44

3.7K 454 65
                                    


L  O  C  K  E  D    W  I  T  H   Y  O  U

Dia membawa satu tangannya ke wajahnya, menutupi matanya dengan punggung tangannya saat dia merasakan sinar hangat pagi itu keluar melalui celah-celah di antara setiap tirai kamar nya, menerangi ruangan yang sebelumnya gelap.

Dia merasakan sesuatu berat di lengannya yang lain. Dengan itu, dia perlahan menarik tangannya dari matanya, memejamkan matanya rapat-rapat sebelum perlahan membukanya.

Tapi segera, tangannya kembali naik ke dahinya, sedikit memijat nya saat dia merasakan gelombang rasa sakit di kepalanya. Erangan lembut keluar dari bibirnya saat dia terus memijat dahinya dan lagi, dia merasakan tekanan pada lengannya yang mungkin saat ini mati rasa.

Perlahan, rasa sakitnya mereda, menggantikannya dengan kepingan-kepingan dari ingatan semalam mulai memenuhi pikirannya. Bibir Jisoo terbuka dan matanya sedikit melebar. Untuk sejenak, tatapannya tertuju ke langit-langit kamar, sampai dia mendengar suara nyaring, yang dia pikir suara drum lalu menyadari bahwa suara itu datang dari dalam dadanya. Dan sehingga dia menyadari bahwa itu adalah kumpulan saraf di dalam dadanya yang berdetak kencang dan sepertinya mencoba untuk keluar dari tulang rusuk nya.

Mengumpulkan kenangan semalam, hatinya terus bersukacita seperti tidak ada hari esok, sampai dia mendapati dirinya tersenyum dari kenangan itu. Berharap pada dirinya sendiri bahwa itu bukan hanya mimpi. Karena jika memang benar begitu, dia bisa bunuh diri karena sadar dari tidur nya. Tetapi kekhawatiran itu langsung lenyap ketika dia merasakan kehangatan yang sangat familiar di sampingnya. Rasa berat di lengannya, bahkan jika darah tidak mengalir di dalam nya dia tidak peduli.

Dan seperti yang dia pikirkan, saat dia melihat ke bawah, dia melihat bagian atas kepala Jennie menyambut pemandangannya. Lengannya sebagai bantal istrinya. Dan tidak berselang lama kemudian, Jisoo hampir berpura-pura kembali tidur ketika dia merasa Jennie bergerak dalam tidurnya. Tetapi kemudian melihat Jennie yang kembali meringkuk lebih dekat dengannya. Dengan itu, senyuman di wajah Jisoo semakin lebar dan hatinya akhirnya tenang untuk saat itu. Dia merasa damai memikirkan bahwa semuanya bukan hanya mimpinya.

Melupakan mati rasa pada lengannya, Jisoo dengan hati-hati bergerak sedikit. Memeluk kepala Jennie dengan sangat lembut. Dia mengangkat nya dengan bantuan tangannya yang lain.

"Jisoo..."

Senyuman terbentuk di bibir Jisoo sekali lagi setelah mendengar Jennie yang membisikkan nama nya dalam tidurnya. Jisoo membaringkan kepala Jennie di atas dadanya yang telanjang, melingkarkan lengannya di tubuh mungil istrinya agar Jennie tetap dekat dengannya, sementara tangannya yang lain meraih selimut mereka dan menarik nya untuk menutupi lebih lagi tubuh telanjang Jennie.

Jisoo mengelus surai hitam Jennie dengan sangat hati-hati, memperhatikan pipi istrinya yang memerah saat dia tidur nyenyak, dan seolah-olah Jisoo tidak bisa menahan diri, dia berusaha untuk mengangkat kepalanya sedikit dan memberi ciuman panjang di atas kepala Jennie. Jisoo berbaring kembali di tempat tidurnya. Dengan masih senyum manis di bibirnya, Jisoo perlahan-lahan menutup matanya kembali. Tidak peduli dengan waktu. Tidak memedulikan segalanya di sekitar mereka. Akhirnya merasakan kenyamanan itu hanya dengan berada di kamarnya bersama dengan istrinya sudah cukup untuk menghentikan dunia dari berputar.

***

Jennie akhirnya terbangun dari tidurnya. Gumaman lembut keluar dari bibirnya saat dia terus merasakan sesuatu yang hangat di punggung nya yang telanjang.

Matanya perlahan terbuka lebar. Menyesal telah bangun karena tidur itu adalah salah satu tidur nya yang paling nyaman yang pernah dia miliki. Tangannya meraih ke atas untuk menggosok matanya dan menyesuaikan pandangannya dari kecerahan pagi itu. Dan butuh waktu untuk dirinya menyadari bagaimana pagi hari itu jauh berbeda dari pagi-pagi lainnya ketika dia bangun dari tidurnya.

Locked with You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang