Siapkan hati kalian karena kita akan masuk ke konfik.
3 chapter lagi ending :)
Happy reading
****
Jisoo terbangun tiba-tiba di tengah malam karena mimpi buruknya. Wanita itu lantas mengambil gelas berisi air di atas nakas dan meminumnya. Jisoo melirik jam di dinding dan waktu masih menunjukkan pukul tiga pagi.
"Menyebalkan apa arti mimpi itu sialan." Jisoo mengumpat sambil menyekat keringat dinginnya.
Dia baru saja bermimpi aneh, tentang dirinya dan Seokjin yang baru saja menyelenggarakan pernikahan tapi di akhirat, mimpi yang sangat horor. Di tambah lagi dia melihat bayang bayang masa depan bahwa Sana lah yang membuat semuanya kacau begitu.
"Sial, wanita itu bahkan mengusikku sampai ke mimpi." dengus Jisoo perlahan dan dia lantas mengambil ponselnya.
Nama Si Brengsek 💕 tertera di kontak nomor. Jisoo lantas menekan gambar telpon dan panggilan sudah terhubung.
"Ada apa sayang?" suara berat Seokjin terdengar di sana. Kelihatannya dia baru bangun tidur.
"Seokjin aku membutuhkanmu." panggilan segera terputus saat itu juga. Bisa Jisoo simpulkan kalau Seokjin segera berangkat ke sini hanya karena mendengar permintaan Jisoo.
Sekitar lima belas menit sebuah mobil terpakir di depan rumah Jisoo dan suara kode pintu pun di tekan. Saat pintu terbuka hal pertama yang terlihat adalah ekspreksi panik Seokjin.
Lelaki itu segera menarik Jisoo ke dalam pelukannya dan menenangkan wanita itu dengan lembutnya. "Kau tidak apa-apa?" tanyanya dengan nada suara sensual.
"Aku hanya mimpi buruk." imbuh Jisoo meyakinkan. Sontak Seokjin mengangkat tubuh mungil Jisoo dan menggendongnya.
"Kau masih syok kelihatannya jadi aku rasa bermain kuda-kuda di atas ranjang bisa di tunda dulu." Jisoo lantas menepuk mulut kurang ajar Seokjin.
"Aku bicara fakta Soo, jika kau tidak syok seperti ini sudah lama aku menghabisimu." Jisoo hanya mampu geleng-geleng kepala. Isi kepala Seokjin itu benar-benar tidak bisa jauh dari ranjang.
"Kalau begitu peluk aku di sisa malam ini!" bentak Jisoo dan Seokjin hanya terkekeh samar sembari membaringkan Jisoo di atas ranjangnya. Seokjin juga ikut berbaring di sebelahnya dan mengelus pelan kepala Jisoo.
"Baiklah kita tidur seperti biasa, nah kau tidur yang nyaman ya." hibur Seokjin dengan kata-kata manisnya tapi demi apa pun Seokjin benar-benar tipe lelaki idaman.
Jisoo hanya dapat melengkungkan bibirnya dan tersenyum simpul, oh punya pacar ternyata menyenangkan juga terlebih pacarnya seperti Seokjin, pengertian, manis tapi jika sudah marah dia akan berubah menjadi menyeramkan.
"Seokjin."
"Hmm?"
"Aku sangat sayang padamu."
Dada Seokjin bergetar hebat. Dia tidak mampu menyembunyikan rasa gugupnya lalu dia lantas memalingkan wajahnya saking malunya.
"Haha lihat dirimu yang pemalu ini." perkataan Jisoo membuat Seokjin tambah malu dan wajahnya makin memerah.
"Menyebalkan berhenti tertawa!" teriak Seokjin dan sekarang wajahnya sudah berhadapan dengan Jisoo.
Tawa Jisoo yang semakin keras tambah membuat Seokjin malu. Lantas pria itu pun mendekatkan tubuhnya dan mencium bibir Jisoo untuk membungkam mulut si gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SCENT (JinSoo)
FanfictionSetiap hari kita tidak lepas dari aroma, aroma adonan kue yang baru keluar open, aroma rumput yang baru saja di potong, aroma buku baru yang ada di toko buku atau perpustakaan, bahkan aroma bau sampah yang baru dibuang. Jisoo, mahasiswa tataboga ata...