Pagi ini Seokjin terbangun dengan kepala pening, dia melihat gadis di sampingnya yang masih tertidur lelap dengan tubuh yang masih polos dan tertutup selimut. Seokjin lantas mendekat dan mencium punggung putih itu. Decapan ciuman Seokjin terdengar tapi kelihatannya Jisoo terlalu lelah untuk menanggapinya, dia lelap tertidur.
Bibir Seokjin beralih dari punggung ke leher jenjang belakang Jisoo. Tubuh gadis ini sangat memabukan, seperti narkoba saja yang membuat candu penggunanya.
Seokjin lantas menatap wajah Jisoo yang menyampinginya, walau masih tertidur aura kecantikan gadis itu masih terpancar, cantik sekali seperti peri yang tengah tertidur di balik rerimbunan bunga.
"Oke dia masih tidur, aku rasa sex di pagi hari bukan ide yang buruk." Seokjin lantas naik ke atas tubuh Jisoo dan mulai bertamu ke pusat tubuh Jisoo. Dapat Seokjin lihat Jisoo yang sedikit mengernyitkan alis sambil tertidur karena dia baru saja masuk sepenuhnya di sana.
Seokjin mulai bergerak keluar masuk dari sana sedangkan Jisoo sudah mendesah sambil tertidur.
"Nngggghh---aaahhh"
Jisoo membuka matanya perlahan dan mendengar suara decitan ranjang. Dia juga merasakan kulit basah manusia bersentuhan dengan kulitnya serta sesuatu di bawah sana yang bergerak keluar masuk membuat rasa perih serta rasa nikmat yang tidak terhitung.
"Hei kau sudah bangun ahh selamat pagi." Seokjin malah menyapa Jisoo dengan santainya sedangkan gadis itu mengumpat sambil mendesah.
"Shit! Ini masih pagi! Kau tahu kita tidur jam berapa malam tadi bukan?" Lagi-lagi Seokjin hanya tersenyum kiku dan malah menambahkan kecepatan gerakan pinggulnya, menghujani Jisoo. Jisoo tak habis-habisnya mengomel dan mengumpat dan satu cara agar Jisoo bisa diam yaitu sebuah ciuman. Ya Seokjin membungkam mulut Jisoo lagi dan lagi oleh bibir ranumnya.
Kedua tangan Seokjin menekan tangan Jisoo di atas kepala karena gadis itu selalu memukulnya untuk membebaskan diri sedangkan bibirnya dia kenakan untuk membungkam mulut Jisoo agar tidak banyak mengoceh dan terakhir pinggangnya yang bergerak makin serampang saja.
Jisoo tersiksa di bawah sana, dia hampir kehabisan nafas dan tenaga karena Seokjin lalu saat sesuatu akan keluar dari pusat tubuh Jisoo kedua manusia yang bergulat di atas ranjang itu mendesah panjang di balik ciuman. Seokjin roboh di atas tubuh Jisoo dan mencium sekilas pipi gadis itu.
"Brengsek!! Jangan mengeluarkannya di dalam begitu!" Umpat Jisoo sambil menepuk pundak Seokjin.
"Ahhh maaf kelepasan." Begitu santainya Seokjin menjawab dan membuat Jisoo sangat khawatir. Malam tadi bahkan walau Seokjin masih menggunakan pengaman spremanya malah tumpah di dalam sana dan keluar membasahi lantai. Sekarang Seokjin malah melepaskannya di dalam sana, benar-benar brengsek.
"Sekali lagi ya." Seokjin membalikan tubuh Jisoo dan membuat dia menungging.
"Aku mohon aku sudah lelah, dan kau mau bermain dengan posisi ini?" Di bawah sana Jisoo sudah merengek kesakitan. Dia sudah kelelahan.
"Baiklah kalau begitu kita bermain dengan posisi kesukaanmu." Seokjin mengangkat tubuh Jisoo dan membuat gadis itu berada di atas sedangkan dia sudah nyaman bersandar pada kepala ranjang.
Jisoo tidak dapat menolah lagi, tubuhnya juga menginginkan hal ini.
"Ahhh"
"Aku heran, kali ini kau di kendalikan nafsumu atau memang kau ingin sendiri?" Tanya Jisoo dan membuat Seokjin menyeringai.
"Ketika nafsuku yang mengendalikanku untuk bersetubu bersama rasanya tidak terlalu nikmat dan kali ini rasanya benar-benar nikmat, aku sendiri yang berniat untuk bercinta bersamamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SCENT (JinSoo)
FanfictionSetiap hari kita tidak lepas dari aroma, aroma adonan kue yang baru keluar open, aroma rumput yang baru saja di potong, aroma buku baru yang ada di toko buku atau perpustakaan, bahkan aroma bau sampah yang baru dibuang. Jisoo, mahasiswa tataboga ata...