04 | Both

15.8K 646 39
                                        

"Saem mau kau bawa ke mana aku?" pergelangan tangan Jisoo di tahan oleh Seokjin dan di tarik paksa menuju mobilnya.

Lelaki didepannya ini tidak memedulikan pemberontakan dari Jisoo bahkan dia mempererat cengkarman di tangan Jisoo, tentu hal itu membuat si pemilik tangan mengadu sakit.

"Ya! Akhhh Seam tanganku sakit sekali, ya tuhan!" Jisoo menjerit saat Seokjin makin menarik lengannya dan membuka mobil hitam sembari mendudukan Jisoo di kursi depan.

Saat Jisoo ingin keluar Seokjin dengan cepat menangkup pipinya dan mengecup pelan ranum gadisnya.

Jisoo sontak kaget dan mendorong tubuh Seokjin. Dia pun keluar dari dalam mobil dan berniat pergi namun Seokjin kembali meneriakinya. "Pergi? Kau mau pergi? Maka rahasiamu akan pergi dan sampai pada media masa."

Jisoo membulatkan matanya, lagi-lagi Seokjin mengancamnya dan tentu hal itu tidak dapat membuat Jisoo berkutip. Wanita itu pun memutar kembali tubuhnya, matanya menatap tajam ke arah Seokjin.

Plak

Suara nyaring itu membuat beberapa pasang mata melihat ke sumber suara. Perpaduan tangan mungil dan dingin serta pipi lembut dan tirus Seokjin adalah hal yang sangat luar biasa, Jisoo baru saja menampar Seokjin.

Bukannya mengernyitkan rasa sakit atau balas menampar Jisoo, Seokjin malah menatap Jisoo dengan seringai mengerikan. Tentu hal itu langsung membuat Jisoo bergidik ngeri, cepat-cepat dia pergi dari sana.

Namun kelihatannya laki-laki itu memang di ciptakan lebih cepat dan kuat dari perempuan, walau hal itu tidak adil tapi itu sebuah fakta yang menyakitkan.

Seokjin dengan cepatnya menekuk lutut Jisoo dan menghempaskannya sehingga tubuh kecil itu sekarang berada di bahu Seokjin dengan pinggang yang menumpu disana. Jisoo sontak memekik kaget dan memukul-mukul dada Seokjin minta di turunkan tapi Seokjin sama sekali tidak memedulikannya.

"Brengsek! Kau sangat gila! Lepaskan aku Seokjin sialan!" Jisoo tidak peduli dengan hubungan guru Murid, tapi kali ini Seokjin sangat keterlaluan.

"Hei sayang, dengarkan aku, kalau kau masih menjerit di kursi duduk nanti maka aku tidak main-main, rahasiamu benar-benar akan aku sebarkan." Jisoo lagi-lagi dibuat mematung dengan perkataan Seokjin, wanita itu kembali terisak dan akhirnya di duduki di kuris muka oleh Seokjin.

Seokjin memasangkan sabuk pengaman untuk Jisoo dengan gerakan hati-hati lalu tangannya itu pun menyentuh pelah pipi gadisnya.

"Hei jangan menangis nak, Saem tidak akan menyakitimu." dengan kasar Jisoo menepis tangan Seokjin dari pipinya dan menatapnya tajam.

"Apa maumu sebenarnya Saem?" tanyanya pada akhirnya.

Seokjin sontak mendekatkan mulutnya pada telinga Jisoo dan berbisik dengan nada seduktif. "Aku menginginkan tubuhmu sayang."

****

Sesampainya mereka di rumah Seokjin lelaki itu dengan cepat merebut ponsel Jisoo dan mengirim pesan pada Namjoon.

Me :
aku menginap di rumah Jihyo, ada tugas mendadak dari kampus tadi yang di berikan Seokjin Soensangnim padaku jadi kami berdua pergi.

Otak mesum :
kau tidak pulang pun tak apa.

THE SCENT (JinSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang