Tentang Seokjin yang mencintai dan ingin di cintai? Perkara perasaan itu cukup susah karena Seokjin sendiri tidak bisa memaksa wanita yang dia cintai sedari dia menjadi guru dan wanitanya masih menjadi muridnya waktu SMA, dia tidak bisa memaksanya begitu saja. Cinta itu tidak bisa di paksa, jadi Seokjin tidak dapat memaksa Jisoo mencintainya namun dia akan tetap berusaha mendapatkan cinta gadisnya.
Oke cukup sudah Seokjin menatap gadis yang sudah lama ditaksirnya jtu dari jauh, akhirnya pemuda itu pun bangkit dari tempatnya duduk ingin menghampiri gadis dambaannya yang sedang pusing karena tugas.
Seokjin pun duduk dengan tak tahu malunya di samping Jisoo sembari menyeringai tajam tapi dengan sorot mata menyihir.
"Hey children, need help?"
Ucapannya itu seolah menghipnotis Jisoo mau pun kedua temannya yang lain. Suara berat Seokjin itu sukses membuat degub jantung Jisoo berpacu lebih cepat.
"Ah saem kenapa anda disini? Membuat kaget saja." Rimggis Jisoo mencoba terlihat biasa saja.
"Kau kelihatannya kesusahan dengan tugas yang aku berikan ya nak." Ucap Seokjin santai sembari menatap Jisoo yang disana kacau balau.
"Iya! Kau kejam sekali Saem memberiku tugas yang harus diselesaikan besok!" Bentak Jisoo mengudara dan tentunya membuat Jihyo dan Daniel sedikit kaget dengan keberanian Jisoo.
Seokjin nampak menatap Jisoo dengan masih memamerkan senyumnya. Lalu pria itu pun mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
"Apa ini?" Tanya Jisoo datar namun Daniel dan Jihyo mengagap kaget melihatnya
"Uahh itu ituuu--" Jihyo kaget luar biasa dan tidak bisa menyelesaikan kata-katanya lagi.
"Itu bintang khusus dari Sir Seokjin untuk mahasiswa favoritnya dan jika kau mendapatkannya itu artinya kau mendapatkan keringanan tugas." Penjelasan Daniel itu membuat Jisoo mematung di tempat. Apa lagi yang direncanakan dosen bengisnya ini.
"Kalau begitu santai saja mengerjakan tugas dariku ya. Mau salah pun tetap akan aku terima." Kata-kata itu begitu santainya sekuar dari mulut Seokjin seperti suara sendawa.
"Tunggu! Sir bagaimana bisa kau keluarkan bintang itu untuk Jisoo?! Aku yang mati-matian belajar tidak bisa mendapatkan bintang itu darimu. Dan kata angkatan di atas kami yang sudah lulus hanya satu yang mendapatkan bintang itu, dia pun laki-laki lalu kau tidak pernah memberi bintang lagi untuk mahasiswamu. Kenapa giliran Jisoo kau berikan seperti membetikan anak kecil gula kapas saja Sir?" Tanya Jihyo panjang lebar sekaligus terbawa emosi akibat rasa iri.
Untuk Jihyo teman tetaplah menjadi musuh besar dalam hal persaingan nilai. Hati Jihyo memang sudah terbutakan akan nilai.
"Kau mau aku beritahu alasannya girl?" Seokjin berbisik ke arah Jihyo dengan jarak yang sangat dekat namun dengan cepat pula Daniel menarik tangan Jihyo dan menyilangkan sebelah tangannya untuk tidak terlalu dekat.
"Jaga jarak anda Sir, dilarang berdekatan dalam jarak satu meter." Seokjin lantas tergelak hebat karena mendengar ucapan bijak Daniel.
"Kalau begitu kau itu apa? Jarakmu dan Jihyo lebih dekat dari pada aku yang tadi." Daniel tetap tidak mengubris dan tetap membuat Jihyo berada dibelakangnya.
"Sudah hentikan drama kolosan membosankan ini!" Lengkingan Jisoo itu membuat Seokjin, Daniel dan Jihyo tersadar kembali.
"Ya ya terima kasih karena sudah memberiku keringanan Saem, kalau begitu aku harus ke toko buku dekat kampus untuk membeli beberapa novel dan buku resep untuk tugas." Jisoo segera mendekat ke arah Jihyo sambil melepaskan tatapan tajam ke arah Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SCENT (JinSoo)
FanfictionSetiap hari kita tidak lepas dari aroma, aroma adonan kue yang baru keluar open, aroma rumput yang baru saja di potong, aroma buku baru yang ada di toko buku atau perpustakaan, bahkan aroma bau sampah yang baru dibuang. Jisoo, mahasiswa tataboga ata...