Beberapa menit yang lalu Seokjin berpapasan dengan Daniel dan Jihyo di depan sebuah cafe. Dan kelihatannya Seokjin akan ikut mereka ke rumah Jisoo, ya untuk mengunjunginya tentu saja.
"Sudah berapa lama anak itu izin kuliah? Aku rindu padanya." ucapnya Seokjin kelewatan bar bar.
"Sir, kelihatannya anda dan Jisoo lumayan akrab ya." kata Daniel tiba-tiba.
Seokjin lantas terkekeh pelan. "Bisa di bilang begitu, apa lagi dia murid kesayanganku saat aku masih menjadi guru biologi di SMA nya dulu."
"Tapi Sir, yang di katakan Jisoo benar, tataboga dan biologi sangat jauh berbeda, bagaimana bisa anda menjadi dosen panutan di jurusan tataboga?" Jihyo yang sedari tadi hanya diam mematung akhirnya membuka suara.
"Aku memang pintar memasak dari dulu girl, tapi ayahku memintaku menggantikan dia mengajar terlebih dahulu di SMA yang memang milik keluargaku. Jadi ya aku cuti dulu menjadi Chef dan dosen beberapa tahun dan saat keadaan ayah sudah membaik aku akan menjadi chef dan dosen lagi." perjelas Seokjin.
Jihyo dan Daniel hanya manggut-manggut saja. Ternyata Seokjin putra pemilik sekolah dan sudah sukses sejak muda. Memang seorang yang jenius.
"Ngomong-ngomong usia kita tidak terpaut jauh loh, mungkin hanya selisih sekitar empat atau lima tahun jadi jangan terlalu canggung ya. Aku masih muda kok." Seokjin tersenyum ramah dengan meneduhkan matanya dan Daniel serta Jihyo hanya dapat tersenyum kiku.
Seketika hanya hening yang menyelimuti. Daniel dan Jihyo kelihatan canggung untuk mengajak Seokjin mengobrol dan lelaki itu hanya diam dengan santainya.
"Umm Sir, apakah anda mendapat beasiswa sehingga bisa kuliah dengan cepat?" Jihyo pun bertanya pada akhirnya.
"Pertanyaan bagus girl, aku beberapa kali lompat kelas saat SD dan SMP lalu aku hanya kuliah sekitar tiga tahun setengah dan lulus dengan nilai IPK 4.00 saat usiaku 21 tahun kalau tidak salah, itu sudah lama sekali. Saat semua teman-temanku masih sibuk di semester empat aku sudah lulus duluan. Itu sudah sangat lama mungkin lima tahun lalu."
Baik Daniel mau pun Jihyo tak hentinya mengangapkan mulut. Seokjin ternyata orang yang cerdas dapat menyelesaikan pendidikan saat usia ke 21 tahun dan lompat kelas beberapa kali.
"Sir, ternyata kau sangat jenius, wajar saja kenapa kau sangat tegas saat memberi tugas. Aku kagum." mata Daniel seketika berbinar, kelihatannya dia menemukan sosok idola.
"Kenapa dengan matamu boy?" heran Seokjin saat melihat kemerlap di dalam mata Daniel.
"Abaikan saja dia Sir, kalau sedang kumat dia memang begitu." celetuk Jihyo asal yang tentu saja membuat Daniel kesal sendiri dan mendapat kekehan pelan dari Seokjin.
"Sudah-sudah ayo cepat jalan agar kita sampai ke rumah Jisoo."
****
Ting tong ting tong
Bunyi bel rumah Jisoo di tekan menbuat gadis yang tengah menyantap kentang goreng sambil menonton drama korea di televisi terhenti seketika.
Gadis itu berlari kecil sambil menenteng mangkuk yang isinya kentang goreng serta saos cabai pedas.
Jisoo segera menatap ke arah monitor dan terlihat jelas ada Daniel, Jihyo dan Seokjin.
Tunggu! Seokjin?
Jisoo memekik didalam hati saat melihat wajah lelaki mesum itu.
"Arrghh bagaimana bisa dia ikut dengan temanku?" kesalnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SCENT (JinSoo)
Fiksi PenggemarSetiap hari kita tidak lepas dari aroma, aroma adonan kue yang baru keluar open, aroma rumput yang baru saja di potong, aroma buku baru yang ada di toko buku atau perpustakaan, bahkan aroma bau sampah yang baru dibuang. Jisoo, mahasiswa tataboga ata...