sekarang, aku yang disalahkan karena telah menghancurkan hidupmu... - Jennie Hidup ku hancur sejak kau datang... - Jisoo 🔺Jitop 🔺gxg 🔺25 Januari 2020